Senin, 09 November 2009

Sedarah Daging kisah menarik antara abang dan adik kandung yang saling mencintai. Si abang bernama Daud 16 tahun dan adiknya bernama Siti, 14 tahun. Setelah kelaihran Siti, ibunya harus menjalani oerasi, karean terdapat kelainan kandungan. Hingga ibunya tak bisa melahirkan lagi, dan ayah mereka "terpaksa" menikah lagi. Hubungan istri
Kakak Tersayang - 2 Keesokan harinya, gue terbangun. Begitu terbangun yang pertama kali mampir dipikiran gue ya tentu aja kejadian malam sebelumnya. Langsung kalut otak gue. Kepengen rasanya tidur lagi, tidur terus tanpa perlu bangun. Gue lirik jam, udah hampir jam 1 siang, busyet lama juga gue tidur. Gue coba bangkit, alamak,
Gairah Ibu Dan Anak Kejadian diawali ketika Pak Widyo tugas meninjau ladang minyak baru di lepas pantai. Di rumah cuma ditunggui oleh Bu Ambar, Rudi dan seorang pembantu setengah baya Mbok Inah namanya. Seperti biasa, pada malam hari Rudi sedang belajar untuk menghadapi Ebtanas minggu depan. Ia tengah sibuk berkutat dengan soal-soal
Oh Mama ........ Tak Kusangka Oh Mama ........ Tak KusangkaSebenarnya aku teramat malu untuk menceritakan kejadian tragis ini, bagaimanapun ini rahasia keluarga, aku dan mama. Waktu itu hari Minggu pagi, pertengahan bulan Desember 1988, ketika liburan sekolah semester ganjil, semester pertama setelah di SMU.Pada hari itu aku diminta
Kisah TotokMamaku berusia 51 tahun ketika peristiwa itu terjadi. Mama telah menjanda karena Papa telah meninggal dunia. Mama menurut kata orang cantik dalam usianya yang setengah baya. Dari semua sex appealnya yang paling menonjol adalah rambutnya yang terurai panjang sampai dipantatnya yang montok. Sebagai anak tunggal,aku merupakan tumpuan harapan Mama walaupun prestasiku sebagai mahasiswa
Adek cewek yang seksi 2Yang ini aja...”“Nggak ah, Kak... Bagusan yang ini tau...”“Hmm... Masa sih?”Sore itu aku dan Vany sedang berada di dalam sebuah toko yang menjual berbagai kartu ucapan di sebuah mall di dekat rumah kami. Kami sedang memilih kartu ucapan untuk salah seorang teman Vany yang akan berulang tahun sebentar lagi. Sudah sekitar setengah jam kami berputar-putar di antara rak-rak
Adekku yang seksi1...“Eh yang itu cakep tuh..”“Nggak ah cakepan yang kanannya.. Lebi imut...”“Ah nggak nurut gue cakepan yang kiri..”Ini kebiasaan teman-temanku setiap jam istirahat ketiga pada hari Kamis. Kami, siswa-siswi SMA, pulang sekolah pukul 13.30 setiap harinya; sementara siswa-siswi SMP sudah mengakhiri pelajaran pada pukul 11.45, bertepatan dengan jam istirahat ketiga kami.Setiap saat
Bulik Ku SayangAku sekarang tinggal di ibu kota, bekerja di suatu perusahaan telekomunikasi asing di kawasan Sudirman. Kisahku ini terjadi ketika aku masih 17 tahun, kelas dua SMA di kota Y. Aku tinggal di suatu kampung di pinggiran kota Y. Di samping rumahku tinggal keluarga kecil dengan dua anak yang masih kecil-kecil. Kebetulan keluarga ini masih famili dengan keluargaku tepatnya masih adik
Hadiah Ulang tahun Mama namaku Toni. Well, langsung saja kali ya. Ceritaku ini bermula kira-kira 5 tahun yang lalu. Saat itu umurku masih 16 tahun, yaah mendekati 17 tahun. Aku ingat betul karena ceritaku ini terjadi berdekatan dengan ulang tahunku, dan mungkin sedikit berhubungan dengan ulang tahunku itu.Hari itu adalah tepat satu hari sebelum hari ulang tahunku yang ke 17. Saat itu aku dan
Aku Diperkosa AnakkuNamaku Ibu Ida (Nama Samaran), sekarang (Th 2008) usiaku 51 tahun, PNS di kota Bandung, Anakku yang pertama, laki-laki lahir tahun 1979 ….namanya Hendi.Anakku yang kedua, perempuan lahir tahun 1981…namanya Wina.Anakku yang ketiga, perempuan lahir tahun 1984…namanya Dewi.Pada tahun 1990 aku dan suamiku bercerai, ketiga anak-anakku ikut bersamaku.. kehidupan kami pada sa’at itu
Kita Ngentot YukLucu nih......!!"Tante, kita ngentot yuk..." begitu tiba-tiba Gilang mengatakan kepada tantenya. Tantenya merasa terkejut mendengar perkataan keponakannya itu."Kamu tau dari mana bicara seperti itu?" tanya tantenya terkejut."Dari Tony," kata Gilang cepat."Tony itu siapa?""Itu teman main Gilang yang di depan rumah kita," jawab Gilang."Tony yang tinggi kurus itu?" tanya tantenya [
Kisah Cintaku dengan Tante Kartikamau bagi2 cerita nih, sori kalo kaku atau boring krn saya baru pertama kali nulis cerita spt ini.Ini kisah saya dengan Tante saya sendiri Tante Kartika.Saya pria umur 24 tahun , yang baru saja menyelesaikan studi 1 tahun lalu. Nah kisah ini terjadi di tahun 2008 pasca saya lulus kuliah. Saya kuliah di Bandung di salah satu universitas akademi komputer , seperti
Film Horor Berbuah ManisOleh: ANH Alias DoniIni kisahku, terjadi sekitar delapan tahun lalu. Sebenarnya aku malu mengisahka ini. Tapi, mungkin pengalaman ini berguna bagi pembaca sekalian.Kisahku bermula ketika itu aku baru duduk di kelas tiga SMA. Aku tinggal di kota B. Rumahku masih terbilang cukup gelap oleh rimbunan pepohonan. Aku tinggal bersama orang tua. Tak jauh dari rumah kami, tinggal
Bonus MengintipSejak tinggal dirumah nenek, aku bener-bener dimanja soal sex, juga soal duit. Sampai suatu ketika rumah nenek kedatangan tamu dari Manado, namanya Tante Wine. Menurut nenek Tante Wine ini tinggalnya di desa jadi agak kolot gitu. Tapi pas pertama dikenalkan, aku tidak melihat wajah desa dari Tante Wine. Raut muka yang cantik (nggak berbeda jauh dengan nenek Elsa) dengan postur yang
Ayah...paman Juga........Pengalaman pertama “ngentot” sama bpk kerap membuat perasaan ku tak menentu,kadang aku tak mengerti dengan pikiran ku sendiri.di sisi laen aku mengumpat sesuatu yang sudah menimpaku,tapi di sisi laen kerap aku menginginkan bpk melakukan nya lebih dari apa yang sudah bapak ajarkan kemaren.Tak ayal kejadian demi kejadian panas antara aku dan ayah kian menjadi terlebih
Kakakku yang BinalAku Andi 17 tahun kelas 2 SMU. Keluargaku adalah orangCina miskin dari satu kota kecil di Jawa.Aku dan ciciku(kakak perempuan) tinggal dengan pamanku,sepupu papa,pengusaha sukses di kotanya. Kakakku setahunlebih tuadariku, namanya Lisa. Kami ikut papa sejakkecil setelahorangtuaku bercerai. Kami jarang kontak dialagi setelahdia kawin lagi dengan gadis pribumi 20 tahundan pindahke
Simpanan Ayah TiriAyahku sudah sekitar 3 tahun meninggal dunia, meninggalkan ibu dan anak-anak, aku dan adikku Charles yang masih kecil. Kini Charles sudah duduk di kelas 8 SD sedang aku sudah tamat SMU, mulai kuliah di Akademi Pariwisata dan Perhotelan. Meski mendapat dana pensiun tetapi amat kecil jumlahnya. Maklum, ayahku hanya pegawai kecil di Pemda KMS. Untuk menyambung hidup dan membiayai
Mamaku Hadiah UltahkuNamaku Sony, umur 24 tahun. Aku seorang lajang asal Semarang dan kuliah di Jakarta. Aku akan menceritakan pengalamanku.Cerita ini berawal ketika aku pulang ke daerahku, untuk masa liburan kuliahku. Aku tinggal dengan nenekku, sedangkan mamahku serta keluargaku tinggal di rumah yang terpisah dengan nenekku.Pagi itu aku ke rumah mamahku karena ditelepon olehnya. Kebetulan saat
Ngentot bareng-bareng......!Sewaktu aku masih kecil kira-kira masih usia SD aku sering melihat ayah dan ibuku memutar film porno di ruang keluarga. Tidak peduli siang atau malam, ada anak-anaknya atau tidak di sekitar mereka, cuek mereka saja memutar film-film porno dan bahkan mereka langsung saja bersetubuh di sana bika mereka terangsang oleh film-film itu. Memang para pembantu yang sudah paham
Sepupu gw masih perawanHai, panggil gw puding.Keluarga besar gw tau kalo gw emang deket dengan sepupu2 gw. Terutama yang cewe. Pertengahan tahun 2005 kemarin, keluarga besar gw jalan2 ke daerah puncak ada sekitar 10-12 mobil deh. Di hotel Jayakarta (Udah deket2 puncak pas).Waktu acara makan pagi, gw sama sepupu gw (Namanya Astrid, tinggi sama kayak gw. Bentuk badan proporsional. Facenya oriental
Penghibur Kesepian Istri KakakkuKoleksi Cerita Dewasa.Sebut namaku Dede, semasa kuliah aku tinggal bersama kakakku Deni dan istrinya Dina. Aku diajak tinggal bersama mereka, karena kampusku dekat dengan rumah mereka, daripada aku kost. Usiaku dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dariku.Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di rumah. Sering kulihat Dina
Mamaku Luar BiasaPerkenalkan namaku Timmy (nama singkat saja). Umurku baru saja 19 tahun. Aku sedang melanjutkan studi kuliahku di kota Perth Aussie. Aku sudah tinggal di kota ini sejak 1 tahun yang lalu, dan sekarang sedang dalam studi semester pertama di kuliah.Aku memiliki aib yang tiada satu pun teman atau orang lain yang mengetahui tentang aib ini, kecuali mamaku sendiri. Aku sebenarnya
Mertuaku Luar BiasaKisah nyata ini baru saja aku alami! Tepatnya bulan pada Mei 2003 yang lalu. Waktu itu bertepatan dengan banyaknya libur tanggal merah, yang harinya sangat berdekatan. Aku dan istriku sengaja mengambil cuti sebanyak dua belas hari kerja, ditambah dengan libur tanggal merah. Yah! lumayan untuk istirahat dari rutinitas pekerjaan dan sumpeknya kota Jakarta.*****Aku berusia 30
ASTAGA...kejadian dehHei,kenalkan nama gw Adit umur gw baru 18 taon gw tinggal di yogyakarta , gw mau cerita neh tentang pengalaman seks gw , gw berhubungan badan pertama dengan Mama umurnya masi 39thn (BH 36B tinggi 160/60kg) and Tante gw namanya Tante April umurnya baru 30thn(Bh 36B tinggi 162/55kg) cerita beginih…Waktu itu Papa gw baru dinas keluar kota selama seminggu kakak and adek gw pada
Kasih Sayang Seorang AnakNamaku Indah, aku seorang pegawai negri dikantor milik pemerintah yg mengurusi perpajakan. Selain itu aku jg menjadi seorang ibu rumah tangga, ya aku telah menikah dengan seorang pria yg aku puja yg bernama Toni. Dari pernikahan aku dengan Toni 23 tahun lalu, kami dikaruniai dua orang anak. Anak pertamaku bernama Haris, sekarang Haris berkuliah disalah satu perguruan

Minggu, 08 November 2009

Sewa modalku yang tak terlupakan - 2

"Terima kasih atas pengertiannya Bu' eh.. Tia. Panggil saja aku Anis"."Oh yah, perlu nggak kita masuk kamar mandi lebih dahulu atau langsung aja ke inti permasalahannya," tanya tia sambil turun dari rosban."Saya rasa tidak perlu, kita khan baru saja mandi di rumah, lagi pula parfum yang telah kita semprotkan ke tubuh kita dan diniatkan, nanti menghilang ha.. Ha," jawabku sambil ketawa."Okelah

Si montok Tante Anna

Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan.*****Diawali dengan masuknya aku ke salah satu kampus yang kebetulan memang tempat cita-citaku sebagai ahli komputer. Pada tahun 1994, kepindahanku dari Jakarta Barat ke Bandung, tepatnya aku tinggal di daerah perumahan yang dulu pernah ditinggali kedua orang tuaku, dan

Sopir pemuas nafsu

Ini adalah kisah nyata sepupuku Renal yang di ceritakan kepadaku dan dia memintaku untuk mengirim ke RumahSeks situs yang pertama kali aku kenali kepadanya, situs khusus dewasa waktu ia belum bekerja. Sekarang dia kerja jadi supir pribadi di tempat Bu Nani yang usianya sekitar 30 tahunan, Janda beranak satu yang di tinggal mati suaminya empat tahun yang lalu.Berikut ini adalah kisahnya:Setelah

Pengalaman pertamaku bercinta - 2

Dia sepertinya belum pernah merasakan oral sex dan baru kali ini saja dia merasakannya. Terlihat reaksi seperti kaget dengan kenikmatan yang satu ini."Gimana Bu, nikmat kan, Bu..?" Kataku."Hmh.. kamu.. sshtt.. kamu.. kok.. nggak jijik.. sih, Idan?" tanyanya ditengah-tengah desah dan deru nafasnya."Enggak, Bu.. enak kok.. gimana enak nggak kalau vagina Ibu saya jilat?""Iyahh.. aduh.. sshhtt..

Pesta bertiga

Cerita ini bermula ketika aku ada janji dengan temanku bernama Irfan (samaran) untuk membicarakan suatu organisasi. Disepakati sebuah tempat yang mudah didapat yaitu café S yang terletak di sebuah plaza di kota S. Rencana pertemuan ditentukan jam 2 siang, artinya setelah kami sama-sama selesai kuliah.Sebelumnya perlu pembaca ketahui, namaku Sakti, sesuai dengan namanya, entah mengapa dalam

Sewa modalku yang tak terlupakan - 1

Nama saya adalah Anis. Usiaku sekarang 38 tahun dan berat badan 57 kg serta kulitku berwarna sedikit hitam. Kini aku tinggal bersama seorang istri dengan 3 orang anak di salah sati ibu kota Kabupaten Sulsel, yang masih bestatus kontrakan. Aku menikah dengan seorang gadis dari suku lain di sulsel th. 1990 atas dasar kemauan orangtua kami. Meskipun pernikahanku tidak didasari rasa cinta yang

Modalku disewa perawan tua - 1

Kisahnya, hanya berselang 4 hari setelah kuterima pembayaran sewa modalku dari Tia, aku kembali membuat jadwal pertemuan bersama Ani, setelah beberapa kali kami saling kontak lewat email seperti halnya ketika kami kontak dengan Tia sebelum peristiwanya berlangsung di penginapan itu. Kali ini sudah yang kelima kalinya kami saling tukar email, bahkan sampai kami saling tukar pengalaman sex dan foto

Modalku disewa perawan tua - 2

Karena penasaran dan semakin tidak mampu menahan kerinduannya terhadap modal pokokku itu, akhirnya ia merangkulku dengan erat sekali, lalu membalikkan tubuhku ke bawah, lalu ia segera bangkit mengangkangiku, dan buru-buru ia mencari benda yang kupersewakan itu, apalagi sejenak ia rasakan sentuhannya tadi, mungkin kenikmatannya tidak bisa diukur.Aku hanya pasrah membiarkan ia mencari kenikmatannya

Pengalaman pertamaku bercinta - 1

Aku ingin meceritakan pengalaman sex dan ini adalah pertama kalinya aku merasakan bagaimana rasanya melakukan hubungan sex dengan wanita apa lagi dengan wanita yang umurnya dua kali lipat dengan umurku. Aku seorang pria yang bernama Idan tapi teman-teman sering memanggil namaku dengan sebutan Jangkis karena sesuai dengan kondisi badanku yang kurus, tapi bukan karena jarang makan tapi memang sudah

Dosenku yang manis

Cerita ini terjadi sewaktu aku menuntut ilmu di ***-**, Malang, Jawa Timur beberapa tahun yang lalu. Di sinilah aku telah kehilangan perjakaku yang aku pertahankan sekian lamanya.Bu Rini (bukan nama sebenarnya) adalah seorang dosen yang cantik dan pandai. Orangnya kecil molek tapi bodynya mengalahkan anak dara. Dari cerita yang kudengar dia sudah setahun menjanda tanpa ada anak.Dia mengajar

Ibu kostku kekasihku

Saya ingin menceritakan pengalaman saya waktu masih kuliah semester lima di Bandung sekitar 4 tahun yang lalu. Nama saya sebut saja Iwan dan berasal dari Jakarta dan waktu itu saya kos di dekat daerah Dago. Tempat kosnya lumayan bagus dan ibu kos saya waktu itu berumur sekitar 28 tahun. Suaminya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas dan dia belum sempat dikaruniai anak. Untuk membiayai

Chatting membawa nikmat

Nama saya Agus, umur 22 tahun. Cerita ini bermula dari chatting. Suatu malam karena saya merasa suntuk dan bosan, lalu saya hidupkan komputer dan mulai chatting. Iseng-iseng saya klik sebuah nama dan kami mulai pengenalan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu di suatu tempat, dan dia bilang dia memakai pakaian putih dan bawahnya jeans. Besoknya kami ketemu dan ternyata itu teman

Ci Fiona mantan guru lesku

Dulu temanku pernah bercerita tentang pengalaman kami bercinta dengan Ci Fiona guru les kami. Sekarang aku, Hans akan bercerita tentang pengalaman lain bersamanya.Ceritanya begini, memang sejak peristiwa itu kami sering mengulangi perbuatan itu lagi, namun selepas SMU kami berhenti les dengannya. Sejak itu sudah jarang sekali bertemu dengannya, apalagi waktu pacarnya yang di US pulang

Cintaku untuk Bu Lina

Bagiku masa SMU adalah masa-masa yang tidak dapat kulupakan. Terutama yang berhubungan dengan cinta. Selama 3 tahun di SMU aku sudah 3 kali berpacaran. Yang pertama, saat kelas 1, pacarku salah satu cewek populer di sekolahku, dan hubungan kami cuma bertahan selama 2 bulan. Di kelas 2, aku kembali menjalin hubungan dengan seorang cewek manis, dan hubungan tersebut berjalan cukup lama, hampir satu

Proyek ibu dan anak

Aku adalah seorang profesional di bidang seni boleh dikata sebagai konsultan bidang seni dekorasi. Aku mempunyai rumah yang ku jadikan kantor sederhana tapi cukup baik untuk kerja sendiri. Di kantor ini aku mempunyai seorang penjaga yang merangkap sebagai tukang pada saat saya mempunyai proyek dekorasi, tukang ku ini memiliki keluarga yang aku tampung juga dikantor, yah itung-itung untuk ikut

Mantanku, kawan suamiku

Namaku Yulia dan biasa dipanggil dengan Lia, aku sudah menikah kira-kira 3 tahun. Saat ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga, meskipun sempat kuliah di sebuah perguruan tinggi. Sedikit gambaran fisik tentang diriku, umur saat ini 25 tahun, berkulit putih, berambut lurus sepundak, dengan payudara yang sekal, tinggi 155 cm, berat 45 kg, dengan perut rata dan pinggang kecil namun sintal.

Permainan cinta di kamar mandi

Halo kenalkan, aku Panji Anugerah (nama samaran). Seorang pria berusia 37 tahun, menikah, dengan seorang wanita yang sangat cantik dan molek. Aku dikaruniai Tuhan 2 orang anak yang lucu-lucu. Rumah tanggaku bahagia dan makmur, walapun kami tidak hidup berlimpah materi.Boleh dibilang sejak SMA aku adalah pria idaman wanita. Bukan karena fisikku yang atletis ini saja, tapi juga karena kemampuanku

Pons, teganya kau

Saya ingin menceritakan pengalaman seks saya 8 tahun yang lalu, sekarang saya sudah berumur 22 tahun. Cerita ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal dengan semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tahu lagi apa itu namanya.Saya adalah cewek yang lumayan

Bidadari itu Ibu pemilik apartemen - 1

Aku tiba di Jepang pertama kali pada awal Februari. Saat itu kota kecil tempat aku belajar tengah tertutup oleh timbunan salju. Sewaktu mencari apartemen yang kemudian kutinggali, aku hanya tahu bahwa ibu pemilik apartemennya masih muda dan sangat cantik. Waktu itu dia mengantarku menengok keadaan apartemen. Dia mengenakan celana jean dan jaket bulu yang longgar dengan mengenakan penutup kepala

Bidadari itu Ibu pemilik apartemen - 2

Jam duduk di atas TV menunjukkan pukul 22:30 ketika pesawat telpon berdering. Aku bangun dari tidur-tiduran di depan TV. Gagang telpon pun kuangkat dari pesawatnya yang tergeletak di samping TV."Hai, Bobby desu keredomo...," ucapku sambil menempelkan ujung gagang telpon ke telinga."A... Kawamura Yumiko desu ga...," suara merdu perempuan menyahut di telpon.Deg! Jantungku berdegup keras. Telpon

Gairah karyawanku

Cerita ini kubuat semata-mata hanya ingin berbagi pengalaman, dimana kejadian yang kualami ini sungguh-sungguh terjadi kurang lebih setahun yang lalu. Sengaja nama tempat-tempat yang pernah ada, kusamarkan karena tidak enak dengan karyawan lain.Aku adalah seorang pimpinan sebuah Biro Perjalanan Wisata yang terhitung masih baru di negara ini. Panggil saja aku Pram. Aku seorang laki-laki yang masih

Bercinta dengan ayah sahabatku - 1

Ini adalah cerita pengakuan Sinta, pacar gelapku, ketika ia membuat skandal dengan Oom Icar, ayah Asmi sahabatnya. Waktu itu Sinta belum menikah denganku dan baru membuat hubungan intim dengan dr.Budi yang pernah membantu menggugurkan kandungan hasil hubungan gelapnya dengan kakak iparnya sendiri.Oom Icar, 47 tahun juga cukup dikenal akrab oleh Sinta karena dia sering bertandang di rumah

Bercinta dengan ayah sahabatku - 2

Beberapa saat kemudian keduanya tiba dalam orgasme secara bersamaan. Sinta yang mulai duluan dengan memperketat belitannya. "Aduuhh.. ayyuhh.. Oomm.. shh.. ahgh.. iyya.. duhh.. aahh.. hgh.. aahh.. aeh.. ahduhh.. sshh Oom.. hheehh.. mmhg.. ayoh.. Sin.." saling bertimpa kedua suara masing-masing mengajak untuk melepas seluruh kepuasan dengan sentakan-sentakan erotis. Sama-sama mendapatkan

Bercinta dengan istri orang

Sebelum memulai ceritaku, aku akan memberikan sedikit gambaran mengenai diriku. Namaku adalah Ivan, bekerja sebagai karyawan swasta asing di kawasan Sudirman, Jakarta. Aku adalah seorang pria berusia 29 tahun, aku keturunan chinese, wajahku lumayan ganteng, kulitku putih bersih. Tinggiku 165 cm dan berat badanku 70 kg, sedikit kumis menghiasi bibirku.Kejadian ini adalah sebagian dari kisah

Berawal dari khayalan

Cerita ini di mulai waktu saya masih duduk di kelas 1 SMA di kota B. Usia saya sekarang 33 tahun, berarti kejadian ini terjadi 16 tahun yang lalu.Panggil saya Kadek, ketika itu saya mempunyai kelompok belajar yang selalu rutin belajar di salah satu rumah teman kami, Bima. Saya, Bima, Hendra, Julian dan Rizki setiap akan ulangan selalu belajar berkelompok sambil menginap, karena anak kelas satu

Jumat, 30 Oktober 2009

Anything for you - 2

Sekitar 10 menit kami saling mengocok, meremas, dan menghisap diikuti dengan gelinjangan dan jeritan-jeritan histeris, ketika tiba-tiba Mbak Juliet menengadahkan wajahnya ke arahku dan merintih."Son.. Mbak udah nggak tahan nih.. please..!" tanpa menunggu kata-kata selanjutnya kuangkat tubuh janda cantik itu dari posisi berlututnya.Kusuruh dia meletakkan kedua tangannya di atas meja menghadap

Apotik 24 jam

Sudah lebih dari 4 jam Tedi bersama 2 rekannya menunggu didepan pintu kamar UGD (Unit Gawat Darurat) sebuah rumah sakit di kota metropolitan. Rudi teman mereka bersama pacarnya mengalami kecelakaan mobil yang lumayan parah tadi pagi sehingga harus dirawat secara intensif di ruang UGD. Tedi dan 2 rekannya merasa berkewajiban untuk membantu teman karibnya karena pihak keluarga Rudi belum ada

Anugerah terindah - 2

Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya. Setelah 10 menit, sayapun tidak tahan tahan lagi, langsung saya naik ke atas tubuh Reni dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Reni dan aroma kemaluan Reni di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Reni, dan sebentar kemudian

Anugerah tak terduga

Semasa SMU aku dikenal sebagai kutu buku yang bercita-cita tinggi, yang tak bisa memegang bola basket, minder terhadap urusan cewek dan tak punya pacar. Sehingga hampir setiap sabtu teman-teman melantunkan lagu Koes Plus untukku, "Sabtu malam kusendiri.." Namun ketika kami mengadakan reuni sepuluh tahun kemudian, ternyata teman-temanku justru terlihat seperti suami yang hidup di bawah

Anything for you - 1

Hai, aku mau cerita tentang hubunganku dengan seorang seorang cewek cantik. Kisah ini terjadi di kota XX. Aku bekerja di salah satu perusahaan konstruksi terbesar di sana.Kamis malam aku kebetulan pulang dari proyek. Dalam perjalanan aku melewati sebuah rumah sakit. Aku secara nggak sengaja melihat dari kejauhan nampak seorang gadis berambut panjang mengenakan jas ketat putih dan span putih

Antara Yogya dan Pantai Sanur - 2

Cairan hangat mulai keluar dari lubang kenikmatannya yang hangat dan dengan aroma yang khas vagina perempuan, tapi ini lain entah aku tidak tahu lagi mau ngomong apa. Kuhisap, kutelan dengan segala perasaan nikmat yang tinggi dan dia menggelinjang hebat tatkala mulutku, bibirku menyedot habis ke arah lubang kenikmatan vaginanya dengan cengkeraman yang kuat kedua belah pahanya di kepalaku.

Antara Yogya dan Pantai Sanur - 3

Dilepaskan bibirku dari gigitannya sambil memandangku tersenyum manis, kusentuh lagi bibirnya yang sensual itu, dia mencoba membalasnya, kuhindari dengan menciumi dagunya yang indah terus turun ke lehernya yang putih jenjang, turun lagi sampai di kedua susunya yang besar, montok dihiasi puting coklat muda yang amat menggemaskan itu. Kukecup puting itu dengan lembut dan mesra."Aduuh Dhitya..

Anugerah terindah - 1

Sore itu saya mengantarkan istri ke bandara, dia mau ke luar negeri untuk bertemu dengan kakaknya, Jack. Pukul 20.00 saya sudah kembali ke rumah, langsung menuju kamar tidur untuk membuka website saham di laptopku, belum berapa lama saya ngecek fluktuasi saham, tiba-tiba handphoneku berbunyi, ternyata dari instruktur fitnessku, Susi."Hi Ndii pha kabar?" sapanya"Baik" balasku"Ndi, bini lu pergi

Antara Yogya dan Pantai Sanur - 1

Kegiatan shooting film sementara 'break' istilahnya atau istirahat karena hampir seluruh insan perfilman Indonesia dan negara-negara anggota FFA tumpah ruah di Yogya, berarti aku menganggur, tidak ada 'site-income' dari shooting film. Aku terpaksa mencari pekerjaan yang sifatnya Part Time yang berhubungan dengan FFA itu dan kiranya Sang Nasib masih memberiku kesempatan dimana aku mendapat

Antara perjaka dan perawan - 3

Setan-setan burik di belakangku bersorak girang menambah gairahku. "Dik Dina sayang, kamu nggak kecewa khan karena Mas benar-benar sangat menginginkan keperawananmu sayang?" tanyaku cuek. Ia mengangkat wajahnya sambil tersenyum manis."Dina serahkan apa yang bisa Dina persembahkan buat Mas Ari, Dina ikhlas, lakukanlah Mas kalau Mas benar-benar menginginkannya", sahutnya lirih. "Horee.. asyiik Ar..

Antara perjaka dan perawan - 4

Kedua tangannya malu-malu menutupi selangkangannya. "Huu.. Mas Ari jorok ahh.." sahutnya malu-malu. Aku makin gemas dan bernafsu melihat tingkahnya. "Ayo aahh dik.. Mas sudah kepengen ngerasain nih.. Mas buka ya celana Dik Dina", kataku nakal. Dan dengan cepat aku berjongkok di depannya, kedua tanganku meraih pinggulnya yang seksi dan kudekatkan ke arahku. Pada mulanya Dina agak memberontak dan

Antara perjaka dan perawan - 5

Sekarang ini aku ingin merasakan kelezatan cairan kewanitaan dari liang vaginanya, sebab pernah sohibku bilang terus terang kepadaku kalau ia sangat ketagihan untuk selalu meminum cairan lendir pacarnya ketika mereka sedang melakukan oral seks, katanya rasanya aneh tapi membuat dirinya bergairah. Aku membetulkan posisiku di atas selangkangan kekasihku. Dina membuka ke dua belah pahanya

Antara nafsu dan cinta

Kejadiannya dimulai 4 atau 5 tahun yang lalu. Waktu itu produksi di perusahaanku sedang booming sehingga diadakan penerimaan karyawati baru. Diantara sekian banyak pelamar ada satu yang jelas kulihat sangat berbeda. Kulitnya putih bersih, raut wajahnya cantik, dan bulu-bulu halus tampak jelas hitam kontras dengan warna kulitnya. Aku segera ke bagian personalia meminta data-datanya, setelah

Antara perjaka dan perawan - 1

Ini pengalaman pertama seks saya dengan wanita. Mungkin saya keterlaluan sekali menurut anda, tapi itulah kenyataannya. Sebelumnya nama saya Ari (singkatan), umur saya 25 tahun, baru saja lulus kuliah di Malang. Kejadian ini sebenarnya baru beberapa minggu yang lalu, jadi saya masih ingat jelas ucapan dan perbuatan saya saat itu. Waktu itu memang kebetulan orangtua dan kakak saya ada resepsi

Antara perjaka dan perawan - 2

Terus terang seminggu ini memang pikiranku lagi suntuk dan buntu, hal ini selalu terjadi bila nafsu seks-ku tak terlampiaskan. Maklum saja biasanya aku selalu ber-o-i-nani-keke bila terangsang, namun semenjak aku mengenal Dina, aku jadi malas untuk berbuat hal memalukan itu, aku jadi ingin merasakan seks sesungguhnya yang selama ini aku belum pernah merasakannya sama sekali. Kini kesempatan itu

Sabtu, 29 Agustus 2009

Mulusnya pacar kakak

Siang itu, ponselku berbunyi, dan suara merdu dari seberang sana memanggil.

“Di, kamu ke rumahku duluan deh sana, saya masih meeting. Dari pada kamu kena macet di jalan, mendingan jalan sekarang gih sana.”
“Oke deh, saya menuju rumah kamu sekarang. Kamu meeting sampai jam berapa?”
“Yah, sore sudah pulang deh, tunggu aja di rumah.”

Meluncurlah aku dengan motor Honda ke sebuah rumah di salah satu kompleks di Jakarta. Vina memang kariernya sedang naik daun, dan dia banyak melakukan meeting akhir-akhir ini. Aku sih sudah punya posisi lumayan di kantor. Hanya saja, kemacetan di kota ini begitu parah, jadi lebih baik beli motor saja dari pada beli mobil. Vina pun tak keberatan mengarungi pelosok-pelosok kota dengan motor bersamaku.

Kebetulan, pekerjaanku di sebuah biro iklan membuat aku bisa pulang di tengah hari, tapi bisa juga sampai menginap di kantor jika ada proyek yang harus digarap habis-habisan. Vina, pacarku, mendapat fasilitas antar jemput dari kantornya. Jadi, aku bisa tenang saja pergi ke rumahnya tanpa perlu menjemputnya terlebih dulu.

Sesampai di rumahnya, pagar rumah masih tertutup walau tidak terkunci. Aku mengetok pagar, dan keluarlah Marta, kakak Vina, untuk membuka pintu.

“Loh, enggak kerja?” tanyaku.
“Nggak, aku izin dari kantor mau ngurus paspor,” jawabnya sambil membuka pintu pagarnya yang berbentuk rolling door lebar-lebar agar motorku masuk ke dalam.
“Nyokap ke mana?” tanyaku lagi.
“Oh, dia lagi ke rumah temannya tuh, ngurusin arisan,” kata Marta, “Kamu mau duduk di mana Dodi? Di dalam nonton tv juga boleh, atau kalau mau di teras ya enggak apa juga. Bentar yah, saya ambilin minum.”

Setelah motor parkir di dalam pekarangan rumah, kututup pagar rumahnya. Aku memang akrab dengan kakak Vina ini, umurnya hanya sekitar dua tahun dari umurku. Yah, aku menunggu di teras sajalah, canggung juga rasanya duduk nonton tv bersama Marta, apalagi dia sedang pakai celana pendek dan kaos oblong.

Setelah beberapa lama menunggu Vina di teras rumah, aku celingukan juga tak tahu mau bikin apa. Iseng, aku melongok ke ruang tamu, hendak melihat acara televisi. Wah, ternyata mataku malah terpana pada paha yang putih mulus dengan kaki menjulur ke depan. Kaki Marta ternyata sangat mulus, kulitnya putih menguning.

Marta memang sedang menonton tv di lantai dengan kaki berjelonjor ke depan. Kadang dia duduk bersila. Baju kaosnya yang tipis khas kaos rumah menampakkan tali-tali BH yang bisa kutebak berwarna putih. Aku hanya berani sekali-kali mengintip dari pintu yang membatasi teras depan dengan ruang tamu, setelah itu barulah ruang nonton tv. Kalau aku melongokkan kepalaku semua, yah langsung terlihatlah wajahku.

Tapi rasanya ada keinginan untuk melihat dari dekat paha itu, biar hanya sepintas. Aku berdiri.

“Ta, ada koran enggak yah,” kataku sambil berdiri memasuki ruang tamu.
“Lihat aja di bawah meja,” katanya sambil lalu.

Saat mencari-cari koran itulah kugunakan waktu untuk melihat paha dan postur tubuhnya dari dekat. Ah, putih mulus semua. Buah dada yang pas dengan tubuhnya. Tingginya sekitar 160 cm dengan tubuh langsing terawat, dan buah dadanya kukuh melekat di tubuh dengan pasnya.

“Aku ingin dada itu,” kataku membatin. Aku membayangkan Marta dalam keadaan telanjang. Ah, ‘adikku’ bergerak melawan arah gravitasi.

“Heh! Kok kamu ngeliatin saya kayak gitu?! Saya bilangin Vina lho!,” Marta menghardik.

Dan aku hanya terbengong-bengong mendengar hardikannya. Aku tak sanggup berucap walau hanya untuk membantah. Bibirku membeku, malu, takut Marta akan mengatakan ini semua ke Vina.

“Apa kamu melotot begitu, mau ngancem?! Hah!”
“Astaga, Marta, kamu.. kamu salah sangka,” kataku tergagap. Jawabanku yang penuh kegamangan itu malah membuat Marta makin naik pitam.
“Saya bilangin kamu ke Vina, pasti saya bilangin!” katanya setengah berteriak. Tiba-tiba saja Marta berubah menjadi sangar. Kekalemannya seperti hilang dan barangkali dia merasa harga dirinya dilecehkan. Perasaan yang wajar kupikir-pikir.
“Marta, maaf, maaf. Benar-benar enggak sengaja saya. saya enggak bermaksud apa-apa,” aku sedikit memohon.
“Ta, tolong dong, jangan bilang Vina, kan cuma ngeliatin doang, itu juga enggak sengaja. Pas saya lagi mau ngambil koran di bawah meja, baru saya liat elu,” kataku mengiba sambil mendekatinya.

Marta malah tambah marah bercampur panik saat aku mendekatinya.

“Kamu ngapain nyamperin saya?! Mau ngancem? Keluar kamu!,” katanya garang. Situasi yang mencekam ini rupanya membuatku secara tidak sengaja mendekatinya ke ruang tamu, dan itu malah membuatnya panik.
“Duh, Ta, maaf banget nih. Saya enggak ada maksud apa-apa, beneran,” kataku.

Namun, situasi telah berubah, Marta malah menganggapku sedang mengancamnya. Ia mendorong dadaku dengan keras. Aku kehilangan keseimbangan, aku tak ingin terjatuh ke belakang, kuraih tangannya yang masih tergapai saat mendorongku. Raihan tangan kananku rupanya mencengkeram erat di pergelangan tangan kirinya. Tubuhnya terbawa ke arahku tapi tak sampai terjatuh, aku pun berhasil menjaga keseimbangan. Namun, keadaan makin runyam.

“Eh! kamu kok malah tangkep tangan saya! Mau ngapain kamu? Lepasin enggak!!,” kata Marta.

Entah mengapa, tangan kananku tidak melepaskan tangan kirinya. Mungkin aku belum sempat menyadari situasinya. Merasa terancam, Marta malah sekuat tenaga melayangkan tangan kanannya ke arah mukaku, hendak menampar. Aku lebih cekatan. Kutangkap tangan kanan itu, kedua tangannya sudah kupegang tanpa sengaja. Kudorong dia dengan tubuhku ke arah sofa di belakangnya, maksudku hanya berusaha untuk menenangkan dia agar tak mengasariku lagi. Tak sengaja, aku justru menindih tubuh halus itu.

Marta terduduk di sofa, sementara aku terjerembab di atasnya. Untung saja lututku masih mampu menahan pinggulku, namun tanganku tak bisa menahan bagian atas tubuhku karena masih mencengkeram dan menekan kedua tangannya ke sofa. Jadilah aku menindihnya dengan mukaku menempel di pipinya. Tercium aroma wangi dari wajahnya, dan tak tertahankan, sepersekian detik bibirku mengecup pipinya dengan lembut.

Tak ayal, sepersekian detik itu pula Marta meronta-ronta. Marta berteriak, “Lepasin! Lepasin!” dengan paraunya. Waduh, runyam banget kalau terdengar tetangga. Yang aku lakukan hanya refleks menutup mulutnya dengan tangan kananku. Marta berusaha vaginaik, namun tak bisa. Yang terdengar hanya, “Hmmm!” saja. Namun, tangannya sebelah kiri yang terbebas dari cengkeramanku justru bergerak liar, ingin menggapai wajahku.

Hah! Tak terpikir, posisiku ini benar-benar seperti berniat memperkosa Marta. Dan, Marta sepertinya pantas untuk diperkosa. Separuh tubuhnya telah kutindih. Dia terduduk di sofa, aku di atasnya dengan posisi mendudukinya namun berhadapan. Kakinya hanya bisa meronta namun tak akan bisa mengusir tubuhku dari pinggangnya yang telah kududuki. Tangan kanannya masih dalam kondisi tercengkeram dan ditekan ke sofa, tangan kirinya hanya mampu menggapai-gapai wajahku tanpa bisa mengenainya, mulutnya tersekap.

Tubuh yang putih itu dengan lehernya yang jenjang dan sedikit muncul urat-urat karena usaha Marta untuk vaginaik, benar-benar membuatku dilanda nafsu tak kepalang. Aku berpikir bagaimana memperkosanya tanpa harus melakukan berbagai kekerasan seperti memukul atau merobek-robek bajunya. Dasar otak keparat, diserang nafsu, dua tiga detik kemudian aku mendapatkan caranya.

Tanpa diduga Marta, secepat kilat kulepas cengkeraman tanganku dari tangan dan mulutnya, namun belum sempat Marta bereaksi, kedua tanganku sudah mencengkeram erat lingkaran celana pendeknya dari sisi kiri dan kanan, tubuhku meloncat mundur ke belakang.

Kaki Marta yang meronta-ronta terus ternyata mempermudah usahaku, kutarik sekeras-kerasnya dan secepat-cepatnya celana pendek itu beserta celana dalam pinknya. Karena kakinya meronta terus, tak sengaja dia telah mengangkat pantatnya saat aku meloncat mundur. Celana pendek dan celana dalam pink itu pun lolos dengan mudahnya sampai melewat dengkul Marta.

Astaga! Berhasil!

Marta jadi setengah bugil. Satu dua detik Marta pun sempat terkejut dan terdiam melihat situasi ini. Kugunakan kelengahan itu untuk meloloskan sekalian celana pendek dan celana dalamnya dari kakinya, dan kulempar jauh-jauh. Marta sadar, dia hendak vaginaik dan meronta lagi, namun aku telah siap. Kali ini kubekap lagi mulutnya, dan kususupkan tubuhku di antara kakinya. Posisi kaki Marta jadi menjepit tubuhku, karena dia sudah tak bercelana, aku bisa melihat vaginanya dengan kelentit yang cukup jelas. Jembutnya hanya menutupi bagian atas vagina. Marta ternyata rajin merawat alat genitalnya.

Pekikan Marta berhasil kutahan. Sambil kutekan kepalanya di sandaran sofa, aku berbisik,

“Marta, kamu sudah kayak gini, kalau kamu teriak-teriak dan orang-orang dateng, percaya enggak orang-orang kalau kamu lagi saya perkosa?”

Marta tiba-tiba melemas. Dia menyadari keadaan yang saat ini berbalik tak menguntungkan buatnya. Kemudian dia hanya menangis terisak. Kubuka bekapanku di mulutnya, Marta cuma berujar sambil mengisak,

“Dodi, please… Jangan diapa-apain saya. Ampun, Di. saya enggak akan bilang Vina. Beneran.”

Namun, keadaan sudah kepalang basah, syahwatku pun sudah di ujung tanduk rasanya. Aku menjawabnya dengan berusaha mencium bibirnya, namun dia memalingkan mukanya. Tangan kananku langsung saja menelusup ke selangkangannya. Marta tak bisa mengelak.
Ketika tanganku menyentuh halus permukaan vaginanya, saat itulah titik balik segalanya. Marta seperti terhipnotis, tak lagi bergerak, hanya menegang kaku, kemudian mendesis halus tertahan. Dia pun pasti tak sengaja mendesah.

Seperti mendapat angin, aku permainkan jari tengah dan telunjukku di vaginanya. Aku permainkan kelentitnya dengan ujung-ujung jari tengahku. Marta berusaha berontak, namun setiap jariku bergerak dia mendesah. Desahannya makin sulit ditutupi saat jari tengahku masuk untuk pertama kali ke dalam vaginanya. Kukocokkan perlahan vaginanya dengan jari tengahku, sambil kucoba untuk mencumbu lehernya.

“Jangan Dod,” pintanya, namun dia tetap mendesah, lalu memejamkan mata, dan menengadahkan kepalanya ke langit-langit, membuatku leluasa mencumbui lehernya. Dia tak meronta lagi, tangannya hanya terkulai lemas. Sambil kukocok vaginanya dan mencumbui lehernya, aku membuka resleting celanaku. “Adik”-ku ini memang sudah menegang sempurna sedari tadi, namun tak sempat kuperlakukan dengan selayaknya. Karena tubuhku telah berada di antara kakinya, mudah bagiku untuk mengarahkan penisku ke vaginanya.

Marta sebetulnya masih dalam pergulatan batin. Dia tak bisa mengelak terjangan-terjangan nafsunya saat vaginanya dipermainkan, namun ia juga tak ingin kehilangan harga diri. Jadilah dia sedikit meronta, menangis, namun juga mendesah-desah tak karuan. Aku bisa membaca situasi ini karena dia tetap berusaha memberontak, namun vaginanya malah makin basah. Ini tanda dia tak mampu mengalahkan rangsangan.

Penisku mengarah ke vaginanya yang telah becek, saat kepala penis bersentuhan dengan vagina, Marta masih sempat berusaha berkelit. Namun, itu semua sia-sia karena tanganku langsung memegangi pinggulnya. Dan, kepala penisku pun masuk perlahan. Vagina Marta seperti berkontraksi. Marta tersadar,

“Jangan…” teriaknya atau terdengar seperti rintihan.

Rasa hangat langsung menyusupi kepala penisku. Kutekan sedikit lebih keras, Marta sedikit menjerit, setengah penisku telah masuk. Dan satu sentakan berikutnya, seluruh penisku telah ada di dalam vaginanya. Marta hanya memejamkan mata dan menengadahkan muka saja. Ia sedang mengalami kenikmatan tiada tara sekaligus perlawanan batin tak berujung. Kugoyangkan perlahan pinggulku, penisku keluar masuk dengan lancarnya. Terasa vagina Marta mengencang beberapa saat lalu mengendur lagi.

Tanganku mulai bergerilya ke arah buah dadanya. Marta masih mengenakan kaos rumah. Tak apa, toh tanganku bisa menyusup ke dalam kaosnya dan menyelinap di balik BH dan mendapati onggokan daging yang begitu kenyal dengan kulit yang terasa begitu halus. Payudara Marta begitu pas di tanganku, tidak terlalu besar tapi tidak juga bisa dibilang kecil. Kuremas perlahan, seirama dengan genjotan penisku di vaginanya. Marta hanya menoleh ke kanan dan ke kiri, tak mampu melakukan perlawanan. Pinggulnya ternyata mulai mengikuti goyangan pinggulku.

Aku buka kaos Marta, kemudian BH-nya, Marta menurut. Pemandangan setelah itu begitu indah. Kulit Marta putih menguning langsat dengan payudara yang kencang dan lingkaran di sekitar pentilnya berwarna merah jambu Pentil itu sendiri berwarna merah kecokelatan. Tak menunggu lama, kubuka kemejaku. Aktivitas ini kulakukan sambil tetap menggoyang lembut pinggulku, membiarkan penisku merasai seluruh relung vagina Marta.

Sambil aku bergoyang, aku mengulum pentil di payudaranya dengan lembut. Kumainkan pentil payudara sebelah kanannya dengan lidahku, namun seluruh permukaan bibirku membentuk huruf O dan melekat di payudaranya. Ini semua membuat Marta mendesah lepas, tak tertahan lagi.

Aku mulai mengencangkan goyanganku. Marta mulai makin sering menegang, dan mengeluarkan rintihan, “Ah… ah…”

Dalam goyangan yang begitu cepat dan intens, tiba-tiba kedua tangan Marta yang sedang mencengkeram jok kursi malah menjambak kepalaku.”Aaahhh,” lenguhan panjang dan dalam keluar dari mulut mungil Marta. Ia sampai pada puncaknya. Lalu tangan-tangan yang menjambak rambutku itu pun terkulai lemas di pundakku. Aku makin intens menggoyang pinggulku. Kurasakan penisku berdenyut makin keras dan sering.

Bibir Marta yang tak bisa menutup karena menahan kenikmatan itu pun kulumat, dan tidak seperti sebelum-sebelumnya, kali ini Marta membalasnya dengan lumatan juga. Kami saling berpagut mesra sambil bergoyang. Tangan kananku tetap berada di payudaranya, meremas-remas, dan sesekali mempermainkan putingnya.

Vagina Marta kali ini cukup terasa mencengkeram penisku, sementara denyut di penisku pun semakin hebat.

“Uhhh,” aku mengejang. Satu pelukan erat, dan sentakan keras, penisku menghujam keras ke dalam vaginanya, mengiringi muncratnya spermaku ke dalam liang rahimnya.

Tepat saat itu juga Marta memelukku erat sekali, mengejang, dan menjerit, “Aahhh”. Kemudian pelukannya melemas. Dia mengalami ejakulasi untuk kedua kalinya, namun kali ini berbarengan dengan ejakulasiku. Marta terkulai di sofa, dan aku pun tidur telentang di karpet. Aku telah memperkosanya. Marta awalnya tak terima, namun sisi sensitif yang membangkitkan libidonya tak sengaja kudapatkan, yaitu usapan di vaginanya.

Ternyata, dia sudah pernah bercinta dengan kekasihnya terdahulu. Dia hanya tak menyangka, aku-pacar adiknya malah menjadi orang kedua yang menyetubuhinya.

Grrreeekkk. Suara pagar dibuka. Vina datang! Astaga! aku dan Marta masih bugil di ruang tamu, dengan baju dan celana yang terlempar berserakan

Aku di foto dan di setubuhi keponakanku

Aku di foto dan di setubuhi keponakanku. Namaku Ida. Usiaku di tahun 2007 ini adalah 34 tahun. Walaupun aku bukan termasuk cewek yang cantik, teman-temanku sering mengatakan kalau aku ini termasuk cewek yang menarik. Rambutku lurus berwarna hitam dengan panjang mencapai punggungku. Tubuhku yang sedikit berisi menyebabkan payudaraku menyesuaikan diri sehingga aku mengenakan bra nomor 36B untuk membungkus kedua payudaraku itu. Vaginaku dihiasi oleh bulu-bulu yang indah walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Aku tinggal sendirian di rumahku yang terletak di kota Surabaya ini karena sampai saat ini aku masih belum menikah. Walaupun demikian, kehidupan seks yang aku jalani sangat indah karena aku selalu mendapatkan cara untuk memuaskan hasratku.

Pada suatu hari Minggu siang minggu ke tiga bulan September 2007, aku di telepon oleh keponakanku yang bernama Alex saat aku sedang membaca email yang masuk di da_kulthida@yahoo.com milikku.. Usianya 16 tahun dan berwajah lumayan tampan.
“Halo, tante Ida .. ?”, katanya dari seberang telepon.
“Iya, siapa ini .. ?, tanyaku.
“Alex, tante ..”
“Oh.. kenapa, Lex ?”
“Tante, kalau boleh Alex mau minta bantuan tante.”
“Bantuan apa ?”
“Boleh tidak kalau tante jadi model untuk Alex foto ?”
“Buat apa kamu foto-foto tante ?”
“Cuma iseng aja kok ..”
Aku mengerti dengan keinginannya ini. Alex sedang menekuni hobi fotografi sehingga tentu saja dia mencari-cari apa saja yang bisa di foto olehnya.
“Boleh saja..”, kataku.
“Terima kasih tante. Saya akan datang sebentar lagi. Kira-kira 10 menit lagi sampai. Kita foto-foto di rumah tante saja.”
“Oke, kalau gitu. Tante tunggu, ya …”

Aku menutup telepon itu dan segera menuju ke kamar tidurku untuk mengambil pakaian agar aku dapat menutupi tubuhku yang saat ini hanya sedang memakai celana dalam berwarna putih saja. Jika aku sendirian di rumah, aku memang biasanya selalu dalam keadaan setengah telanjang atau telanjang bulat. Bila ada yang hendak datang, baru aku mencari pakaian untuk menutupi tubuhku itu. Kebiasaan ini sudah berlangsung sejak aku berumur 27 tahun yaitu sejak aku tinggal sendirian di rumah itu. Di dalam kamar tidurku, aku tidak langsung menuju lemari pakaian. Aku memutuskan untuk membubuhkan sedikit make up ke wajahku sebab Alex akan memakaiku sebagai model untuk fotonya dan aku ingin tampil sedikit menarik di depan kameranya. Setelah selesai memakai make up, dari dalam lemari pakaian aku mengambil sebuah rok terusan tanpa lengan berwarna putih dengan strip biru yang panjangnya sedikit di atas lututku. Tanpa memakai bra lagi, aku segera memakai rok itu dan merapikannya sebelum akhirnya aku mengikatkan ikat pinggang putih yang menjadi bagian dari rok itu.

Baru saja saat aku selesai mengenakan pakaianku, aku mendengar bel pintu berbunyi. Dengan melangkah sedikit cepat, aku keluar dari kamar tidurku dan segera menuju pintu depan untuk membuka pintu. Rupanya Alex sudah tiba di rumahku.
“Halo tante.. Tante kelihatan cantik“, katanya sambil tersenyum.
“Tentu saja. Kan mau jadi model.. ayo, masuk.. ”, kataku sambil tersenyum pula.
Alex segera melangkah masuk ke rumahku. Aku segera menutup pintu depan dan kemudian mengajaknya ke ruang tengah. Sesampainya kami di ruang itu, Alex berkata,
“Kita bisa mulai tante ?”
“Oh, bisa saja .. kamu mau di mana ?”, tanyaku.
“Bagaimana kalau di teman belakang rumah tante ?”
“Ok..”
Kami kemudian menuju ke taman belakang rumahku. Taman belakang rumahku termasuk cukup luas dan memiliki tatanan yang cukup bagus serta dikelilingi oleh pagar tembok yang cukup tinggi sehingga tidak ada orang yang bisa melihat ke dalam tamanku ini. Sesampainya kami di taman ini, Alex mulai mengeluarkan kamera digitalnya dan memulai kegiatannya. Alex bertindak sebagai fotografer sekaligus pengarah gaya. Setelah beberapa lama, akhirnya kami hampir selesai.
“Tante, ini foto yang terakhir. Aku minta tante berdiri membelakangiku. Saat aku memberikan aba-aba, tolong tante berputar menghadapku. Tolong jangan berputar terlalu cepat. Biasa saja.. “, katanya.
Aku melakukan apa yang seperti dia katakan dan dia menjepretku. Akhirnya kegiatan kami sudah selesai dan kami tinggal melihat hasilnya. Alex segera memindahkan foto-foto tersebut dari memory card ke dalam laptop yang dibawanya. Setelah selesai, aku dan Alex bersama-sama memeriksa hasil fotonya. Foto yang terakhir membuatku agak terkejut, sebab di dalam foto itu terlihat bahwa ternyata saat aku berputar, rokku tersibak dan celana dalamku yang berwarna putih terlihat dengan jelas. Selain itu, tanpa aku sadari ternyata bagian dada dari bajuku menjadi longgar karena beberapa kali bergaya sehingga sebagian payudaraku terlihat tidak tertutup, bahkan puting payudaraku telihat samar-samar dari baliknya. Saat aku melihat keponakanku, wajahnya terlihat datar saja. Rupanya dia sudah tahu kalau hasilnya bakal begini.
“Foto ini paling bagus”, katanya.
“Tapi celana dalam tante kelihatan ..”, kataku.
“Justru di sini bagusnya. Tante kelihatan seksi sekali..”
Aku tersenyum saja. Walaupun sedikit merasa malu, aku menyukai fotoku yang terakhir itu juga.
“Lex, tante minta copy dari file gambar yang terakhir ini..”, kataku
“Oke..”, katanya.

Setelah kegiatan kami berakhir, Alex tidak langsung pulang. Kami kembali ke ruang tengah dan duduk di sofa untuk berbincang-bincang. Selama berbincang-bincang, Alex terus menatap bagian dadaku yang sejak tadi menampakan sebagian payudaraku seperti di dalam foto karena aku lupa untuk membetulkannya. Saat aku menyadari hal itu, aku tidak berusaha untuk menutupinya. Ada perasaan senang yang menjalari tubuhku. Setelah beberapa lama, akhirnya aku berkata,
“Lex, kenapa melihat dada tante terus ?”
Alex sedikit terkejut. Dia menoleh ke tempat lain sambil menjawab,
“Ngak ada apa-apa, kok tante..”
Aku tersenyum melihat tingkahnya. Aku sangat suka kalau dia melihatku seperti itu.
“Lex, kalau kamu suka, kamu boleh melihatnya lagi kok”, kataku.
Tanpa menunggu tanggapan dari Alex, aku melebarkan bagian dada bajuku sehingga kali ini kedua payudaraku dapat terlihat dengan jelas. Alex yang mendapat pemandangan seperti itu segera saja melotot dan melahap kedua payudaraku dengan pandangan yang penuh minat. Aku yang melihatnya seperti itu tersenyum dan membiarkan Alex untuk menjelajahi dadaku dengan pandangannya.

Akhirnya Alex menjadi tidak tahan. Dia bertanya kepadaku,
“Tante, bolehkah Alex memegangnya ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.Tanpa membuang waktu lagi, Alex segera menggapai kedua payudaraku dengan tangannya dan mulai meremas-remas serta mempermainkan putingnya. Kontan saja aku menjadi terangsang. Kubaringkan tubuhku ke atas sofa dan kupejamkan mataku untuk menikmati sensasinya. Setelah agak lama, tanpa permisi lagi Alex mulai menciumi dan menjilati kedua payudaraku. Aku terus saja memejamkan mata dan menikmati setiap rangsangan di payudaraku. Tubuhku ikut memberikan reaksi terhadap rangsangan itu. Aku merasakan cairan kewanitaanku mulai mengalir dan membasahi vaginaku. Setelah beberapa lama, tanganku mulai membuka pakaian Alex. Sambil terus menciumi dan menjilati kedua payudaraku, Alex membantuku membuka bajunya sehingga dalam sekejab Alex berada dalam keadaan telanjang bulat. Penisnya terlihat berdiri tegak karena sudah pasti dia juga dalam keadaan terangsang. Untuk sementara, dia melampiaskan nafsunya kepada kedua payudaraku. Aku tidak mau ketinggalan. Kujulurkan tanganku untuk menggapai penisnya. Setelah penisnya berada di dalam genggamanku, aku mulai memainkan penisnya pula.

Setelah beberapa saat lamanya, Alex melepaskan bibirnya dari payudaraku dan berkata,
“Tante, kalau boleh aku juga ingin melihat memek tante”
Mendengar permintaannya ini aku segera berdiri dan mengangkat rokku dengan tanganku sehingga sekali lagi aku memamerkan celana dalam putihku kepadanya.
“Kamu buka sendiri celana dalam tante”, kataku.
Alex segera berjongkok di depanku dan dengan tangan yang agak gemetar meraih celana dalamku. Dengan perlahan-lahan namun pasti, celana dalamku melorot turun dan sedikit demi sedikit memperlihatkan rambut vaginaku sampai akhirnya keseluruhan vaginaku tidak lagi ditutupi oleh celana dalam putihku. Vaginaku terlihat sedikit basah oleh karena cairan kewanitaaanku. Alex membiarkan celana dalam putihku tersangkut di bagian lututku dan mulai meraba vaginaku.
“Tante, ini indah sekali”, katanya sambil membelai rambut vaginaku dengan lembut.
Aku diam saja dan kembali merasakan rangsangan yang kali ini berpindah dari payudara ke vaginaku. Dengan jarinya, Alex menyodok-nyodok liang vaginaku sehingga jarinya dibasahi oleh cairan kewanitaanku. Setelah Alex menjilati jari-jarinya itu sampai semua cairan kewanitaanku yang menempel di jarinya habis, dia kembali menyodok-nyodokan jarinya di liang vaginaku lagi. Dia melakukan hal itu berkali-kali . Kelihatannya dia sangat menikmati cairan kewanitaanku. Sambil menusuk-nusuk liang vaginaku, jari-jarinya yang lain memainkan klitorisku. Rangsangan yang aku rasakan menjadi semakin hebat. Di saat aku merasakan tubuhku menjadi semakin lemas, aku segera membaringkan diriku di atas sofa karena rangsangan menjadi semakin kuat. Tak henti-hentinya mulutku mendesah-desah karena merasa nikmat. Setelah puas meraba vaginaku, Alex mulai menciumi dan menjilati vaginaku. Kali ini rangsangan terasa semakin dashyat. Aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mendesah dan meremas-remas kedua payudaraku sendiri sementara Alex terus saja menciumi dan menjilati vaginaku.

Aku yang sudah dalam keadaan sangat terangsang akhirnya mulai tidak tahan.
“Lex, buka pakaian tante sampai tante telanjang bulat ..”, kataku sambil mendesah-desah.
Alex tidak menjawab, tetapi tangannya mulai membuka ikat pinggang rokku dan tidak lama kemudian aku sudah berada dalam keadaan telanjang. Tidak lupa Alex meloloskan celana dalam putihku yang dari tadi tergantung di kedua lututku sehingga tidak ada selembar benangpun yang tersisa di tubuhku. Alex terdiam sejenak dan memandangi tubuhku yang dalam keadaan polos tanpa pakaian.
“Tante cantik sekali. Tubuh tante bagus dan sexy”, katanya.
Aku tersenyum dan berkata,
“Kalau kamu suka, kamu boleh menyetubuhi tante. Tante mau berhubungan intim dengan kamu, kok..”
Dengan tersenyum, Alex kemudian membuka kedua kakiku dan memposisikan penisnya di depan vaginaku. Dengan satu hentakan lembut, seluruh penisnya terbenam ke dalam vaginaku yang diikuti oleh teriakan tertahanku karena merasakan kenikmatan. Setelah itu, Alex mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur sehingga penisnya menyodok-nyodok di dalam lubang vaginaku. Cairan kewanitaanku turut memberikan andil dalam membantu penis Alex agar meluncur maju mundur dengan mudah dalam liang vaginaku ini. Kami berdua mendesah-desah karena nikmat. Dalam posisi ini, aku mengalami orgasme berkali-kali sambil diiringi erangan-erangan dari bibirku.

Setelah beberapa saat, Alex menarik penisnya dan memberikan isyarat agar aku menungging. Aku menurut saja. Kuputar badanku dan kutunggingkan pantatku di depannya. Sedetik kemudian, aku merasakan penisnya masuk kembali ke dalam liang vaginaku dan mulai menyodok-nyodok lagi. Rupanya Alex melakukan doggy style kali ini. Sekali lagi aku terjebak dalam dashyatnya kenikmatan berhubungan intim. Beberapa kali aku merasakan orgasme yang luar biasa sebelum akhirnya aku mendengar erangan kenikmatan dari bibir Alex yang disertai dengan semburan spermanya di dalam rahimku yang menandakan bahwa akhirnya Alex telah mencapai kenikmatan puncak pula. Sperma Alex terasa hangat di dalam rahimku. Setelah menyemburkan spermanya, Alex mencabut penisnya. Aku merasa bahwa ada sedikit sperma yang meleleh keluar dari liang vaginaku dan membasahi vaginaku bagian luar saat penisnya tercabut. Segera saja aku menjulurkan jari-jariku ke vaginaku dan mengambil lelehan sperma yang mengalir turun. Setelah jari-jariku berlumuran sperma Alex, aku membersihkan jari-jariku dengan menjilat-jilat sperma yang melekatinya. Rasa sperma yang khas selalu membuat aku senang. Setelah itu, Aku membalikkan badanku yang dalam keadaan telanjang menghadapnya terlentang. Sisa sperma Alex yang sudah tinggal sedikit masih terlihat menempel di vaginaku bagian luar. Alex kemudian merebahkan dirinya di atas badanku dan memelukku. Aku segera membalas pelukannya. Sambil berpelukan dalam keadaan telajang bulat, kami saling berciuman bibir dengan mesra untuk beberapa saat lamanya. Perasaan yang nikmat masih tersisa di antara kami.

Akhirnya setelah beberapa saat, kami memperoleh kekuatan kami kembali. Kami segera bangkit dari pembaringan dan mulai memunguti pakaian kami yang tercecer di mana-mana. Aku segera mengenakan kembali celana dalam putih dan rokku. Setelah selesai berpakaian, kami kembali duduk di sofa dan berbincang.
“Tante, tadi enak sekali. Tante memang nikmat”, katanya.
Aku tersenyum saja dan lalu berkata,
“Kamu juga hebat. Kamu belajar dari mana ? Usiamu kan baru 16 tahun, tapi kok kayaknya kamu sudah sering melakukan hubungan seks ?”
“Ah, tante. Alex ini sudah sering melakukannya sama mama di rumah..”
Aku sangat terkejut mendengarnya. Rupanya selain aku, kakakku juga melakukan incest dengan anaknya sendiri. Tapi hal ini membuat aku sedikit lega sebab setidaknya kakakku tidak akan mempermasalahkan hubungan seksku dengan anaknya bila dia sendiri juga melakukannya.
“Terus, mana yang lebih enak ? Mamamu atau tante ini ?”
Alex tersenyum sambil berkata,
“Kalian berdua sama-sama enak, kok.. tapi kalau disuruh memilih, Alex masih lebih suka melakukannya dengan tante soalnya tante lebih cantik dari mama, sih..”
“Apa kamu sering melakukan dengan mamamu ?”
“Kalau papa ngak ada di rumah aja”
Aku diam saja kali ini. Beberapa saat kemudian Alex berkata,
“Tante, Alex mau pamit.”
“Sudah mau pulang ?”
“Iya, tante.”
“Ya, sudah kalau gitu. Hati-hati di jalan, ya..”
“Ok.. Oh ya, lain kali Alex masih boleh memotret tante ?”
Aku mengangguk sambil tersenyum.
“Tentu saja, kalau mau pose yang agak nakal tante bersedia kok”, kataku.
“Bayarannya pakai ‘itu’ ya ..”
Kali ini aku tertawa.
“Apa saja, deh..”
Alex melangkah pergi sambil melambaikan tangannya. Aku membalas lambaiannya dan memandang dia mengendarai mobilnya sampai menghilang dari pandanganku sebelum akhirnya aku menutup pintu rumahku dan menguncinya. Hari ini merupakan hari yang sungguh menggembirakan bagiku karena aku memperoleh satu cara lagi untuk memuaskan hasratku.

Bercinta dengan Tante Sendiri

Cerita dewasa kali ini adalah cerita tentang persetubuhan antara tante Mey dengan keponakanya sendiri, dimana karena tante meyin sudah jarang mendapatkan jatah rohani oleh suaminya akhirnya dia menemukan kesempatan dimana tante girang ini berhasil mengajak keponakanya sendiri untuk bercinta, simak kisah cerita sedarah berikut ini.

Okey deh, saya perkenalkan diri dulu. Nama saya jhony atau biasa dipanggil jon tinggi badan 180 cm usiaku saat itu 18 thn dengan kulit putih bersih, maklum saya keturunan cina. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga menengah, dimana saya sebagai anak bungsu dan saya mempunyai seorang tante yaitu istri dari paman saya nama tante rina atau biasa saya panggil dengan tante mey(mey in fang) umurnya sekitar 37 tahun tetapi memiliki body yang sangat bagus sintal padat berisi putih mulus dengan bibir yang sexy yang paling aku suka pantatnya yang bulat dan padat dengan payudara 36a yang meski agak turun dikit tetapi bodynya masih aduhai maklum dia aktif di sebuah sanggar aerobic sebagai instruktur pada saat suatu siang kebetulan rumah sedang kosong karena ortu saya memilki usaha di sebuah tempat perniagaan di kota Surabaya tante mey sering sekali maen kerumah saya karena kebetulan rumahnya sebelah dari rumah saya biasa dia minta bumbu masak atau hanya sekedar ngobrol2 dengan mama dan pada saat itu dia datang kerumah dengan memakai t-shir u can see dan celana pendek motif kembang2 yang kebetulan lagi kosong karena kita tidak memiliki pembantu saat itu.tante mey datang dengan membawa sebuah dvd yang ternyata itu adalah sebuah dvd game milik anaknya yang masih berusia 9 thn dan mungkin karena permainannya terlalau sulit dan menggunakan bahasa jepang maka dia berniat untuk bertanya kepada saya bagaimana memainkan game tsb dan saya mulai memasukkan dvd tsb kedalam ps saya dan yang terpampang hanyalah tulisan2 jepang yang tidak saya mengerti lalu saya usut-punya usut ternyata dia beli dari tc sebuah tempat grosir dvd game illegal di sby(sejak uu ttg HAKI semua pedangan jualan secara illegal) dan sesaat aku hanya mencoba2 dengan memencet tombol2 yang ada di stick dan mengacak menu2 yang ada dan akhirnya muncul sebuah permainan seperti suit batu,kertas,gunting dan aku coba2 dan selanjutnya yang membuat terkejut kita berdua muncullah sesosok wanita jepang yang sedang bugil sambil bermain dengan payudaranya dan sekitar 2 mnt dan saya lanjutkan dengan menu2 berikutnya.
Dan tante mey mulai memperhatikan celana saya yang menonjol lalu dia bertanya kamu konak ya???
Ahh ngakk kok biasa aja….
Lalu secara reflek tante mey menyentuh nya lhoo…..iya gini kok
Lalu saya mencoba untuk menipis tangannya tetapi malah menekannya mungkin karena gugup
Lalu untuk menutupi rasa malu saya balik bertanya tante juga kan???
Dia menjawab kalau aku bukan karena clips tadi tapi karena sentuh ****** kamu
Lho emangnya tante ngak pernah dapet dari om t
Udah lama ngak karena tante selalu tidur jadi satu ama anak2
Trus waktu itu tv saya matikan lalu kita ngobrol2 disofa ruang tamu
Entah dari mana akhirnya sampai aku Tanya â€Å“tante mey kalau cewek terangsang itu tandanya giman??(sebenarnya aku udah mengetahuinya)sambil memegang payudaranya yang sintal itu dia menjawab†disini lo†sambil agak diangkat sedikit
Secara reflek aku langsung memegang dan meremas payudaranya dan dia kaget dan marah bercampur malu segera aku melepas tanganku
â€Å“maaf deh tante â€Å“
â€Å“ohh ngak apa-apa kok namanya juga laki-laki normal emang kamu belum pernah gituan ama cewek?
‘belum tante paling-paling cium pipi aja karena mantan aku semua alim-2â€TM
‘sambil berdiri dia bertanya ‘kamu mau jonâ€

Aku tidak bisa menjawab dan langsung tangan tante mengandeng aku untuk menuju kamr aku sendiri†kunci semua pintu dulu yaâ€
Lalu aku bergegas mengunci semua pintu dan mulailah adegan yang tak terpikirkan olehku terjadi tante mey Sambil terus tertawa kecil tanteku ikut naik ke ranjangku dan memelukku dari belakang dan menciumku sambil berbisik, “Nggak apa apa jon.”. Jantungku deg-deg, apalagi ketika dengan lembut tanteku membelai rambutku terus tubuhku sambil berbisi, “Ehh, jangan malu, kamu senang ya sini tante ajariin kamu untuk jadi dewasa”. Mulanya aku ragu, takut kalau tanteku hanya memancing reaksiku saja, tetapi ketika rabaannya turun ke arah selangkanganku aku jadi berubah senang. Kuberanikan diri untuk menolehnya dan kudapati wajah tanteku yang tersenyum manis sekali dan matanya yang agak sayu membuat hatiku berbunga bunga. Kontolku yang tadinya sudah mengecil itu mendadak meregang lagi dan mendesak celanaku. Tanteku kemudian menciumi wajahku dengan kasih sayang, tangannya mulai meraba lagi bagian sensitifku dari bagian luar celanaku, aku yakin tanteku bisa merasakan penisku yang meregang dan keras itu, elusan tanteku terasa kurang nikmat, aku berpikir seandainya tanteku memegang langsung burungku, tentu lebih nikmat. Belum habis aku berpikir, tiba-tiba saja Tante mey memelorotkan celana pendekku sampai terlepas, sehingga burungku yang sudah tegang itu bebas mengacung diudara terbuka. Dengan kelima jarinya tanteku menggenggam burungku dan meremasnya pelan. Aku merasa gatal dan geli serta nikmat yang tak kumengerti tapi membuat aku merasa seperti melayang dan menggeliat serta merintih pelan.

Dengan memandang tajam mataku, remasan jari lentik Tante Murni di burungku menjadi semakin cepat bahkan juga dikocoknya naik turun kadang-kadang juga dielusnya buah pelirku. Aku semakin meringis merasakan kenikmatan ini, secara naluriah aku berusaha merangkul tanteku agar rasa geli itu makin terasa nikmat. Aku juga berusaha menempelkan wajahku ke wajah Tante mey yang kulihat juga merah padam dan bibirnya gemetar, nafas Tante mey semakin memburu dan dia makin merapatkan tubuhnya ke tubuh kekarku, tanganku diraihnya lalu dituntun ke dadanya yang montok dan kenyal itu.

Tanganku terasa menempel di puting susu Tante Murni yang terasa keras seperti kelereng itu, aku meremasnya dengan agak sulit, karena telapak tanganku yang kecil itu tak bisa meremas keseluruhan permukaan dada Tante padat besar dan keras itu Kuperhatikan tanteku saat itu mengenakan t-shit ucan see yang tipis tanpa mengenakan apa apa lagi dibaliknya. Merasa kurang puas hanya meremas dari luar, akupun menyelusupkan tanganku ke lubang tangan t-shirt Tante mey sehingga tanganku secara langsung bersentuhan dengan dada yang telah lama aku kangeni itu, hangat dan licin sekali. Kalau tadinya tanteku yang asyik meremas-remas kontolku, sekarang justru aku yang beringas meremas-remas payudara tanteku bahkan tanganku yang lain juga ikut ikutan meremas payudara Tante Murni yang satunya. Tante mey hanya memejamkan matanya rapat rapat sambil menggigit bibirnya.
ingin memanfaatkan seluruh tubuhku untuk menikmati kekenyalan dada Tante mey ini. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini.

“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante mey yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante mey hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian Aku tak mempedulikan apapun sikap Tante Murni, bagiku kesempatan emas ini harus benar-benar dinikmati dan peduli dengan tanteku. Tanganku bukan hanya meremas, tetapi juga memelintir puting susu tanteku yang putih dan keras itu, lucu sekali melihat kedua tanganku menelinap dan bergerak-gerak di dalam t-shirt ucan see tanteku. Kurasakan tangan tanteku sudah tak mengocok kontolku, tetapi hanya kadang kadang saja dia meremasnya dengan keras membuat aku kesakitan. Dari luar dadanya yang bert-shirt mulutku ikut ikutan menciumi dada tanteku itu, rasanya bila memungkinkan aku ingin memanfaatkan seluruh tubuhku untuk menikmati kekenyalan dada Tante mey ini. Tak kusadari nafas tanteku makin lama makin memburu, rupanya dia juga sangat menikmati kekasaran tanganku ini. Tiba-tiba saja Tante mey mengangkat tshirtdan bh krem bereda sehingga dadanya tersibak, baru saat itu aku bisa melihat kemontokan payudara tanteku ini, tanganku hanya dapat menutupi sebagian ujung atas payudaranya, sedangkan bagian yang lain masih belum tersentuh oleh remasanku. Dada yang montok itu dipenuhi oleh barut-barut merah bekas remasanku. Setelah dadanya terbuka dengan gemetar Tante mey berbisik, ” jon, isep pentilnya pelan-pelan ya”. Tak perlu diperintah dua kali, aku segera melumat puting susu tanteku dan mengenyotnya sekuatku, Tante Mey mendesis desis dan menekan kepalaku kuat kuat kedadanya, aku memeluk pinggangnya dan kutindih badan Tante mey dengan tubuhku yang telanjang bawah itu. Terasa kontolku yang kaku itu menghunjam di tubuh putih mulus ala amoy tanteku yang hanya dilapisi celana dalam itu. Tanteku makin kencang memeluk tubuhku, bahkan ia menyuruh aku untuk menjilati juga putingnya. Kulakukan semua itu dengan penuh semangat, entah apa pengaruh kepatuhanku ini pada Tante Mey, yang jelas aku sangat menikmatinya, kontolku yang menggeser-geser diperut Tante Murni terasa sangat mengasikkan. Mungkin karena sudah tak tahan dengan semua itu, tiba-tiba saja Tante mey i juga melepaskan celana dalamnya. Selama ini aku hanya bernafsu pada buah dadanya saja, aku tak pernah berpikiran lebih dari itu. Ketika dengan berbisik ia menyuruhku memindahkan ciumanku, aku agak bingung juga. ” Mas, ayo sekarang ciumi selangkangan tante ya, nanti punya kamu juga tante ciumi”. Aku menghentikan kesibukanku di dada Tante Murni dan memandang ke selangkangannya. Aku takjub sekali melihat selangkangan Tante meyi itu karena ada rambut keriting yang tumbuh di ujung selangkangannya yang cembung itu, ini adalah pemandangan yang sama sekali baru bagiku, selama ini aku hanya pernah melihat selangkangan dalam film bf Namun selangkangan wanita secara nyata yang berbulu, ya baru kepunyaan Tante Mey ini!perlahan kedekati dan mulai membelah bibir memeknya dan bulu2 yang agak lebat dan mulai lidahku menari-nari disana dalam posisi 69 tiba-tiba aku merasakan sesuatu

“Tante sudah dulu yah aku mau keluar nih” kataku.
“Sudah, keluarnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante mey

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante mey karena Tante mey tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya. “Hhgg..achh.. Tante aku mau keluar nih bener ” kataku sambil melumat vagina Tante mey yang kurasakan berdenyut-denyut.
Tante meyypun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.
“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante mey, Tante meypun langsung menyedot dengan keras sambil menelan maniku namun karena saking gelinya aku tak tahan lagi secara paksa aku tarik kontolku ternyata udah bersih dan mengkilat dan sehabis minum dan mengambil tisu tante mey menghampiri aku yang masih lemas jon pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante mey dengan tangan yang agak gemetar, Tante mey hanya ketawa kecil.
“jon, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante mey.
Dia mulai memegang penisku lagi, “jon Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante mey.
“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
“Tapi jhony enggak bisa Tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante mey padaku.

Tante mey pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

“Kamu tahu enggak mandi kucing jon” kata Tante mey.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante mey pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku Kulihat payudara Tante mey mengeras, Tante mey menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante mey Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante mey , langsung Tante mey kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante mey seperti menjilati es krim.

“Achh.. uhh.. hhghh.. acch jon enak banget terus jon, yang itu isep jilatin jon” kata Tante mey sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante mey tanpa sengaja tertelan olehku.

“jon masukin donk Tante enggak tahan nih”
“Tante gimana caranya?”

Tante mey pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante mey naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur dan sempat beberapa kali ujung penisku menyentuh dinding rahim tante mey Setengah jam kami bergumul dan Tante mey pun mengejang hebat.

“jon Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante mey

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante meyi. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante mey mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante mey sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante mey tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

“jon nanti kalau mau keluar kaya tadi langsung aja keluariin dalem tadikan dimulut udah tante udah steril kok(kb permanent dengan menutup rahim) ya” pinta Tante mey padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante mey langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
“Tante johny kayanya mau keluar niih” dan akhirnya muncratlah pejuhku di liang kewanitaan tante meyinsesaat setelah kicabut penisku meleleh sisa pejuhku dari vagina tante mey dan dengan bergegas dia masuk toilet membasuh memeknya dan memakai baju sambil menciumku dan pulang dan dvd tsb udah aku buang karena takut ketahuan ortu aku sampai saat ini hub kami masih berlanjut dan makin hot demikianlah cerita nyata yang telah saya alami

Tante Baik Deh

Tante Baik Deh. Perkenalkanlah pembaca, nama saya Andi 22 tahun. Kejadian ini sebenarnya telah terjadi setahun yang lalu, dimana waktu itu saya sedang kerja praktek di sebuah perusahaan swasta. Waktu itu saya masih duduk di bangku kuliah di suatu universitas di Jogja, pada semester 7 saya harus melakukan magang / kerja praktek di sebuah perusahaan, kebetulan saya mendapat tempat di perusahaan swasta terkenal di jakarta selatan. Wah, kalau saya tinggal disana, biaya hidup pasti tinggi, belum biaya kost, buat makan sehari - hari dan buat yang lain. Maka dari itu, karena saya punya tante yang tinggal di Jakarta, tepatnya di daerah Cilandak, maka saya memutuskan untuk sementara waktu tinggal di tempat itu.

Tanteku ini bernama tante Silvi, umurnya baru 25 tahun, belum lama menikah (kurang lebihnya baru setahun yang lalu). Tetapi karena suaminya yang bekerja di perusahaan pertambangan sering mendapat proyek di luar kota, sampai sekarang tanteku ini belum mendapat momongan. Karena saking sibuknya suaminya itu, terkadang sampai 2 minggu bahkan 1 bulan dihabiskan di luar kota. Tante silvi
sebenarnya ingin ikut bareng suaminya kalau pas lagi ke luar kota, tapi karena tante Silvi juga seorang wanita karir yang bekerja di bank swasta, maka diurungkannya niatnya itu untuk menjaadi ibu rumah tangga saja, sehingga bisa sering ikut dengan suami kemanapun pergi. Tanteku Silvi orangnya manis, dibilang cantik enggak juga tetapi dibilang jelek ya enggak juga. Wajahnya bulat oriental, punya lesung pipi dan mata yang indah dengan tinggi 160 cm dan rambut lurus seperti bintang iklan shampoo saja, sehingga melihatnya berkali-kalipun tidak bakal bosan. Bodinya itu yang aduhai, mungkin karena belum pernah punya anak ya.. jadi kelihatannya masih bodi perawan..
Rencananya aku akan mendapat kerja praktek selama 2 bulan, maka dalam 2 bulan itu aku meminta izin ke tante Silvi untuk sementara waktu bisa menumpang di rumahnya yang kebetulan juga tidak jauh dari lokasi tempat kerja praktekku. Pertama kali datang ke rumah tante Silvi, suaminya akan pergi ke kalimantan untuk menyelesaikan proyek tambangnya selama 2 bulan, dengan wajah yang sedih, tante Silvi melepas kepergian sang suami untuk sementara waktu. Suaminya bilang, “Tenang sajaa ma, kan ada dek Andi yang mau tinggal disini.. ga perlu takut kan ?? jadi ada yang bisa nemenin gitu” Tante silvi cuma mengangguk. Rumah tante Silvi lumayan bagus, ada 2 lantai dan punya beberapa kamar. Tetapi sayangnya pembantunya baru-baru ini pulang kampung sehingga belum ada pembantu penggantinya. Aku dipersilahkan untuk tidur di kamar dekat dengan kamar tante Silvi yang ada di ruang tengah. Kelihatannya sepiii banget rumah ini, jadi aku pikir aku mesti bikin suasana rumah bisa menjadi agak rame.. biar rumah ini gak kayak kuburan saja.
Seminggu pertama, sepertinya suasana masih biasa-biasa saja, walaupun pas lagi di rumah aku sering nyetel music, nyetel film, ato maen gitar biar nambah rame.. Tapi karena kesibukan tante Silvi sehingga pas pulang kantor langsung makan lalu tidur, ato cuman nonton TV saja terus langsung tidur, Aku jadi kurang akrab dan merasa ga enak saja. Tinggal di rumah cuman berdua, tapi sedikit
ngobrolnya… Hari jum’at, di akhir pekan aku pulang agak malam. Waktu sampai di rumah, kebetulan tante Silvi juga baru nyampe depan rumah, aku langsung bukain pintu gerbang agar tante silvi bisa langsung masukin mobilnya ke garasi. Hari itu kayaknya tanteku ini lagi suntuk banget, muka sepertinya pucat. Aku langsung berinisiatif buat bikinin teh manis hangat buat tanteku ini, pas tante masuk rumah langsung ia senderan di sofa panjang sambil nyalain TV. Aku datang dan langsung nawarin teh yang aku bikin tadi dan tante silvi langsung meminumnya. Ga lama aku pun ngobrol dengan tante, ga seperti biasanya tante kayak gini.. Jawab tante cuman kecapekan saja. trus aku ngobrol tentang praktek kerjaku di perusahaan itu lumayan, orang - orangnya enak. Sambil nonton TV aku dan tante silvi ngobrol kesana kemari, kasihan juga ya tanteku ini udah nikah tapi serasa hidup sendiri saja.. Ga berapa lama, tukang nasi goreng lewat, dan aku yang emang udah laper dari tadi langsung
beli dan juga beliin tante yang juga belum makan malam. Sehabis makan, aku langsung mandi. Aku liat tante masih lemes banget, makannya juga ga habis dan langsung ketiduran di sofa. Aku berusaha bangunun tanteku agar segera pindah saja ke kamarnya karena di luar dingin dan banyak nyamuk, tapi karena sudah capek jadi ga bisa dibangunin. Setelah 1 jam, aku berpikir-pikir bat mindahin tante ke kamarnya, tapi ga enak.. trus karena kasihan juga, tanpa pikir panjang langsung kuangkat tante dipindahin ke kamarnya.
Sewwaktu aku mau meletakkan tante ke tempat tidur, tanteku terbangun dan senyum ke aku, trus bilang “tante tidur di sofa juga gapapa, udah biasa”. Trus aku bilang “lebih baik di dalam saja tante, kan di luar dingin, banyak nyamuk lagi.. ” tante trus bilang makasih ke aku. “Oh ya, Ndi, kamu lagi mau ngapain ga ? kayaknya badan tante pegel-pegel nih.. mau ga mijitin kaki tante sebentar..?” tanya tante Silvi. “Hmm,… ya gapapa deh tante, aku belum mau tidur koq..!” Jawabku. Ga lama kemudian aku keluar dari kamar tante, karena tante akan mandi dulu biar agak segeran dikit. Trus ga lama kemudian aku dipanggil ke kamar tante, aku liat tante make piyama yang udah siap untuk tidur, tapi sebelum
tidur aku disuruh mijitin bahu, tangan, dan kaki tante. “Ndi, tante tolong pijitin bentar ya.. Badan tante Pegel banget nih.., daripada manggil tukang urut, mending kamu aja deh gapapa..”. Aku langsung mijitin tangan tanteku dulu, tanggannya halus… ada bulu bulu halus yang numbuh di tangan, yang bikin aku jadi nafsu aja. Kemudian aku mijitin bahunya, dengan posisi tanteku telungkup. Badan tanteku ini putih bersih dan wangiii banget, ga tau habis make sabun apa, kok wangi banget.. Tante merasa nyaman karena pijitanku ini enak.. sampai-sampai pas belum selesai mijitin kakinya, tanteku sudah tertidur. Aku langsung ngambilin selimut buat tante. Ga lama kemudian aku juga ngerasa ngantuk dan kembali ke kamarku lalu tidur.
Esok paginya aku bangun agak siangan ga seperti biasa, karena emang hari ini hari sabtu dan perusahaan emang libur. Tau-tau di meja makan sudah tersedia teh hangat dan bubur ayam. Pikirku, “Wah, baek banget nih tante, pagi-pagi udah disiapin sarapan. ” Sehabis mandi, aku liat tante sudah nonton TV dan nungguin aku buat sarapan pagi bareng. aku langsung diajakin sarapan pagi dan aku lihat tante silvi sudah seger.. dan ga keliatan capek lagi. “Wah.. tanteku udah seger nih.. ” kataku.. Tante trus bilang makasih udah mijitin sampe-sampe ketiduran. Sehabis sarapan aku dan tante ngobrol-ngobrol bareng sambil nonton TV lagi. Siangnya aku diajakin nemenin tante belanja di supermarket dekat rumah. Sehabis belanja banyak, tanteku tidur siang dan aku ke kamar buat mainan game di laptop yang biasa aku bawa. Ga lama maen game, bete juga pikirku. Trus aku cari aja film bokep koleksiku hasil dari download dan dapet dari temen-temen kampus. Ada yang indo, asia, sampe bule-bule. Kurang lebih sejam aku nonton sendirian pake headphone biar suaranya ga kedengeran kemana-mana, sampe burungku bolak-balik mengeras. Hehehhe… Tau-tau tanteku masuk ke kamarku, katanya aku dari tadi dipanggil-panggil tapi ga ngejawab, jadi tanteku langsung masuk saja ke kamarku. Aduhh… ketahuan deh aku lagi nonton bokeps, tante langsung mendekat ke aku, dan bilang, “kamu ya ndi, nonton sendirian aja.. bagi - bagi tante dong !! ” Aku agak ga enak, aku pikir tante mau marah ke aku, tapi habis itu, aku diminta buat nonton bareng saja di kamar tante. Trus kami berdua nonton film bokep bareng di kamar tante yang lumayan besar. Ga lama nonton, tanteku lansung megang guling. Kayaknya tanteku ini udah teransang.. tingkahnya jadi aneh banget.. Aku jadi ga enak, sambil senyum-senyum aku nonton, trus tanteku yang ngelihatku langsung nyubit aku, kenapa senyum-senyum sendiri..
Lama nonton, udah sekitar 1 jam-an, tanteku rupanya sudah ga tahan.. trus nanya ke aku, “Ndi, punyamu segede itu ga ? ” Aku jadi deg-degan, tau-tau tante nanya-nanya anuku. Aku cuman senyum aja, tapi Mukaku jadi memerah.. trus tanteku bilang, “Gapapa, jangan merah gitu dong mukanya, biasa aja.. Kan tante cuman nanya, tuh jadi tegang kan tititnya ? hihihi….” kata tante. “Engga papa tante, kan malu kan masa’ diliatin tante..??” Jawabku. “Yah, cemen.. ngeliat aja ga boleh apalagi gituan.. ?? Andi emang udah punya pacar blom sih ?? ” tanya tante ” ya udah do.. dooong tante ” jawabku gugup. Trus tante balik ngejawab “Belum punya pacar ya.. ?? masih perjaka dong !! hhiihii.. Apa kau mau
liat punya tante dulu nih ??”.. tante langsung berdiri dan sambil ngangkat roknya, ngelepas celana dalemnya. Trus ngeliatin semuanya ke aku.. “Nih punya tante.. masih bagus kan ??” jawab tante. Aku jadi malu, tapi tetep aja aku liatin,.. Kesempatan kan ga dateng dua kali.. Memeknya keliatan merah dan agak basah, mungkin karena terangsang nonton film tadi. Jembutnya lumayan lebat tapi rapih, mungkin karena sering dicukur dan dirapihin kali. Aku gugup banget, baru kali ini liat punya cewe secara langsung.. aduh rasanya jantungku ini berdegub kencang !!. Kontolku jadi makin mengeras karena terangsang.. Ga lama langsung kupelorotin celana dan CD ku langsung sehingga tante Silvi ngelihat langsung kontolku yang sudah menegang kayak rudal. “Nah gitu dong jangan malu-malu.. ga Gentel kalo masih malu-malu gitu.. Tititmu lumayan gede juga ya.. sama kaya punya suami tante.. hehehe.. bulunya ga pernah dicukur ya Ndi ?? Kok semrawut gitu ?? .. Aku pegang ya ndi” kata tante. “Iiii ya tante,.. emang ga pernah aku cukur.. blom ada yang mau nyukurin sih tante.. Aku elus ya punya tante..” kataku, aku jadi ga gugup lagi. Tanteku langsung membuka baju dan roknya, kemudian mbuka BHnya .. “Aku jadi kagum ama tante, punya tante bagus ya.. aku mau jilatin nenennya ya..” Aku langsung saja ngejilatin abis nenenya gantian kiri dan kanan.. ukurannya lumayan gede, 36B. Aku semakin terangsang karena tante silvi terus saja ngelus-elus batang kemaluanku. Sambil ngulum abis toketnya, tanganku ga henti-hentinya ngelus-elus memek tanteku yang emang alus banget, dan bulu-bulunya sering aku tarik-tarik.. “Jangan ditarik dong sayang, kan atit.. ” Kata tante. “tapi enak kan tante.. ” jawabku. Kuubahkan posisiku, lalu aku jilatin memeknya yang kemerahan itu, trus aku tarik-tarik bulu jembut ya, aku buka belahan memeknya, ternyata itilnya gede juga, merah gitu. Langsung saja aku jilatin itilnya sampe sampe tante silvi menggelinjang keenakan. Ga lama kemudian aku masukin jari ku ke vaginanya. Kukocok -kocok sampe keluar airnya, Tanteku makin keenakan.. “Ochh… ohh..uhhhh…” Kemudian aku mainin itilnya pake lidah, kepalaku langsug dijepit pahanya, karena tanteku kegelian. ga lama kemudian, “Tante mau pipis nih.. adhuuhhh… adhuuh..” kata tante. Trus aku bilang saja “ya pipis aja disini gapapa tante.. ” jawabku. “Aahhhhh.. uuuhhhhh… enaaakkkk… nghhhhhhhh” suara tanteku yang mendesah-desah. trus tanteku pipis karena orgasme yangsangat amat.. karena keluar air banyak banget.. sampe netes-netes. Abis itu gantian, kontolku yang dikocok abis dan dikulum-kulum, ga berapa lama, cuma hanya 3 menit aku langsung ngecrot.. “Adhuhh tante .. kena muka tante deh.. maaf ya..” Tanteku senyum-senyum dan berterima kasih.. Ga lama kemudian HP tanteku bunyi, rupanya suaminya dari kalimantan nelfon. Aku buru-buru pake celana dan ke kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi aku langsung duduk di depan sofa sambil nonton TV. Ga lama tante Silvi teriak dari kamar mau ambil handuk buat mandi “handuk putih tante dimana ya ? “. Rupanya dari tadi suaminya nelfonin. Mudah-mudahan saja ga terjadi nanya apa-apa deh. “Oh di jemur di belakang tante.. aku ambilin apa ??” jawabku. Tau-tau tante Silvi dengan masih telanjang bulat keluar dari kamarnya menuju belakang rumah. Aku heran ama tante, kok ga malu yaa, mungkin udah nanggung kali.. gapapa deh pikirku, lumayan ada pemandangan. heheheh… Tante langsung menuju kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Malam pun berlalu, aku pun kemudian tidur. Demikian juga dengan tante Silvi juga tidur sehabis mandi.
Hari Minggu pagi, aku bangun dari tidur dan masih terbayang-bayang memek tanteku yang legit banget.. Waktu aku mau mandi, kran di kamar mandi rusak, jadi aku ketok-ketok pintu kamar tanteku buat numpang mandi. Tante Silvi cuman bilang saja langsung masuk karena ga dikunci. Aku langsung menuju
kamar mandi di dalam kamar tante Silvi. Belum lama aku mandi, tau-tau tante Silvi ketok-ketok pintu toilet, “Ndi, buka bentar dong..” kata tante. Aku yang lagi nanggung mandi langsung berhenti buka pintu sedikit sambil ngeluarin kepala doang, karena masih telanjang. Tante Silvi tiba-tiba aja masuk ke dalam dan bilang “Tante kebelet pipis nih.. mau liat tante pipis ga ??, semalem tante tidur ga pake CD soalnya jadi udah kebelet pengen keluar jadi ga bisa ditahan.. daripada pipis di kasur, ntar kan repot..!!” jawab tante sambil ngebuka piyamanya langsung duduk di closet. ” Nih liat punya tante lagi pipis.. lucu yaa.. Itil tante gede ga sayang ??” canda tante. Aku langsung terangsang.. kontolku langsung bangun, dan tante ngeliatin aja sampe pipisnya abis. Aku bener-bener deg-degan. Sesudah selesai pipis, tanteku langsung megang kedua tanganku, dan tanganku ditempelkannya ke memeknya. “Ayo kita mandi bareng sayang.. ntar sekalian bulu jembut kamu tante rapihin.. kamu juga ntar gantian ya cukurin jembut tante.. kali ini tante pengen ga ada jembutnya.. yah.. yahh.. ” ajak tante. Langsung saja aku jawab “Iya tanteku sayang..”.
Aku ngelus-elus toket dan memek tante Silvi yang udah telanjang bulat, demikian juga tante Silvi ngocok-ngocok kontolku yang dari tadi sudah ngaceng. Setelah elus-elusan, tante ngambil alat cukur yang biasa buat nyukur jembutnya. “Sayang, tante cukur ya.. mau model kayak gimana ?? kalo tante pengennya kamu, hmmmm.. dicukur abis aja yah sayang.. biar enak.. ntar punya tante dicukur abis
juga.. OK ??” kata tante Silvi. ” iya deh apa aja tante.. yang penting enak buat gituan..” kataku.. “Looh.. kamu ngajakin tante gituan yaa ?? gituan apa hayoo ?? kamu pengen ML ama tante ya ?? nakal ya kamu sekarang… nanti saya sentil tititnya loohh..” canda tante. “Hehehehe..” jawabku singkat. Ga lama tante nyukurin abis jembutku yang tadinya gondrong, sekarang jadi alus ga ada bulunya sama sekali. “sekarang gantian yah sayang.. Memek tante udah gatel nih udha pengen dicukur.. Cukurnya hati-hati ya.. jangan sampe punya tante lecet.. Kalo lecet ntar ga dapet jatah kamu..!!” ancam tante. “Sebelum dicukur aku gesek-gesekin penisku ke itilnya tante yah.. biar ga kaget.. ” kontolku yang lagi ngaceng kutempelin ke itilnya tante Silvi, tante Silvi merem melek keenakan. “Punya tante itilnya yang gede, dadi enak buat mainan nih.. “. akuku. Trus aku langsung cukur jembut tante Silvi pelan pelan.. sesekali aku jilatin biar ga bosen.. tanteku kayaknya seneng banget.. sekarang memek tante udah ga ada bulunya sama sekali. Putih bersih dan aku bersihin pake sabun sirih, biar wangi.. jadinya memek tante silvi lucu, nongol itilnya dikit.. aku jadi makin terangsang saja. Abis itu aku dan tante silvi mandi bareng pake shower sambil ciuman pelukan sesekali aku kocok-kocok memek tante pake jari pas mandi. “uhh.. enak banget tante.. romantis .. tante emang ga ada duanya ” akuku. Jadinya aku mandi lama banget sampe ga kerasa lama banget. Abis mandi kami berdua keluar tanpa busana lanjutin ML di kasur kamar tante silvi. Langsung aku rebahin tante silvi, kemudian aku kangkangin kakinya, aku jilatin memeknya yang baru dicukur.. tante silvi mendesah-desah keenakan, kuremasremas toketnya sampe kenceng dua-duanya. Benar-benar pagi yang indah.. “Ayo dong masukin … masa cuma coli aja ??” ajak tante buru-buru. Rupanya tanteku ini udah gak tahan. Aku langsung genjot.. masukin kontolku ke memek tante silvi. Rupanya masih keset.. baru separo panjang kontolku juga masih keset, trus aku masukin sampe abis.. goyangan tante silvi bagai goyang gergaji dewi persik sehingga bikin aku keenakan bagai di surga dunia. enak tante.. ahhh.. uhhh..aaghhh….plok.. plokk…. ga lama, tante sudah pengen keluar.. crtt..ccrtt.. ppsss… keluarlah air kenikmatan dari memek tante yang semakin berdenyut-denyut ngenyot kontolku.. “hangattt.. enakkk..” kata tante. Aku ganti posisiku di bawah, tante silvi dengan goyangannya mengocok kontolku. Ga berapa lama, aku udah mau keluar. “Tante.. aku mau pipis nih.. di dalem apa di luar ?? ahh ahh..” … “Ntar tunggu bentar tante juga mau pipis.. ahhh.. uhhh..aggghhhrrr… ahhhh.. uuhhhhhh…. mmgghhhhh…mmhmhmhhhhh nih tante mau pipis.. Ayo sayang kita pipis bareng..” crrooot.. croottt… ssooorrr pssss… agghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh….. …… aku dan tante silvi orgasme bareng.. Langung aku peluk dan cium tante silvi erat-erat.. dan ga aku lepasin dulu kontolku dari memek tanteku..Mippin feed validation KEY=e81b8680

Ayam Goreng Bonus Ngentot

kali ini dengan judul Beli Ayam Goreng Bonus Ngentot, kisah ini cukup lucu pengalaman si sony, gimana tidak berawal dari keinginan untuk makan ayam goreng yang akhirnya berujung dapat bonus ngentot dengan tante girang yang jual ayam goreng itu dirumahnya. Simak deh cerita berikut ini.

Pada waktu itu aku pulang dari kampus sekitar pukul 20:00 karena ada kuliah malam. Sesampainya di tempat kost, perutku minta diisi. Aku langsung saja pergi ke warung tempat langgananku di depan rumah. Warung itu milik Ibu Sari, umurnya 30 tahun. Dia seorang janda ditinggal mati suaminya dan belum punya anak. Orangnya cantik dan bodynya bagus. Aku melihat warungnya masih buka tapi kok kelihatannya sudah sepi. Wah, jangan-jangan makanannya sudah habis, aduh bisa mati kelaparan aku nanti. Lalu aku langsung masuk ke dalam warungnya.

“Tante..?”
“Eee.. Dik Sony, mau makan ya?”
“Eee.. ayam gorengnya masih ada, Tante?”
“Aduhh.. udah habis tuch, ini tinggal kepalanya doang.”
“Waduhh.. bisa makan nasi tok nich..” kataku memelas.
“Kalau Dik Sony mau, ayo ke rumah tante. Di rumah tante ada persediaan ayam goreng. Dik Sony mau nggak?”
“Terserah Tante aja dech..”
“Tunggu sebentar ya, biar Tante tutup dulu warungnya?”
“Mari saya bantu Tante.”

Lalu setelah menutup warung itu, saya ikut dengannya pergi ke rumahnya yang tidak jauh dari warung itu. Sesampai di rumahnya..
“Dik Sony, tunggu sebentar ya. Oh ya, kalau mau nonton TV nyalakan aja.. ya jangan malu-malu. Tante mau ganti pakaian dulu..”
“Ya Tante..” jawabku.

Lalu Tante Sari masuk ke kamarnya, terus beberapa saat kemudian dia keluar dari kamar dengan hanya mengenakan kaos dan celana pendek warna putih. Wow keren, bodynya yang sexy terpampang di mataku, puting susunya yang menyembul dari balik kaosnya itu, betapa besar dan menantang susunya itu. Kakinya yang panjang dan jenjang, putih dan mulus serta ditumbuhi bulu-bulu halus.

Dia menuju ke dapur, lalu aku meneruskan nonton TV-nya. Setelah beberapa saat.
“Dik.. Dik Sony.. coba kemari sebentar?”
“Ya Tante.. sebentar..” kataku sambil berlari menuju dapur.

Setelah sampai di pintu dapur.
“Ada apa Tante?” tanyaku.
“E.. Tante cuman mau tanya, Dik Sony suka bagian mana.. dada, sayap atau paha?”
“Eee.. bagian paha aja, Tante.” kataku sambil memandang tubuh Tante Sari yang tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Tubuhnya begitu indah.
“Dik Sony suka paha ya.. eehhmm..” katanya sambil menggoreng ayam.
“Ya Tante, soalnya bagian paha sangat enak dan gurih.” kataku.
“Aduhh Dik.. tolong Dik.. paha Tante gatel.. aduhh.. mungkin ada semut nakal.. aduhh..”
Aku kaget sekaligus bingung, kuperiksa paha Tante. Tidak ada apa-apa.

“Nggak ada semutnya kok Tante..” kataku sambil memandang paha putih mulus plus bulu-bulu halus yang membuat penisku naik 10%.
“Masak sih, coba kamu gosok-gosok pakai tangan biar gatelnya hilang.” pintanya.
“Baik Tante..” lalu kugosok-gosok pahanya dengan tanganku. Wow, begitu halus, selembut kain sutera dari China.
“Bagaimana Tante, sudah hilang gatelnya?”
“Lumayan Dik, aduh terima kasih ya. Dik Sony pintar dech..” katanya membuatku jadi tersanjung.
“Sama-sama Tante..” kataku.
“Oke, ayamnya sudah siap.. sekarang Dik Sony makan dulu. Sementara Tante mau mandi dulu ya.” katanya.
“Baik Tante, terima kasih?” kataku sambil memakan ayam goreng yang lezat itu.

Disaat makan, terlintas di pikiranku tubuh Tante Sari yang telanjang. Oh, betapa bahagianya mandi berdua dengannya. Aku tidak bisa konsentrasi dengan makanku. Pikiran kotor itu menyergap lagi, dan tak kuasa aku menolaknya. Tante Sari tidak menyadari kalau mataku terus mengikuti langkahnya menuju kamar mandi. Ketika pintu kamar mandi telah tertutup, aku membayangkan bagaimana tangan Tante Sari mengusap lembut seluruh tubuhnya dengan sabun yang wangi, mulai dari wajahnya yang cantik, lalu pipinya yang mulus, bibirnya yang sensual, lehernya yang jenjang, susunya yang montok, perut dan pusarnya, terus vaginanya, bokongnya yang montok, pahanya yang putih dan mulus itu. Aku lalu langsung saja mengambil sebuah kursi agar bisa mengintip lewat kaca di atas pintu itu. Di situ tampak jelas sekali.

Tante Sari tampak mulai mengangkat ujung kaosnya ke atas hingga melampaui kepalanya. Tubuhnya tinggal terbalut celana pendek dan BH, itu pun tak berlangsung lama, karena segera dia melucutinya. Dia melepaskan celana pendek yang dikenakannya, dan dia tidak memakai CD. Kemudian dia melepaskan BH-nya dan meloncatlah susunya yang besar itu. Lalu, dengan diguyur air dia mengolesi seluruh tubuhnya dengan sabun LUX, lalu tangannya meremas kedua susunya dan berputar-putar di ujungnya. Kejantananku seakan turut merasakan pijitannya jadi membesar sekitar 50%. Dengan posisi berdiri sambil bersandar tembok, Tante Sari meneruskan gosokannya di daerah selangkangan, sementara matanya tertutup rapat, mulutnya menyungging.

Beberapa saat kemudian..
“Ayo, Dik Sony.. masuk saja tak perlu mengintip begitu, kan nggak baik, pintunya nggak dikunci kok!” tiba-tiba terdengar suara dari Tante Sari dari dalam. Seruan itu hampir saja membuatku pingsan dan amat sangat mengejutkan.
“Maaf yah Tante. Sony tidak sengaja lho,” sambil pelan-pelan membuka pintu kamar mandi yang memang tidak terkunci. Tetapi setelah pintu terbuka, aku seperti patung menyaksikan pemandangan yang tidak pernah terbayangkan. Tante Sari tersenyum manis sekali dan..
“Ayo sini dong temani Tante mandi ya, jangan seperti patung gicu?”
“Baik Tante..” kataku sambil menutup pintu.
“Dik Sony.. burungnya bangun ya?”
“Iya Tante.. ah jadi malu saya.. abis Sony liat Tante telanjang gini mana harum lagi, jadi nafsu saya, Tante..”
“Ah nggak pa-pa kok Dik Sony, itu wajar..”
“Dik Sony pernah ngesex belum?”
“Eee.. belum Tante..”
“Jadi, Dik Sony masih perjaka ya, wow ngetop dong..”
“Akhh.. Tante jadi malu, Sony.”

Waktu itu bentuk celanaku sudah berubah 70%, agak kembung, rupanya Tante Sari juga memperhatikan.
“Dik Sony, burungnya masih bangun ya?”
Aku cuman mengangguk saja, dan diluar dugaanku tiba-tiba Tante Sari mendekat dengan tubuh telanjangnya meraba penisku.
“Wow besar juga burungmu, Dik Sony..” sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang belum pernah kurasakan.

“Dik Sony.. boleh dong Tante liat burungnya?” belum sempat aku menjawab, Tante Sari sudah menarik ke bawah celana pendekku, praktis tinggal CD-ku yang tertinggal plus kaos T-shirtku.
“Oh.. besar sekali dan sampe keluar gini, Dik Sony.” kata Tante sambil mengocok penisku, nikmat sekali dikocok Tante Sari dengan tangannya yang halus mulus dan putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang montok dan besar itu. “Ough.. Tante.. nikmat Tante.. ough..” desahku sambil bersandar di dinding.

Setelah itu, Tante Sari memasukkan penisku ke bibirnya, dengan buasnya dia mengeluar-masukkan penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot, kadang-kadang juga dia menjilat dan menyedot habis 2 telur kembarku. Aku kaget, tiba-tiba Tante Sari menghentikan kegiatannya. Dia pegangi penisku sambil berjalan ke arah bak mandi, lalu Tante Sari nungging membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku.

“Dik Sony.. berbuatlah sesukamu.. kerjain Tante ya?!”
Aku melihat pemandangan yang begitu indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu lebat. Lalu langsung saja kusosor vaginanya yang harum dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Kulahap dengan rakus vagina Tante Sari, aku mainkan lidahku di klitorisnya, sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vaginanya.

“Ough Sonn.. ough..” desah Tante Sari sambil meremas-remas susunya.
“Terus Son.. Sonn..” aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu kumasukkan lidahku ke dalam vaginanya ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

Kemudian Tante Sari tidur terlentang di lantai dengan kedua paha ditekuk ke atas.
“Ayo Dik Sony.. Tante udah nggak tahan.. mana burungmu Son?”
“Tante udah nggak tahan ya?” kataku sambil melihat pemandangan demikian menantang, vaginanya dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung menancapkan penisku di bibir vaginanya.
“Aoghh..” teriak Tante Sari.
“Kenapa Tante..?” tanyaku kaget.
“Nggak.. Nggak apa-apa kok Son.. teruskan.. teruskan..”
Aku masukkan kepala penisku di vaginanya.
“Sempit sekali Tante.. sempit sekali Tante?”
” Nggak pa-pa Son.. terus aja.. soalnya udah lama sich Tante nggak ginian.. ntar juga enak kok..”
Yah, aku paksa sedikit demi sedikit, baru setengah dari penisku amblas. Tante Sari sudah seperti cacing kepanasan menggelepar kesana kemari.

“Ough.. Son.. ouh.. Son.. enak Son.. terus Son.. oughh..” desah Tante Sari, begitu juga aku walaupun penisku masuk ke vaginanya cuman setengah tapi kempotannya sungguh luar biasa, nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat, kali ini penisku sudah amblas dimakan vagina Tante Sari. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Sari.

Tiba-tiba Tante Sari terduduk sambil memelukku dan mencakarku.
“Oughh Son.. ough.. luar biasa.. oughh.. Sonn..” katanya sambil merem melek.
“Kayaknya aku mau orgasme.. ough..” penisku tetap menancap di vagina Tante Sari.
“Dik Sony udah mau keluar ya?”
Aku menggeleng, kemudian Tante Sari terlentang kembali. Aku seperti kesetanan menggerakkan badanku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk, kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Sari semakin mendesah, “Ough.. Sonn..” tiba-tiba Tante Sari memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

“Oughh.. Sonn.. aku keluar lagi..”
Vaginanya kurasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin kerasa. Aku dibuat terbang rasanya. Ah, rasanya aku sudah mau keluar. Sambil terus goyang, kutanya Tante Sari.
“Tante.. aku keluarin di mana Tante..? Di dalam boleh nggak..?”
“Terseraahh.. Soonn..” desah Tante Sari.
Kupercepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penisku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya kumuntahkan laharku dalam vagina Tante Sari, masih kugerakkan badanku dan rupanya Tante Sari orgasme kembali lalu dia gigit dadaku, “Oughh..”

“Dik Sony.. Sonn.. kamu memang hebat..”
Aku kembali mangenakann CD-ku serta celana pendekku. Sementara Tante Sari masih tetap telanjang, terlentang di lantai.
“Dik Sony.. kalo mau beli makan malam lagi yah.. jam-jam sekian aja ya..” kata Tante Sari menggodaku sambil memainkan puting dan klitorisnya yang masih nampak bengkak.
“Tante ingin Dik Sony sering makan di rumah Tante ya..” kata Tante Sari sambil tersenyum genit.
Kemudian aku pulang, aku jadi tertawa sendiri karena kejadian tadi. Ya gimana tidak ketawa cuma gara-gara “Ayam Goreng” aku bisa menikmati indahnya bercinta dengan Tante Sari. Dunia ini memang indah.

Kakak ipar

menaklukkan kakak ipar. Aku memang ketagihan bermain cinta dengan wanita setengah baya alias STW. Ada lagi pengalaman nyata yang kualami. Pengalamanku menaklukkan kakak iparku yang pendiam dan agak religius. Entah setan mana yang merasuki diriku karena aku menjerumuskan orang baik-baik kedalam neraka nafsu.
Kejadiannya begini, suatu hari rumahku kedatangan tamu dari Padang. Uni Tati kakak tertua istriku. Dia datang ke Jakarta karena tugas kantor ikut seminar di kantor pusat sebuah bank pemerintah.

Uni adalah kepala cabang di Padang, Uni menginap dirumah kami. Dari pada menginap di hotel, mendingan juga uang hotel disimpan buat beli oleh-oleh. Selama seminggu dia tinggal dirumahku. Dari istriku kutau kalau Uni Tati berusia 40 tahun. Suaminya sudah meningal 2 tahun lalu karena kecelakaan. Orangnya cantik, putih, tinggi semampai. Lebih tepatnya kubilang anggun karena orangnya cenderung diam dan sangat religius. Selama di Jakarta, setiap ada kesempatan aku dan istriku mengajak Uni jalan-jalan, maklum ini kunjungan pertamanya ke Jakarta, biasanya ke mal karena waktunya sempit. Kami sudah berencana pas hari Sabtu akan jalan-jalan ke Taman Safari
Tiba hari Sabtu, istriku ternyata punya tugas mendadak dari kantor yaitu harus mengawasi pameran di Mangga Dua. Gagal deh rencana jalan-jalan ke Taman Safari. Istriku mengusulkan agar aku tetap mengantar Uni jalan-jalan misalkan ke Ancol saja dan pulangnya bisa jemput istriku di Mangga Dua. Sebetulnya aku agak males kalo nggak ada istriku. Aku merasa risih harus jalan berdua Uni karena orangnya pendiam. Akupun menduga Uni pasti nggak mau. Tapi tanpa dinyata ternyata Uni menyetujui usul istriku.
Pagi-pagi banget istriku sudah berangkat naik KRL dari stasiun Pondok Ranji. Rumahku yang didaerah Bintaro cukup jauh dari Mangga Dua dan Ancol. Sementara menunggu Uni yang lagi jalan-jalan pagi aku sendirian dirumah menyeruput kopi dan merokok. Kami berencana jalan jam 10 pagi. Sehabis ngopi dan merokok, aku kembali tidur-tiduran di kamarku menunggu jam. Pikiranku melayang membayangkan kakak istriku ini. Uni Tati sangat menarik perhatianku secara sexual. Jeleknya aku, mulia keluar. Aku tertantang menaklukkan wanita baik-baik, aku tertantang menaklukkan Uni. Mumpung ada kesempatan. Dasar setan selalu mencari kesempatan menggoda.

Kuatur jebakan untuk memancing Uni. Aku buru-buru mandi membasuh badan dan keramas. Dengan berlilit handuk aku menunggu kepulangan Uni dari olahraga paginya. Sekitar 10 menit aku menunggu dibalik horden dan kulihat Uni memasuki pagar depan dengan pintu besi yang agak berderit. Sengaja pintu rumah aku tutup tapi dibiarkan tak terkunci. Aku berlalu menuju kamarku dan segera memasang jebakan untuk mengejutkan Uni. Aku masuk kamarku dan segera bertelanjang bulat. Pintu kamar kubuka lebar-lebar, jendela kamar juga kubuka biar isi kamar mendapat penerangan jelas.

Kudengar pintu depan berbunyi seperti ditutup. Akupun mulai beraksi. Dengan bertelanjang bulat aku menunggu Uni melewati kamarku dengan harapan dia melihat tubuh dan juniorku yang sedari tadi berdiri tegak membayangkan petualangan ini. Handuk kututupkan ke kepala seolah-olah sedang mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas. Aku berpura-pura tidak melihat dan tidak menyadari kehadiran Uni. Dari bakik handuk yang kusibak sedikit, kulihat sepasang sepatu kets melintas kamarku. Aku yakin Uni pasti melihat tubuhku yang polos dengan junior yang tegak berdiri.
Nafsuku semakin menggeliat ketika kuamati dari balik handuk sepasang sepatu yang tadinya hampir melewati kamarku kini seperti terpaku berhenti didepan kamar tanpa beranjak. Aku semakin aktif menggosok-gosok rambutku dan berpura-pura tak tau kalo ada orang. Beberapa detik aku berbuat begitu dan aku merencanakan sensasi berikut. Dengan tiba-tiba kuturunkan handuk dan menengok ke arah pintu kamar. Aku pura-pura kaget menyadari ada orang. “E..eee…maaf Uni, aku kira nggak ada orang,” kataku seraya mendekati pintu seolah-olah ingin menutup pintu. Aku tidak berusaha menutup kemaluanku yang menantang. Malah kubiarkan Uni terdiam memandangi tubuhku yang polos mendekat kearahnya.

Dengan tenagnya seolah aku berpakaian lengkap kudekati Uni dan sekali lagi memohon maaf.

“Maaf ya Uni, aku terbiasa seperti ini. Aku nggak sadar kalau ada tamu dirumha ini,” kataku sambil berdiri didepan pintu mau menutup daun pintu.
Tiba-tiba seperti tersadar Uni bergegas meninggalkanku sambil berkata “i…i…iya , tidak apa-apa…..”. Dia langsung masuk ke kamar belakang yang diperuntukkan kepadanya selama tingal dirumahku. Aku kemudian memakai celana pendek tanpa CD dan mengenakan kaos oblong lantas smengetok pintu kamar Uni. “Ada apa Andy,” ujar Uni setelah membuka pintu. Kulihat dia tidak berani menatapku. Mungkin malu. Membaca situasi seperti itu, aku tidak menyiakan kesempatan. “Uni, maafkan Andy ya…aku lupa kalau ada tamu dirumah ini,” kataku merangkai obrolan biar nyambung.
“Nggap apa-apa, cuma Uni malu hati, sungguh Uni malu melihat kamu telanjang tadi,” balasnya tanpa mau menatap aku. “Kenapa musti malu? Kan nggak sengaja, apa lagi Uni kan sudah pernah menikah jadi sudah biasa melihat yang tegak-tegak seperti itu,” kataku memancing reaksinya.

“Sejujurnya Uni tadi kaget setengah mati melihat kamu begitu. Yang Uni malu, tanpa sadar Uni terpaku didepan kamarmu. Jujur aja Uni sudah lama tidak melihat seperti itu jadi Uni seperti terpana,” katanya sambil berlari ketempat tidurnya dan mulai sesenggukan. Aku jadi ngak tega. Kudekati Uni dan kuberanikan memegang pundaknua seraya menenangkannya.
“Sudalah nggak usah malu, kan cuma kita berdua yang tau.” Melihat reaksinya yang diam saja, aku mulai berani duduk disampingnya dan merangkul pundaknya. Kuusap-usap rambutnya agak lama tanpa berkata apa-apa. Ketika kurasa sudah agak tenang kusarankan untuk mandi aja. Kutuntun tangannya dan sekonyong-konyong setan mendorongku untuk memeluk saat Uni sudah berdiri didepanku. Lama kupeluk erat, Uni diam saja. Mukanya diselusupkan didadaku. Payudaranya yang masih kencang serasa menempel didadaku. Sangat terasa debar jantungnya. Perlahan tangaku kuselusupkan ke balik kaos bagian belakang berbarengan dengan ciumanku yang mendarat dibibirnya.
“Jangan Ndy…dosa,” katanya sambil melepaskan diri dari pelukanku. Namun pelukanku tidak mau melepaskan tubuh sintal yang sedang didekapnya. Daam usaha kedua Uni sudah menyerah. Bibirnya dibiarkan kulumat walau masih tanpa perlawanan. Ucoba lagi menyelusupkan tangan dibalik kaosnya, kali ini bagian depan. Tangan kanan yang menggerayang langsung pada sasaran…putting susu sebelah kiri. Uni menggeliat.
Pilinan jariku di payudaranya membuat nafsunya naik. Aku tau dari desiran nafasnya yang mulai memburu. Aku heran juga dengan wanita ini, tetap diam tanpa perlawanan. Mungkin ini style wanita baik-baik. Bagusnya, semua apa yang kulakukan tidak ada penolakan. Seperti dicocok hidungnya Uni menurut saja dengan apa yang kulakukan terhadapnya.
Perlahan kubuka kaosnya, kubukan celana panjang trainings pack-nya, kubuka Bh nya, kubuka CD-nya , Uni diam saja. Kubopong tubuhnya ketempat tidur. Kubuka kaosku, kubuka celana pendekku……..Uni masih diam.
Lidahku mulai bermain disekujur tubuhnya. Dari ujung kepala, turun ke telinga, ke bibir, ke leher…perlahan kusapu dadanya, payudaranya kulumat dengan gigitan kecil…turun lagi kebawah, pusarnya kukorek dengan lidahku….turun lagi ke sekumpulan rambut dan kedua pahanya hujilat-jilat terus sampai keujung jempol kaki. Aku tidak merasa jijik karena tubuh Uni yang putih bersih sangat membangkitkan gairah.
Kukangkangkan kakinya, uni masih diam saja. Tapi kuamati matanya terpejam menikmati sentuhan tiap jengkal ditubuhnya. Baru ketika kudaratkan sapuan lidahku di bibuir vagina dan klitorisnya Uni tiba-tiba berteriak ,” Ahhhhhhhh……..”
“Kenapa Uni….Sakit?,” tanyaku. Uni hanya menggeleng. Dan aktifitas jilat menjilat vagina itu kulanjutkan. Uni menggelinjang dahsyat dan tiba-tiba dia meraung..”Andyyyyyyy… ayo Andy….jangan siksa aku dengan nikmat…ayo Andy tuntaskan….Uni udah nggak tahan,” katanya.

Aku tidak mau berlama-lama. Tanpa banyak variasi lagi langsung kunaiki kedua pahanya dan kutusukkan juniorku kelobah surganya yang sudah basah kuyup. Dengan sekali sentak semua batangku yang panjang melesak kedalam. Agak seret kurasakan, mungkin karena sudah dua tahun nganggur dari aktifitas. Kugenjot pantatku dengan irama tetap, keluar dan masuk. Uni semakin menggelinjang.
Aku pikir nggak usah lama-lama bersensasi, tuntaskan saja. Lain waktu baru lama. Melihat reaksinya pertanda mau orgasme , gerakan pantatku semakin cepat dan kencang. Uni meronta-ronta , menarik segala apa yang bisa ditariknya, bantal, sepre. Tubuhku tak luput dari tarikannya. Semua itu dilakukan dengan lebih banyak diam. Dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, “Ahhhhhhhhhhhhhhhh…….,” lolongan panjangnya menandakan dia mencapai puncak. Aku mempercepat kocokanku diatas tubuhnya. Tiba-tiba aku didikejutkan dengan hentakan tubuhnya dibarengi tanganya yang mendorong tubuhku. “Jangan keluarin didalam ….aku lagi subur,” suaranya tresengal-sengal ditengah gelombang kenikmatan yang belum mereda.
Kekagetanku hilang setelah tau reaksinya. “Baik Uni cantik, Andy keluarin diluar ya,” balasku sambil kembali memasukkan Junior ku yang sempat terlepas dari vaginanya karena dorongan yang cukup keras. Kembali kupompa pinggulku. Aku rasa kali ini Uni agak rileks. Tapi tetap dengan diam tanpa banyak reaksi Uni menerima enjotanku. Hanya wajahnya yang kadang-kadang meringis keenakan.
Dan sampailah saatnya, ketika punyaku terasa mulai berkedut-kedut, cepat-cepat kucabut dari vagina Uni dan kugencet batang juniorku sambil menyemprotkan sperma. Kuhitung ada lima kali juniorku meludah. Sekujur tubuh Uni yang mulus ketumpahan spermaku. Bahkan wajahnyapun belepotan cairan putih kental. Dan aku terkulai lemas penuh kenikmatan. Kulihat Uni bagkit mengambil tisu dan meneyka badan serta mukanya.
“Andy…kamu sudah memberikan apa yang belum pernah Uni rasakan,” kata wanita cantik itu sambil rebahan disampingku.
Dengan persetujuan Uni, kami menelpon istriku mengabarkan kalau batal ke Ancol karena Uni nggak enak badan. Padahal kami melanjutkan skenario cinta yang menyesatkan. Kami masih tiga kali lagi melakukan persetubuhan. Dalam dua sessi berikut sangat kelihatan perkembangan yang terjadi sama Uni. Kalo permainan pertama dia banyak diam, permainan kedua mulai melawan, permainan ketiga menjadi dominan, permainan keempat menjadi buas….buas…sangat buas. Aku sempat memakai kondom biar bisa dengan leluasa menumpahkan sperma saat punyaku ada didalam vaginanya.
“Aku sadar ini dosa, tapi aku juga menikmati apa yang belum pernah aku rasakan selama bersuami. Suamiku itu adalah pilihan orang tua dan selisih 20 tahun dengan Uni. Sampai Uda meninggal, Uni tidak pernah merasakan kenikmatan sexual seperti ini. Sebetulnya Uni masih kepengen nikah lagi tapi tidak pernah ketemu orang yang tepat. Mungkin posisi Uni sebagai kepala bagian membuat banyak pria menjauh.” Cerita Uni sebelum kami sama-sama tertidur pulas.