Sabtu, 20 Februari 2016

Beeyy.. Eeennaakk.. Ssayy.. Aahh.. Teruuss.. Llaggii Beey

Aku kenal Benny dari kedua kakakku (Biasanya aku memanggilnya Bey). Mereka berteman ketika mereka berada di luar negri. Wajah Asianya yang kecoklatan dan tubuhnya yang atletis, membuatku terpana waktu pertama kali aku di perkenalkan. Aku sering pergi bersama mereka, dia dan kedua kakakku. Dari hanya sekedar duduk di cafe ataupun berlibur ke luar daerah. Biasanya, kedua kakakku selalu membawa pacarnya masing-masing, sementara Bey selalu menemaniku kemanapun kami pergi.

Lama kelamaan, kami menjadi sangat akrab. Kami berbincang bebas, dari hal yang biasa, hingga hal yang bisa membuat darah berdesir karena nafsu. Suatu ketika kami berbincang di Yahoo Chating. Pembicaraan mulai mengarah ke hal-hal yang membuat nafsu kami mulai naik.

"Zi.. Sepertinya lo kaya gue ya.. MLT (Manusia Libido TInggi)" katanya tiba-tiba.
"Bisa aja.. Emangnya lo gitu?" Tanyaku.
"Yah.. Gue kalau sudah Horny, bisa coli 2 kali sehari! Kaya minum obat ya?" Jawabnya.
"Haah? Gila! 2 Kali sehari? wah.. Gila! Tapi.. Gue juga kalau lagi mau mens juga gitu! Kadang.. Bisa tiap hari masturbate dikamar" Ujarku.
"Gila juga.. terus kalau masturbate, pake apaan? Kenapa nggak ngajak Ale aja?" Tanyanya.
"Kalau lagi ada dia sih enak.. Tapi kalau Ale lagi keluar negri, bisa lama dia baru pulang. Dan dia kemaren sudah berangkat lagi ke LA, padahal baru pulang minggu lalu! Sekarang kalau gue horny, yah.. Paling masturbate!" Jawabku panjang.

Setelah jeda sekian menit.

"Zi.. Gue mau tanya, sebelumnya mohon maaf sebesar-besarnya.. Dan tolong jangan benci gue dan tolong lupakan hal ini kalau elo enggak mau.. Please janji.. Gue mau tanya.. kalau ada kesempatan.. Elo bisa percaya gue sebagai teman elo.. Elo mau enggak lakukan ini dengan gue? Sekali lagi mohon maaf banget sebesar-besarnya telah menanyakan ini ke elo.. Soalnya gue bener-benar bingung.. Gue enggak tahu harus gimana dan harus bicara ke siapa.. Mudah-mudahan elo bisa pahami.. Dan sekali lagi maafkan gue.." Tanyanya.

'Apa?' Pikirku. Agak lama aku memikirkannya. Sudah beberapa kali ia memanggilku di window itu. Tapi tetap aku tidak menjawabnya. Memang aku sudah cukup dekat mengenalnya. Akupun sering membayangkannya ketika aku masturbasi. Tapi.. Untuk ML sama dia?

"Zi.. Kamu dimana? Sory deh kalau kamu tersinggung.. Sory Zi.. Zi.. Jangan marah ya.. Gue cuma ingin melampiaskan apa yang ada dalam pikiran gue. kalau lu nggak berkenan.. Lupain aja deh Zi kalau gue pernah nanya!" Ketiknya.

Setelah agak lama aku membiarkannya, akhirnya aku memutuskan untuk menjawabnya.

"Bey.. Gue nggak marah kok! Cuma kaget aja!"
"Eh.. Bey.. Gue harus offline dulu neh! Ada kerjaan yang harus gue kerjain! Nanti gue telepon deh! bye.."

Hubungan langsung kututup. Seketika kumatikan koneksi internetku. Tak lama, tiba-tiba HP ku berbunyi. Ada SMS masuk! 'Nanti malem aku telpon ya say!' sebuah pesan singkat dari Bey. Sekitar jam 10 malam, aku mengirimkan SMS ke Bey, yang mengatakan bahwa aku sudah bisa diajak bicara. Tak berapa lama ia menelponku.

"Zi.." Ucapnya pelan.
"Biasa aja lagi Bey.. Gue nggak papa kok! Gue cuma kaget doang. Emangnya lo sudah ngebet banget ya?" Tanyaku.
"Iya nih Zi.. Dari pada gue main sama orang yang nggak jelas.. Gue ingin banget main sama lo!" Ujarnya polos.
"Iya sih.. Gue juga lagi ingin banget.. sudah gitu Ale pas nggak ada!"
"Boleh.. Kapan?" tanyaku.
"Asyik!! Besok kan libur tuh.. Lo gue jemput deh.. Kita ngingep di hotel. Yah?" Katanya kegirangan.
"Lo paling suka diapain?" Tanyanya kemudian.
"Gue.. Wah.. Banyak deh! Di oral juga suka banget! Biasanya kalau foreplay paling enak tuh di oral dulu" Jawabku.
"Gue janji bakalan bikin lo puas deh!! Gue kan juga nggak kalah sama Ale!" Ujarnya.
"Bukti dulu! baru ngomong!" Sahutku.

Setelah agak lama berbincang, kami pun berpisah dari udara. Aku segera mempersiapan diri. Mencukur bulu memekku sampai mulus.

*****

Besoknya, aku dijemput Bey jam 5 sore di rumahku dengan motor Tiger merahnya, kemudian kami meluncur ke sebuah Hotel mungil yang aku sendiri tidak begitu mengenal daerahnya. Bey mendaftarkan untuk memperoleh sebuah kamar. Aku mengikutinya dari belakang menuju kamar kami. Sesampainya di kamar, aku segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badanku. Tak berapa lama setelah aku menanggalkan pakaian dalamku dan hanya mengenakan kaosku yang longgar, Bey mengetuk pintu kamar mandi. Waktu kubuka, ternyata disana ada Bey yang hanya mengenakan celana dalam berwarna biru mudanya. Sepertinya celana itu menyimpan benda yang terlalu besar untuk dimasukkan didalamnya.

Bey langsung mencium bibirku dan memainkan lidahnya ganas dalam mulutku. Aku tidak mau kalah, akupun memainkan lidahku ke dalam mulutnya. Nafas kami berdua semakin memburu. Tangannya yang satu meremas-remas tetekku dan memainkan putingnya dan lainnya mengorek-ngorek memekku dengan jarinya. Tanganku pun tak tinggal diam. Aku meletakkan telapak tangan kananku diatas gundukan dicelananya, meremas-remasnya sedikit dan mengocoknya dari luar. Terasa seperti ada darah yang panas naik di punggungku, mendidih semua darahku oleh nafsuku. Yang ada dalam benakku saat itu hanyalah mewujudkan impianku selama ini untuk merasakan apa yang ada dibalik celana dalamnya, yang selama ini menghantuiku.

Aku menyandarkannya pada tembok kamar mandi dan mulai menjilati lehernya, kemudian semakin ke bawah, ke arah putingnya. Dadanya yang bidang dan ujung putingnya yang mungil, membuatku gemas ingin menggigitnya. Kuputar putar lidahku disekeliling putingnya kemudian menghisapnya kuat. Kudengar desahan halus dari mulut Bey menandakan ia juga menikmatinya, membuatku semakin bersemangat. Perlahan, lidahku menuju celana dalamnya yang berisi benda yang tadinya agak lembek, sekarang sudah sangat keras sekali. Pertama kucium bagian itu dengan mesra dari luar celananya, perlahan kubuka celana dalamnya itu, dan kontolnya mencuat seperti terbebas dari sangkar celana dalamnya. Batangnya yang panjang sekitar 16 cm dan sungguh tebal sekitar 5,5 cm itu membuatku terpana sebentar. Panjangnya memang tidak sepanjang milik Ale, tapi.. Sangat tebal!

Aku mulai menghisap bola bolanya dibagian bawah, kemudian menjilat dari bawah ke ujung kontolnya. Kepala kontolnya yang mengkilat karena sudah basah oleh larutan pelumasnya, kumasukkan dengan segera ke dalam mulutku. Terasa penuh, tapi aku ingin mereguk semua kontolnya hingga sampai ke dalam tenggorokanku. Desahan Bey semakin kuat menandakan ia juga menikmatinya. Kukocok kontolnya itu dalam mulutku dengan irama kadang cepat, kadang lambat. Sambil kuputar-putar tanganku yang menggenggam batang yang tersisa diluar mulutku sambil meremasnya perlahan. Semakin cepat aku menghisapnya, semakin Bey mendorong kepalaku supaya kontolnya masuk sepenuhnya dalam mulutku. Tiba tiba, ia menarik badanku dan mebalikkan badanku hingga menghadap tembok. Ia menarik pantatku hingga aku sedikit menungging. Terasa ada benda tumpul yang mulai menyodok-nyodok memekku yang sudah basah. Dalam satu kali tusukan yang keras, Bey menghujamkan kontolnya ke dalam memekku.

"Ssshh.. Aaahh.. Beeyy.." Jeritku saat itu.

Sebentar ia membiarkan kontolnya diam dalam memeku. Tangan kanannya mengusap-usap klitorisku dari depan, sementara yang satunya meremas tetekku. Ia mencium pundak dan leherku bagian belakang, membuatku semakin merinding. Perlahan ia mulai mengocok kontolnya dalam memekku. Terasa penuh dan sulit untuk digerakkan. Dinding memekku seakan ditarik-tarik keluar. Aku merapatkan pahaku, hingga benar-benar terasa kontolnya yang besar itu mengacak-acak memekku. Ia mengocoknya semakin kuat, dengan tusukan-tusukan yang dalam.

"Beeyy.. Eeennaakk.. Ssayy.. Aahh.. Teruuss.. Llaggii Beey.. Ah.. Aahh.. Ssshh.." aku mulai ngelantur.

Tiba-tiba terasa perutku bagian bawah mulai mengejang, otot-otot memekku mulai bergetar, pahaku mulai tidak kuat merasakan ledakan nafsu dalam tubuhku. Aku menjerit semakin kuat memanggil namanya.

"Beeyy.. Aaahh.."

Terasa otot-otot memekku berkedut keras, meremas kontol Bey yang masih tertanam didalamnya. Bey memegang pinggangku, menjagaku agar tidak terjatuh. Ia mengeluarkan kontolnya, dan mendudukkanku diatas toilet. Kontolnya masih berdiri tegak, berdiri persis di depan mataku. Kontol yang ada di depan mataku itu, langsung saja kuhisap. Kumainkan dalam mulutku. Terasa sangat penuh, tapi nikmat sekali. Kembali aku memainkan lidahku di kepala kontolnya, membuat Bey mendesah desah perlahan, tanda ia sangat menikmatinya. Sesekali ia mendorong kepalaku hingga kontolnya masuk lebih dalam ke dalam mulutku. Semakin cepat aku mengocoknya.

"Aaahh.." Tiba tiba ia mendesah, bersamaan dengan itu, spermanya berhamburan dalam mulutku, terasa beberapa kali semprotan yang kuat ke dalamnya. Kutelan semua spermanya hingga tidak tersisa sedikitpun, kemudian kujilat seluruh kontolnya dan kukulum dalam mulutku.

Setelah aku beristirahat sebentar, kembali aku menghisap kontolnya hingga kembali bangun dan berdiri tegak. Bey menyalakan air hangat dari shower dan menyemprotkan ke memekku. Ia mengelus-elusnya perlahan. Aku membuka pahaku supaya ia bisa lebih leluasa. Ia mengambil sabun khusus untuk memekku, dan mengusap usapnya hingga berbusa, memainkan jarinya disana kemudian setelah bersih, ia kembali membilasnya dengan air hangat.

Setelah aku mendapatkan kembali kekuatanku, kami keluar dari kamar mandi dan berbaring di tempat tidur. Kami kembali berciuman mesra. Dari hanya berciuman biasa, aku mulai memainkan lidahku dalam mulutnya. Bey mulai naik diatasku dan mulai menciumi sekujur tubuhku. Dari telingaku, leherku, putingku tidak ada yang terlewatkan. Lidahnya yang hangat, menjelajahi daerah-daerah sensitifku dengan sempurna. Benar-benar membuatku sangat bernafsu. Tak berapa lama, lidahnya mendarat di memekku.

"Ahh.. Ssshh.." Desahku keenakan.

Lidahnya mulai memainkan lubang memekku, kadang menghisap bibir memekku, kemudian tiba-tiba menusukkan lidahnya yang hangat itu dalam memekku, membuatku serasa melayang. Ia menghisap-hisap lubangku, seperti difakum rasanya. Sungguh nikmat tiada tara. Berbeda dengan ketika ia menusukkan kontolnya, kali ini, terasa kecil tapi sangat lembut dan menggelitik. Memekku dibuatnya gatal, terasa ada cairan yang mengalir keluar dari lubang memekku, tapi dengan segera ia menjilatnya hingga bersih. Semakin lama semakin nikmat rasanya. Aku mendesah sangat kuat karena keenakan. Terasa ada desakan dari dalam memekku, membuatku semakin menggelinjang. Aku mulai merapatkan pahaku, taktahan aku menahan gejolak dalam dadaku.

"Ahh.. Beeyy.. Eennakk.. Aaahh.. Bey.. Keluar.. Beyy.. Beeyy.."

Aku meracau tak jelas, ketika memekku mulai berkedut, dan mengeluarkan cairan kenikmatan dari dalam.

"Gila Bey.. Lidah lo! Kontol lo! Enak banget! Ahli banget sih lo! Belajar dimana?" Ujarku sambil mengelus kepalanya yang masih di memekku. Kuliahat bibirnya belepotan cairan cintaku. Ia kemudian menjilatnya hingga bersih, kemudian ia menciumku mesra.

Ia terlentang disebelahku, masih dengan kontolnya yang berdiri tegak. Ternyata sampai tadi, ia belum juga mengendurkan otot-otot kontolnya. Aku duduk diatasnya, dan membimbing kontolnya masuk dalam memekku. Aku menurunkan pantatku.

"Ughh.." desahku, merasakan kontolnya yang panjang itu masuk ke dalam memekku. Menekan peranakanku. Perlahan aku memutar mutar pantatku, sementara ia sekali sekali menusukkan kontolnya ke dalam memekku dengan menyentakkan pantatnya, membuatku semakin melayang. Segala arah kucoba, semakin aku tergila gila dengan kontolnya. Dari berputar putar, maju mundur, bahkan naik turun seperti mengendarai kuda. Ya, aku seperti mengendarai kuda jantan yang kuat. Memekku terasa diobok obok, diaduk aduk. Aku berpegangan dengan kepala tempat tidur supaya aku bisa lebih kuat menggoyang pantatku.

Plok.. Plok.. Plok.. bunyi setiap kali pahaku beradu dengan pahanya. Sesungguhnya aku sudah semakin tidak kuat menahan kenikmatan itu, otot dalam memekku terasa sangat tegang, mengikat kuat kontol yang tertanam didalamnya.

"Aaahh.. Beeyy.. Akkuu mauu keluaarr.. Beeyy.." Aku meracau merasakan kenikmatan yang tiada tara.
"Bareng sayy.. Aaahh.." Terasa kedutan keras di batangnya, menandakan ia telah mengeluarkan spermanya dalam memekku.

Aku tetap duduk diatasnya sebentar. Taklama kukeluarkan kontolnya yang sudah sedikit lemas. Aku mulai mengulum kontolnya yang sudah sedikit menciut. Ternyata sekalipun begitu, tidak muat sepenuhnya dalam memekku. Hmm.. Akhirnya impianku tercapai mendapatkan kontolnya yang besar itu.

E N D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar