Mulutku sengaja diam untuk menampung semua cairan kental yang tumpah ini. Pada kedutan yang ketujuh, mulutku sudah penuh. Aku menganga dan menunjukkannya pada Pak Anggoro. Dia meraih kepalaku, mengelus dan mencium sedikit bibirku. Dia menginginkanku menelan seluruh spermanya. Dan hal itu langsung kulakukan sekaligus untuk membasahi tenggorokanku yang selalu haus sperma ini.Pak Anggoro langsung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar