Senin, 27 Oktober 2014

Aku Mahasiswa Semester 7

Aku mahasiswa semester 7 di
sebuah universitas di Jakarta Barat.
Umurku 21 tahun. Aku tergolong
anak yang biasa-biasa saja di
lingkungan


pergaulan kampus. Dibilang kuper
tidak, tapi dibilang anak gaul pun
tidak. Aku anak bungsu dari dua
bersaudara, berasal dari keluarga
kelas
menengah atas. Di kampus aku
dianggap oleh teman-temanku
sebagai anak yang pendiam. Aku
agak kesulitan bergaul dengan
perempuan,
sehingga aku sama sekali tidak
memiliki teman perempuan.
Entahlah, sepertinya aku
mempunyai masalah dalam soal
mendekati cewek. Namun
ironisnya, aku mempunyai hasrat
seks yang tinggi, aku mudah
terangsang bila melihat cewek
yang bagiku menarik, apalagi
memakai pakaian ketat.
Jujur saja, bila sudah begitu
pikiranku sering mengkhayal ke
arah persetubuhan. Bila hasratku
sudah tak lagi dapat kutahan,
terpaksa aku
melakukan onani. Aku memilih itu
sebab aku tak tahu lagi harus
menyalurkan kemana.
Sifat pendiamku ternyata
membuat cewek-cewek di
kampusku penasaran, sepertinya
mereka ingin tahu lebih banyak
tentangku. Cuma mereka harus
kecewa sebab aku kesulitan untuk
bergaul dengan mereka. Di
samping itu teman-temanku
bilang aku mempunyai face yang
lumayan ganteng
(nggak nyombong lo..), kulitku
putih, rambuntuku gondrong, dan
tinggiku sekitar 170 cm. Bila aku
melintas di koridor kampus, aku
merasa ada
beberapa cewek yang melirikku,
tetapi aku berusaha cuek saja, toh
aku tak bisa mendekatinya.
Namun ada seorang cewek yang
diam-diam
menyukaiku, hal itu aku ketahui
dari sahabatku. Ketika aku minta
untuk menunjukkan anaknya,
kebetulan penampilannya sesuai
degan seleraku.
Tinggi tubuhnya sama denganku,
rambut panjang, kulit putih bersih,
wajah menarik, ukuran toketnya
juga pas dengan seleraku, dan
badannya padat
berisi. Sebut saja namanya Ella
(samaran). Sejak itu setiap kali aku
melihatnya, aku sering berpikiran
edan, yaitu membayangkan bisa
bersetubuh
dengannya. Sebaliknya bila ia
melihatku, sikapnya biasa-biasa
saja, walaupun aku tahu
sebenarnya dia menyukaiku.
Pada suatu hari yang tak terduga
olehku, seolah-olah keinginanku
dikabulkan (masa?). Saat kuliah
usai pada jam 19.00 sore, selepas
keluar
ruangan aku hendak untuk
mencuci muka, sekedar
menyegarkan diri. Aku menuju
WC kampus yang kebetulan
letaknya agak menyendiri dari
“peradaban” kampus. Sampai
disana aku mendapati beberapa
orang yang juga akan
mempergunakan kamar mandi.
Selagi menunggu giliran, aku
ingin buang air kecil dulu, tapi
kamar mandi sedang dipakai.
Praktis aku urungkan saja. Begitu
tiba giliranku, aku hendak menuju
ke arah kran, tiba-
tiba dari arah pintu kamar mandi
yang tertutup tadi keluarlah
seorang cewek yang selama ini
kusukai dan dia juga
mengincarku. Aku sangat tekejut
melihatnya, sikapku hampir salah
tingkah, begitu pun dengan dia.
Kami saling bertatapan mata dan
terdiam beberapa saat. Kemudian
dia sedikit
tersenyum malu-malu. Kok dia
ada disini sih?, Pikirku. Akhirnya
aku memberanikan diri untuk
memulai percakapan.
“La, ngapain elo masuk ke WC
cowok?” tanyaku penuh rasa
heran.
“Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek
penuh semua, makanya gue ke
sini..”
“Emang yang di lantai bawah juga
penuh?”, tanyaku.
Padahal dalam hati aku merasa
mendapat kesempatan emas.
“Iya. Emang kenapa? Boleh dong
sebentar doang.. lagi pula ‘kan
sekarang udah nggak ada siapa-
siapa, ya kan..?”, jawab Ella rada
genit.
Aku pun tidak mau kalah.
“Tapi kan gue cowok, elo nggak
malu?”, gantian aku
membalasnya.
“Kalo elo, gue emang nggak
keberatan kok.., untungnya
cuman tinggal elo dong yang ada
di sini, daripada yang laen..”,
jawab Ella.
Denger jawaban kayak gitu, aku
malah jadi tambah bengong. Gila..
kayaknya dia emang ngasih
kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba
dia menyerobot
posisi gue yang dari tadi udah
berdiri di samping kran.
“Sorry yah, gue duluan, habis elo
bengong aja sih..”, katanya.
Rupanya dia juga mau mencuci
muka. Selama dia mencuci muka,
aku seperti orang bingung.
Kadang-kadang aku mencuri
pandang ke arah bagian
yang terlarang. Posisinya yang
sedang membungkuk membuat
pantatnya yang berisi
menungging ke arah
selangkanganku. Ditambah lagi
CD-nya
yang berwarna krem terlihat
olehku. Lama kelamaan aku
menjadi terangsang, kontolku
mulai tegang tak keruan.
Langsung saja di pikiranku
membayangkan kontolku
kumasukkan ke dalam memeknya
dari belakang pada posisi seperti
itu. Entah apa yang merasuki
pikiranku, aku berniat
untuk menyetubuhinya di WC ini,
sebab hasratku sudah tak
tertahankan. Aku tak peduli dia
keberatan atau tidak. Pokoknya
aku harus ngentot
dengan dia, apapun caranya.
Diam-diam aku berdiri di pintu
keluar, mengamati keadaan.
Aman pikirku, tak ada seorang
pun. Jadi aku bisa leluasa
melaksanakan niat bejatku.
Saat dia menuju pintu keluar, dari
jauh aku sudah melihat
senyumannya yang merangsang
birahiku. Sepertinya dia memang
sengaja menarik
perhatianku. Tiba-tiba dengan
cepat kupalangkan tanganku di
depannya, sehingga ia
menghentikan langkahnya. Dia
melihatku seakan- akan
mengerti maksudku.
“Buru-buru amat La, emang elo
udah ada kuliah lagi?”, tanyaku.
“Enggak kok, gue cuman pengen
istirahat di sini aja”, jawabnya.
Aku tak menanggapinya, dengan
cepat aku segera menutup dan
mengunci pintu dari dalam.
Melihat sikapku, Ella mulai
menatapku dalam-dalam.
Dengan perlahan kudekati dia.
Kutatap kedua matanya yang
indah. Dia mulai bereaksi, perlahan
dia juga mulai mendekatiku,
sehingga wajah kami
berdekatan. Aku mulai merasa
bahwa dia juga merasakan hal
yang sama denganku. Nafasnya
juga semakin memburu, seolah-
olah dia mengerti
permainan yang akan kulakukan.
Mulutnya mulai terbuka seperti
akan mengatakan sesuatu, namun
dia keburu mengecupku dengan
lembut.
Perasaanku saat itu tak menentu,
sebab baru kali inilah aku dicium
oleh seorang cewek. Dengan
spontan aku pun membalasnya
dengan mesra.
Aneh, walaupun aku belum
pernah melakukannya, otomatis
aku tahu apa yang harus mesti
kulakukan. Apalagi aku juga sering
melihat di film BF.
Kami saling bermain lidah cukup
lama, sampai kami kesulitan
bernafas. Kedua bibir kami
berpagut sangat erat. Desahan Ella
membuatku semakin
hot menciumnya. Aku mulai
menggerakkan tanganku menuju
ke pantatnya, kuraba dengan
lembut, dan dengan gemas
kuremas pantatnya.
Kemudian aku mencoba untuk
mengusap bagian memeknya.
Kugosok-gosok sampai dia
mengerang kenikmatan. Aku
panik kalau erangannya
terdengar ke luar. Setelah kuberi
tahu dia mengerti dan mengecup
bibirku sekali lagi. Usapanku
membuat cairan memeknya
membasahi celananya.
Karena dia memakai celana bahan,
maka cairannya juga membasahi
tanganku.
“Ssshhtt.. gilaa.. enak banget..
ehmm..”, desah Ella.
Aku melepaskan ciumanku dan
berpindah menciumi lehernya
yang putih mulus. Lehernya yang
harum membuatku makin gencar
menciumi lehernya.
Mata Ella terlihat mendelik dan
menengadahkan mukanya ke atas
merasakan kenikmatan.
Tangannya mulai berani untuk
meremas kontolku yang
keras. Enak sekali pijitannya,
membuat kontolku semakin
berdenyut- denyut.
Aku berhenti menciumi lehernya,
aku mulai meraba-raba toketnya
yang sudah mengeras. Ella mulai
membuka kaosnya, dan
memintaku untuk
memainkan kedua toketnya.
Kuraba-raba dengan lembut, dan
sesekali kuremas sedikit. Merasa
masih ada penghalang, kubuka
BH-nya yang
berwarna putih. Benar-benar
pemandangan yang sangat indah,
toketnya yang berukuran sedang,
putih mulus, dan putingnya
merah kecoklatan
terlihat menantang seperti siap
untuk dikemot. Langsung saja aku
sedot susunya yang kenyal itu.
Ella menggelinjang kenikmatan
dan memekik. Aku
tak peduli ada orang yang
mendengar. Rupanya dia senang
menyemprotkan parfum ke
dadanya, sehingga terasa lebih
nikmat mengulum toket
harum. Aku benar-benar
menikmati toket Ella dan aku ingin
mengemoti toket Ella sampai dia
menyerah. Kujilat puting susunya
sampai putingnya
berdiri tegak. Kulihat Ella seperti
sudah di awang-awang, tak
sadarkan diri.
Tangan Ella mulai membuka
ritsleting celana gue dan berusaha
mengeluarkan kontol gue yang
sudah keras sekali. Begitu semua
terlepas bebaslah
kontol gue menggantung di depan
mukanya yang sebelumnya dia
telah mengambil posisi jongkok.
Dia kocok-kocok kontol gue,
sepertinya dia
sedang mengamati dahulu. Lalu
dia mulai mencium sedikit-sedikit.
Kemudian dia mencoba membuka
mulutnya untuk memasukkan
kontolku. Pertama
hanya 1/4 nya yang masuk, lama-
lama hampir seluruh kontolku
masuk ke mulutnya yang seksi,
kontolku sama sekali sudah tak
terlihat lagi. Lalu dia
mulai memaju mundurkan
kontolku dalam mulutnya.
Sedotan dan hisapannya sungguh
luar biasa, seperti di film BF. Aku
menahan rasa geli yang
amat sangat, sehingga hampir
saja aku mengeluarkan maniku di
dalam mulutnya. Belum saatnya,
pikirku. Aku ingin mengeluarkan
maniku di dalam
memeknya. Maka aku memberi
tanda agar Ella berhenti sebentar.
Aku berusaha menenangkan diri
sambil mengusap-ngusap
toketnya. Setelah
rileks sedikit, Ella mulai
melanjuntukan permainannya
selama kurang lebih 10 menit. Ella
sempat menjilat cairan bening
yang mulai keluar dari ujung
kontolku dan menelannya.
Ella kemudian bangkit untuk
melepaskan celana panjangnya, ia
juga melepaskan CD-nya yang
berwarna krem. Aku mengambil
posisi jongkok untuk
menjilati memeknya dahulu, agar
licin. Kubuka pahanya lebar-lebar.
Terlihatlah memek Ella yang
sangat bersih, berwarna merah,
lipatannya masih
kencang, tak tampak sehelai bulu
satu pun. Sepertinya Ella memang
pandai merawat kewanitaannya.
Aku mulai menjulurkan lidahku ke
memeknya.
Aku sempat berpikir bagaimana
kalau di memeknya tercium bau
yang tidak sedap. Ah, bodo amat
aku sudah bernafsu, aku tahan
nafas saja.
Kubuka belahan memeknya. Lalu
kujilat bagian dalamnya. Tapi
ternyata koq baunya tidak seperti
yang kubayangkan sebelumnya.
Memek Ella tidak
berbau kecut, tapi juga tidak
berbau harum, bau memek alami.
Justru bau yang alami seperti
itulah yang membuatku makin
bernafsu serasa ingin
melumatnya semua ke dalam
muluntuku. Aaahh..Ella benar-
benar pandai merawat
memeknya. Sungguh beruntung
aku.
Aku terus menjilat-jilat memeknya
yang mulai basah dengan
cairannya. Ella terlihat sangat
menikmati permainan ini. Matanya
sayu, desahannya
makin keras seraya menggigit
bibir bawahnya.
“Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak
banget..”, desah Ella.
Memeknya terasa hangat dan
lembut. Betul-betuk memek
ternikmat yang kurasakan.
Kumasukkan jari telunjukku ke
dalam memeknya sambil
mengait-ngaitkan ke dinding
memeknya. Tentu saja Ella makin
edan reaksinya, membuat
semakin kelojotan nggak keruan.
Sampai ia menjepitkan kedua
belah pahanya hingga kepalaku
terjepit di antara sepasang paha
yang putih mulus,
dan tangannya menjambak
rambuntuku sampai aku sendiri
merasa kesakitan. Cairan yang
keluar dari memeknya sampai
meleleh ke pipiku dan
kepahanya. Sebagian sempat
mengalir ke bibirku. Karena
penasaran dengan selama ini yang
kutahu, kucicipi cairan itu. Gila!
Rasanya enak koq,
agak asin. Langsung aja aku hisap
sebanyak-banyaknya dari
memeknya. Ella sempat risih
melihat perbuatanku. Namun aku
cuek saja, sebab dia
tadi juga melakukan hal yang
sama pada kontolku.
Tiba-tiba Ella mendorong kepalaku
dari memeknya. Kayaknya dia
sudah nggak kuat lagi.
“Masukin dong punya elo, gue
udah nggak tahan nich.. ayo dong
sayy..”, pinta Ella dengan suara
mendesah.
Aku sempat tertegun sejenak,
sebab sama sekali aku belum
pernah melakukannya.
“Ayo cepat dikit dong..”, katanya
sambil memandangku yang
tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan
pengetahuan dari film BF, gue
turutin saja permintaan Ella.
Kuangkat satu kakinya ke atas bak
mandi, sehingga posisi
memeknya lebih terbuka.
Memeknya sudah basah sekali
oleh cairan sehingga terlihat
mengkilat. Hal itu makin
membuatku bernafsu untuk
memasukkan kontolku ke
memeknya. Kuelus-elus dahulu
kepala kontolku ke bibir
memeknya.
Kudorong kontolku perlahan..
masuk sedikit demi sedkit..
Pantatku terus kudorong, terasa
sebagian kepala kontolku sudah
masuk ke lobang memek Ella
yang sudah basah dan licin tapi
terasa sempit
banget. Dalam hati aku beruntung
juga bisa ngerasain sempitnya
memek perawan. Kucoba kugesek
dan menekan perlahan sekali lagi.
Kontolku
sudah masuk setengahnya,
namun masih terasa sempit sekali.
Tubuh Ella sempat tersentak ketika
kontolku sudah masuk
seluruhnya.
“Auuwww.. sakitt.. pelann..
sstt..”, Ella sedikit menjerit.
Kutarik kontolku keluar, lalu
kudorong lagi sekuat tenaga. Aku
sengaja membiarkan kontolku
menancap di dalamnya beberapa
saat agar memek Ella
terbiasa menerima kontolku.
Kemudian barulah aku memulai
gerakan maju mundur. Terasa
kontolku bergesekan dengan
dinding memek yang
bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh
yang dinamakan bersetubuh,
pikirku dalam hati. Kontolku terasa
agak perih dijepit oleh memeknya,
tapi tetap
kuteruskan, aku tak mau
kehilangan kesempatan berharga
ini.
Tampaklah pemandangan indah
ketika kontolku keluar masuk
memek Ella. Kontolku sudah tidak
terasa perih lagi, malah sebaliknya,
terasa geli ngilu
enak. Ella semakin tidak jelas
rintihannya, seperti orang
menangis, air matanya meleleh
keluar. Mulutnya menggigit
bibirnya sendiri menahan sakit.
Aku sempat kasihan melihatnya.
Mungkin aku sudah keterlaluan.
Kucoba berbicara padanya sambil
kedua pinggul kami menghentak-
hentak.
“Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe..
ngen udahann..?”, tanyaku.
“Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja..
gue.. nggak.. apa.. apa.. kok..
sstt..”, kata Ella.
Goyangan pinggul Ella sangat luar
biasa, hampir aku dibuat ngecret
sekali lagi. Kutarik kontolku keluar
dan kudiamkan beberapa saat.
Setelah itu
aku minta ganti posisi, aku ingin
ngentotin dia dari belakang. Ella
berpegangan pada pintu kamar
mandi, sedangkan pantatnya
sudah menungging
ke arahku. Dalam posisi itu lipatan
memeknya terlihat lebih jelas.
Tanpa basa-basi lagi kumasukkan
saja kontolku dengan hentakan
yang kuat. Kali
ini lebih lancar, sebab memeknya
sudah terbiasa menerima
kontolku.
Kali ini gerakan Ella lebih hot dari
sebelumnya, ia mulai memutar-
mutar pantatnya. Setiap gerakan
pantatnya membuat kontolku
sangat geli luar
biasa.. kontolku berdenyut-denyut
seperti ingin memuntahkan lahar
yang panas..aku merasa tak tahan
lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin
mengecewakan Ella, aku pun
berusaha mengimbangi
permainannya.
Aduhh srr.., ada cairan licin
kembali keluar dari kontolku.
Cairan itu makin menambah licin
dinding memek Ella. Aku benar-
benar merasakan
kenikmatan persetubuhan ini. Aku
makin tenggelam dalam
kenikmatan bersetubuh dengan
Ella, sungguh aku tak akan
melupakannya. Tubuh kami
terlihat mengkilat oleh keringat
kami berdua. Toket Ella
bergoyang-goyang mengikuti
irama gerakan kami, membuatku
makin gemas untuk
meremasnya dan sesekali
kukemot sampai ia memjerit kecil.
Memek Ella makin berbusa akibat
kocokan kontolku.
Aku merasakan sesuatu yang tak
tertahankan lagi. Aku makin
pasrah ketika kenikmatan ini
menjalar dari buah zakar menuju
dengan cepat ke arah
ujung kontolku. Seluruh tubuhku
bergetar hendak menerima
pelepasan yang luar biasa.
“Laa.. gue udah mau keluar..
nihh.. Elo.. masih.. lama..
nggak..?”, rintihku.
“Sa.. bar.. se.. bentarr..
sayaangg.. sama.. samaa.. gue..
juga.. hampir.. keluarr.. oohh..
ahhgghh..”, pantatnya menekan
kontolku dengan kuat.
Mukanya berusaha menengok ke
arahku berusaha mengulum
bibirku. Kudekatkan bibirku agar
dia bisa mengulumnya.
Bersamaan dengan itu..
“Aaahh..”
Kontolku menyemprotkan air
mani ke dalam lobang memeknya
berkali-kali. Sampai cairan putih itu
meleleh ke pahanya dan sempat
menetes ke
lantai. Tak kusangka banyak sekali
spermaku yang berlumuran di
memeknya. Ella berjongkok
memegang kontolku. Lalu ia
menjilat dan mengulum
kontolku yang masih berlumuran
sperma. Dia menelan semua
spermaku sampai kepala kontolku
bersih mengkilat. Dia kelihatan
tersenyum bangga.
Ella kembali berdiri memandangi
penuh kepuasan. Tubuh Ella
terjatuh lemas membebani
tubuhku, badannya bergetar
merasakan orgasme. Ella
memandangku tersenyum,
disertai dengan nafas yang masih
terengah-engah. Kami pun
berpelukan dalam tubuh penuh
keringat dengan alat
kelamin kami masih saling
menyatu. Bibir kami saling
mengecup dengan mesra, sambil
memainkan bagian-bagian sensitif.
Kami membersihkan diri bersama
sebelum beranjak keluar WC.
Selama kami mandi kami saling
mengutarakan sesuatu hal. Iseng-
iseng aku bertanya
mengapa dia mau menerima
perlakuanku barusan.Ternyata Ella
mengatakan bahwa selama ini dia
sudah lama menyukaiku, namun
ia tidak berani
mengutarakannya, sebab malu
sama teman-temannya. Aku
sempat tertegun mendengarnya.
Kemudian aku juga mengatakan
bahwa aku juga suka
padanya. Seakan dia tak percaya,
tetapi setelah kejadian tadi kami
menjadi saling menyayangi. Kami
kembali berpelukan dengan mesra
sambil
saling mengecup bibir.
Aku sempat khawatir kalau Ella
hamil, sebab aku mengeluarkan
spermaku di dalam memeknya.
Aku tidak mau menikah, aku
belum siap jadi bapak.
Biarlah, kalaupun Ella hamil, aku
akan membuat suatu rencana.
Lagipula kami melakukannya baru
sekali, jadi kemungkinan dia hamil
kecil
peluangnya.
Selesai mandi aku menyuruh Ella
keluar belakangan, aku keluar
duluan agar bisa mengamati
keadaan. Setelah tidak ada orang
satupun, barulah
Ella keluar, kemudian kami pergi
berlawanan arah dan bertemu
kembali di suatu tempat. Sampai
saat ini hubunganku dengan Ella
masih berjalan
baik, cuma kami belum
mengulang apa yang kami
lakukan di WC dulu.
Beberapa minggu setelah kejadian
itu aku mendengar fakta dari
teman-temannya bahwa Ella itu
sebenarnya cewek yang haus
seks. Dia juga telah
bersetubuh dengan banyak pria,
baik dari kalangan mahasiswa atau
om-om. Makanya aku sempat
curiga waktu kami bersetubuh
dulu, sebab
walaupun memeknya masih rapat
seperti perawan, namun aku tidak
merasakan menyentuh selaput
daranya, bahkan aku sama sekali
juga tidak
melihat darah yang keluar dari
lubang memeknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar