Awal Februari 1994Aku menghampiri Lala dan menarik tubuhnya, kucium bibirnya, kulumat. Dia terperanjat dan hampir saja menampar wajahku, tapi niatannya itu urung dan dia hanya tersenyum simpul. Dengan raut wajah yang penuh tanya dia menatapku, "Kenapa?" "Aku menciummu karena aku mau menciummu, kau keberatan?""Tidak!" raut wajah yang merahnya memudar mengatakan itu. "Aku hanya kaget dan senang.."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar