Saat itu, kami merasa seolah-olah tubuh kami melebur menjadi satu. Penis kami yang tadinya sudah melemas, kini bangkit lagi. Aan hanya memandangku sambil tersenyum mesum. Saya tahu apa yang Aan mau, dia mau bersetubuh denganku."Mau yach?" bujuknya.Tanpa dibujuk, saya juga sudah mau. Tetap memeluk tubuhku, Aan menggesek-gesekkan alat kelaminnya. Batang itu mengetuk-ngetuk lubang anusku. Sisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar