Ketika menyaksikan Berita TVOne dan menyaksikan pembawa berita dari biro Surabaya yang bernama Hentty Kartika, aku teringat wajah staff adminku. Wajah dan potongan rambut Hentty Kartika sama persis dengan wajah staff adminku bahkan kalau boleh dikatakan mirip dan kembar, dengan potongan tubuh yang juga kira-kira sama, mungil.
Aku mencoba menceritakan kejadian yang benar-benar aku alami. Tapi disini aku coba samarkan nama Tokoh dan tempatnya. Dan untuk menjaga kejadian yang tidak diharapkan dikemudian hari aku minta untuk tidak mencantumkan alamat email ini.
Perkenalkan aku, Danang, laki-laki, 30 tahun, bekerja disalah satu Perusahaan Pembiayaan (leasing) PT.KF, lokasi di kota T di Propinsi Jawa Tengah dan menjabat sebagai Kepala Kantor (unit). Ada tiga staff dikantorku yaitu Ari, laki-laki, 27 tahun, sebagai staff kolektor; Heri, laki-laki, 27 tahun, juga staff kolektor dan staff adminku yang merupakan satu-satunya perempuan dikantorku, Rofi, 24 tahun, lajang.
Kondisi kantorku, menghadap jalan raya, sebelum masuk halaman parkir dengan luas 6X10 meter harus melalui pintu gerbang yang tidak selelu kami buka sepenuhnya paling kami buka selebar sepeda motor bisa masuk. Bangunan kantor kami ditutup dengan rolling door dari aluminium karena dinding depan kantor kami adalah dinding kaca tebal yang dilapisi dengan lapisan kaca film gelap jadi hanya kami yang bisa menyaksikan suasana diluar tapi dari luar tidak bisa melihat kondisi didalam. Masuk keruang tamu seluas 6X4 meter terdapat ruang tunggu dengan sofa lengkap dengan bantalnya. Sekat antara ruang tamu dengan ruang kantor juga dinding kaca tebal dengan tembok setinggi kurang lebih 1,5 meter. Ruang kantor seluas 6X15 meter terdapat meja kerja kami bertiga lalu meja meeting yang terdapat ditengah ruangan kemudian ada ruang untuk istirahat agak dibagian belakang kemudian kamar mandi dan dapur yang bersebelahan dan diujung ruangan agak tersembunyi dari pandangan ada pintu yang menuju halaman atau bagian belakang kantor yang menuju jalan perkampungan dengan akses menuju warung-warung atau pasar. Biasanya jika saatnya mau makan dan istirahat kami melalui pintu tadi untuk cari makanan.
Cerita ini berawal sekitar bulan Maret 2006 diawal bulan dimana kantorku mendapat staff admin yang baru karena admin yang lama mengundurkan diri karena menikahdan ikut suaminya yang PNS pindah kekota lain.
Pagi itu datanglah admin baru kami, Rofi, dengan gambaran yang sudah aku ceritakan sebelumnya, dia sangat cantik bagi kami yang memang jarang melihat wanita cantik di kota kecil seperti kota tempat kantorku bekerja.
Satu bulan berjalan sejak Rofi datang dikantor ku suasana semakin segar dan tidak membosankan karena selalu ada canda setiap hari antara kami berempat. Dan suasana seperti itu sangat bisa mencairkan suasa tegang dan kami bisa lebih bebas dalam bercanda. Sampai gurauan kami kadang menjurus kemasalah seks.
Hari itu Rabu, seperti biasa kerjaan dikantor sepi sedangkan tagihan sedang susah karena banyak nasabah yang minta tempo pembayaran. Kami berempat seperti biasa duduk-duduk dikantor. Aku, Ari dan Heri baru selesai membuat kopi karena udara terasa dingin maklum kota kami berada didaerah pegunungan. Ari dan heri duduk dikursinya sendiri-sendiri, sedangkan Rofi sedang menyelsaikan laporan-laporan dengan komputer. Ari menyalakan rokok sedang Heri sibuk dengan ponselnya, berSMS ria. Sesekali Rofi melihat ponselnya karena ada SMS yang masuk,beberapa kali Rofi membalas SMS tadi dengan wajah agak muram dan sedikit terlihat malu.
Beberapa saat berlalu dan terjadilah kejadian yang tidak aku duga sama sekali dan aku hanya bisa terdiam menyaksikannya .
Heri langsung memeluk Rofi dari belakang. Ia menjatuhkan ciumannya ke tengkuk Rofi yang jenjang, tengkuk indah itu memang hari itu terpampang tanpa penghalang karena rambut Rofi memang dipotong pendek. Entah karena apa, Rofi hanya manut saja membiarkan dirinya diperlakukan seperti itu. Bahkan lebih dari itu!
Kini Heri dan Ari mulai melucuti pakaian Rofi satu demi satu. Mulai dari blazer, blouse kemudian celana panjang ketat putih yang dipakai Rofi kini berceceran di lantai. Kini tinggal bra dan celana dalam warna putih saja yang melekat di tubuhnya.
Heri dan Ari tertegun memandangi tubuh Rofi yang setengah telanjang itu, beberapa saat mereka membiarkan Rofi dalam keadaan seperti itu, mereka menikmati dulu pemandangan Rofi yang setengah telanjang berdiri dihadapan mereka sambil mengerjakan pekerjaan kantornya sambil sesekali tangan Heri dan Ari bergerilya diselutruh tubuh Rofi yang putih muluskadang jari-jari mereka menyelinap dibalik bra dan celana dalam Rofi sebelum kemudian Heri memerintahkan Rofi untuk membuka semua sisa penutup tubuhnya hingga tak lama kemudian Rofi telah benar-benar telanjang bulat. Rofi hanya berdiri pasrah di hadapan Heri dan Ari. Sungguh sangat cantik Rofi dalam keadaan polos seperti itu. Rofiyang memiliki wajah baby face dengan kulit yang benar-benar putih bersih, dengan payudara yang boleh dibilang tidak besar (Bra size 32C) dengan tinggi badan yang hanya sekitar 160 cm, belahan bukit kembar dengan puting susu coklat kemerahan itu menggelantung bebas dan berguncang lembut mengikuti irama nafasnya. Turun ke bawah terdapat perut yang rata dengan rambut tipis di pangkal pahanya yang tidak begitu lebat hingga samar-samar terlihat belahan bibir bawahnya yang berwarna merah muda.
Heri dan Ari kini tidak sabar lagi, buru-buru mereka melucuti pakaiannya sendiri hingga kini Heri, Ari dan Rofi sama-sama telanjang bulat. Heri dan Ari segera menghampiri Rofi yang masih berdiri dipinggir meja kerjanya sekali lagi mereka menjamah semua bagian tubuh Rofi yan kini telanjang bulat mereka bermain-main dulu dengan benda-benda pribadi milik Rofi,payudara,pantat,dan belahan daging yang terselip di paha. Heri segera membimbing Rofi ke arah meja kerjanya dan merebahkan tubuh Rofi terlentang di atas meja. heri segera berdiri di samping meja sebelah tubuh Rofi dan membenamkan wajahnya ke dalam belahan payudara Rofi. Mulutnya dengan gemas menciumi kedua pucuk puting susu Rofi bergantian. Lidahnya ikut mempermainkan kedua putingnya sambil kedua tangan Heri meremas-remas kedua bukit itu terus-menerus.
Sementara itu Ari dengan tak sabaran membuka kedua selangkangan Rofi lebar-lebar, dan menemukan belahan bibir mungil yang ada diantaranya. Dengan jari-jari tangannya ia membuka belahan bibir itu hingga menganga dan segera menjulurkan lidahnya ke dalam untuk menjilati bagian dalam dinding vaginanya. Tubuh Rofi menggelinjang dan dari mulutnya keluar suara dan desahan nafas tertahan setiap kali lidah Ari menyapu setiap permukaan dinding yang sekarang mulai basah. Dan ketika lidah Ari menemukan sebongkah daging kecil di bagian atas liang itu dan menggelitiknya, tak tertahankan lagi tubuh Rofi menggelinjang lebih hebat dan ia mengerang tertahan.
Hanya beberapa saat saja Ari membenamkan wajahnya di selangkangan Rofi dan Ari sudah merasakan bahwa vagina Rofi sudah sangat basah. Maka Ari tak membuang kesempatan, ketika Heri sedang sibuk menciumi bibir Rofi dan meremasi kedua payudaranya, Ari dengan tergesa-gesa merenggangkan kaki Rofi lebar-lebar, dan menekankan kejantanannya ke dalam liang senggama yang sudah sangat siap menerima penetrasi itu. Maka dengan mudah Ari mendorongkan miliknya sampai masuk semua ke dalam vagina Rofi disertai dengan pekik tertahan yang keluar dari mulut Rofi, tidak begitu jelas memang karena mulutnya tersumbat mulut Heri.
Dengan posisi berdiri dipinggir meja kerja Rofi kini Ari mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya maju mundur menekan bagian bawah perut Rofi. Ia dengan leluasa memompa tubuh Rofi yang terlentang di hadapannya. Sementara kedua kaki Rofi diangkat dan diletakkan di atas pundak Ari, hingga ia bisa menekan lebih dalam lagi dengan posisi seperti ini.
Sementara Heri yang mulai merasa tidak leluasa mencumbui Rofi karena badan Rofi yang selalu berguncang-guncang mengikuti gerakan pinggul Ari, mengalah dan duduk di sofa sambil menonton adegan itu, sambil sekali-sekali tangannya mempermainkan batang penisnya sendiri yang sudah sejak tadi berdiri tegang.
Hampir sepuluh menit berlalu dari saat Ari melakukan penetrasi pertamanya ketika ia makin mempercepat dan memperkeras goyangan pantatnya hingga makin membuat Rofi mengerang tak berkesudahan, dan tiba-tiba Ari mencabut batang penisnya dari dalam vagina Rofi, tubuh Ari mengejang di atas tubuh Rofi. Ia menyemburkan air maninya diatas perut Rofi dengan derasnya. Beberapa saat kemudian setelah nafasnya mulai teratur kembali, Ari memisahkan diri dari tubuh Rofi dan berjalan ke arah kursi dan duduk di sisi Heri.
“Wah, luar biasa Rofi….!” katanya sambil menyalakan sebatang rokok.
“Giliranmu Her…” katanya sambil menoleh ke arah Heri.
Heri yang sejak tadi sudah tidak sabar, segera berdiri dan berjalan ke arah Rofi yang masih terlentang di atas meja kerjanya. Bahkan posisinya sampai sekarang belum berubah, kedua belah kakinya masih mengangkang lebar, hingga tampak terlihat jelas bibir bawahnya yang masih membengkak dan menganga.
Heri menarik tubuh Rofi dari atas meja kerjanya hingga kini Rofi terduduk di kursinya, wajahnya persis menghadap ke selangkangan Heri yang berdiri di depannya. Dengan sekali rengkuh ia menarik kepala Rofi dan mejejalkan batang penisnya ke dalam mulut Rofi. rofi sekarang melakukan oral pada Heri. Rofi terlihat jago dalam hal satu ini langsung membuat Heri merem melek keenakan. Ia sesekali mengerang, “Aahh… Jago sekali Rofi nyedotnya, kamu musti nyobain Ar!” Heri berkata sambil menoleh ke arah Ari yang sedang duduk dikursi mengumpulkan tenaga.
Rofi yang terduduk dikursinya terus memainkan bibir, mulut dan lidahnya untuk mempermainkan batang penis Heri. Caranya ia menghisap kepala penis yang makin lama makin licin dan berubah warna menjadi merah tua keunguan itu pasti tidak pernah dilupakan oleh Heri. Belum lagi kepalanya yang ikut bergerak-gerak maju mundur mensimulasikan gerakan senggama kepada batang penis yang berada di dalam mulutnya itu.
Entah sudah berapa lama Rofi mengulum penis Heri, ketika akhirnya Heri melepaskan diri dan menarik tubuh Rofi berdiri dan menariknya ke pinggir meja kerja Rofi menghadap Ari. Lalu dari belakang Heri memasukkan batang penis miliknya ke dalam vagina Rofi dengan sekali sentakan halus hingga amblas seluruhnya ke dalam. Terasa benar liang itu sangat licin dan hangat. Dan kemudian Heri mulai mengerakkan pinggulnya maju mundur sementara kedua tangannya memegang pinggul Rofi untuk membantu menggoyangkannya berlawanan dengan arah gerakan pinggul Heri yang maju mundur. Kemudian Heri mengangkat kaki kanan Rofi dan meletakkannya diatas meja dan dengan posisi anjing kencing sekarang vagina Rofi makin terbuka dan Heri semakin kencang dalam menggoyangkan pinggulnya maju mundur membombardir vagina Rofi.
Stamina Heri sungguh bagus, hampir sepuluh menit ia menggerakkan pinggulnya dengan cepat dan disertai hentakan-hentakan kasar. Rofi benar-benar mengerang-erang tak berkesudahan digagahi dengan cara seperti itu. Nikmat, geli dan kadang-kadang ngilu bercampur jadi satu. Apalagi batang kejantanan Heri termasuk besar hingga terasa sekali benda itu begitu penuh dan menguak lebar vaginanya.
Tiba-tiba Heri memisahkan diri dan menarik tubuh Rofi dan memaksanya berjongkok di hadapannya, ia kemudian menjejalkan kembali batang penisnya ke dalam mulut Rofi, hampir bersamaan dengan itu Heri memuntahkan air maninya ke dalam mulut Rofi. Air maninya menyembur dengan deras sekali dan tidak tertampung oleh mulut Rofi yang mungil hingga meluap keluar, meleleh ke dagu dan menetes ke bawah membasahi belahan payudaranya. Bisa dipastikan sebagian air mani itu pasti telah tertelan oleh Rofi, dan ketika akhirnya Heri mengeluarkan penisnya dari dalam mulut Rofi, muntahan air mani itu segera berhamburan keluar dari dalam mulut Rofi karena memang sangat banyak dan Rofi tidak sanggup menelan semuanya. Kini wajah bagian bawah Rofi berlepotan lendir lengket berwarna putih susu.
Sehabis itu, masih dalam keadaan telanjang Ari dan Heri kemudian membimbing Rofi ke dalam kamar mandi untuk memandikannya. Kedua laki-laki itu membersihkan semua lendir yang berada di selangkangan dan wajah Rofi sambil memandikannya. Namun kemudian, kedua laki-laki itu sekali lagi menggagahi Rofi di pintu kamar mandi bergantian. Sekali lagi Rofi digilir di pintu kamar mandi dalam keadaan berdiri menghadap keluar kamar mandi pertama oleh Ari, dan ketika Ari selesai mencabut batang penisnya ia langsung digantikan oleh Heri yang juga langsung memasukkan batang kejantanannya dari belakang tanpa pemanasan lagi. Baru sesudah Heri selesai, mereka benar-benar memandikan Rofi sampai bersih sebelum kemudian mereka kembali berpakaian dan kembali duduk dikursi mereka masing-masing sambil menyalakan rokok. Aku hanya terdiam menyaksikan kejadian itu dan sambil memperhatikan Rofi yang kini memunguti kembali pakaiannya, bra dan celana dalam untuk kembali dikenakan. Terlihat raut wajah lelah Rofi setelah disetubuhi Heri dan Ari. Sesaat setelah semuanya terhening Heri menceritakan siapa Rofi sebenarnya. Ternyata Rofi memang gadis yang bisa dipakai seperti itu bahkan sebelum masuk kekantorku Rofi juga sudah seperti itu. Hal itu ternyata diiyakan oleh Rofi. Dan ketika Heri dan Ari mengetahui hal itu merekapun ingin measakan tubuh Rofi dan hari itu keinginan mereka kesampaian.
Hari Sabtu, biasa kami hanya masuk sampai jam 12 siang kemudian pulang. Dan hari itu adalah hari santai karena tidak banyak pekerjaan yang kami kerjakan. Jam menunjukkan pukul 09.30, kami berempat sedang berbincang seperti biasa dikantor sambil diselingi gurauan dan tertawa. Terlihat Rofi sambil mengerjakan pekerjaannya di depan komputer.
Singkat kata, aku diajak duduk di ruang tamu oleh Ari dan Heri sementara Rofi melanjutkan pekerjaannya, pintu antara ruang tamu dengan ruang kantor sengaja dibiarkan terbuka lebar. Heri mengatakan kalau hari ini Yan Dan Ganung dari leasing AF akan datang berkunjung sekedar main. Kami bertiga pun duduk menunggu. Sekitar seperempat jam kemudian terdengar suara motor datang ternyata mereka berdua, Yan dan Ganung. Setelah mempersilahkan mereka duduk kamipun melanjutkan pembicaraan tentang kantor kami masing-masing. Tiba-tiba terdengar suara Ari yang tanpa sungkan-sungkan meminta Rofi melepas pakaiannya. Hari itu Rofi mengenakan kaos biru ketat dan celana jeans yang juga sangat menggambarkan keindahan lekuk tubuhnya yang mungil. Sesaat kemudian terlihat Rofi sudah berdiri dipintu antara ruang tamu dengan ruang kantor sambil bersandar memandang kami berlima yang duduk di sofa ruang tamu. Kemudian Heri danAri berdiri menghampiri Rofi dan mereka langsung menggerayangi sekujur tubuh Rofi yang disandarkan ke tembok. Tangan Heri dan Ari segera melucuti semua pakaian luar yang dikenakan Rofi hingga Rofi kini cuma mengenakan bra dan celana dalam mini warna biru. Yan dan Ganung cukup terkejut ketika melihat Rofi untuk pertama kalinya dalam keadaan setengah telanjang hanya mengenakan celana dalam plus bra, jelas kedua potong pakaian dalam itu menunjukkan kemontokan pantat serta payudaranya. Yan dan Ganung seperti terperangah dengan kemolekan tubuh Rofi yang mungil setengah telanjang.
Seperti telah mendapat kode dari Ari dan Heri, Yan dan Ganung segera menghampiri Rofi yang kini berdiri dalam keadaan setengah telanjang.
Sesaat kemudian Yan mulai memeluk dan menciumi Rofi dari belakang. Ganung yang berjongkok memulai mencium dari paha kemudian ke pantat, sedangkan Yan meremas-remas payudara Rofi serta menciuminya, sementara Ari dan Heri memilih duduk kembali di sofa sambil menonton kedua rekannya mengeroyok Rofi. Tidak tahan hanya melihat Rofi memakai celana dalam dan bra, Ganung mulai menarik celana dalam mini Rofi dari belakang dan perlahan-lahan menurunkannya, sehingga sekarang pantat Rofi yang montok jelas terlihat. Pada saat yang sama, Yan melepas bra Rofi hingga kedua buah payudara Rofi menggelantung bebas tanpa penghalang lagi dan segera disambut oleh Yan dengan menjilat-jilat puting susunya.
Sesaat kemudian Yan melepas semua bajunya dan kemudian mengangkat tubuh molek Rofi ke atas sofa ruang tamu. Sementara Ganung menyambut tubuh Rofi di atas sofa. Rofi terlentang di sofa dengan kaki terbuka lebar, kepalanya sekarang berada di pangkuan Ganung. Rofi merintih-rintih karena kemudian Yan menjilati dan menghisap klitorisnya. Tampaknya tubuh Rofi tidak bisa menolak kenikmatan yang diberikan Yan, tak berapa lama kemudian vagina Rofi yang sekarang sudah cukup basah dengan mudah menerima penis yan. Kaki Rofi diangkat, dilingkarkan ke tubuh Yan pada saat dia menggoyang naik turun.
Kira-kira lima menit, Yan mempercepat goyangannya dan tiba-tiba mencabut penisnya dari dalam vagina Rofi. “Tunggu dulu, aku belum mau keluar. Kamu terlalu cantik untuk dilewatkan sesaat, jadi harus dinikmati dengan waktu yang cukup lama..”
Yan kemudian mengangkat tubuh Rofi dan memposisikannya doggy style dengan perut diganjal bantal sofa ruang tamu dan pantat menghadap ke atas. Sekarang keindahan pantat Rofi benar-benar terlihat, tidak satu orang pun yang tidak terangsang melihat Rofi pada posisi tsb. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Yan membimbing penisnya masuk ke dalam vagina Rofi yang masih basah dan tampak berwarna pink muda. Kedua tangan Yan memegang pantat Rofi, sedangkan pinggulnya bergoyang-goyang berirama. Sesekali tangan Yan mengelus-elus pantat Rofi dan sesekali meremas payudara Rofi dari belakang.
Beberapa menit kemudian, Yan kembali mempercepat goyangan pinggulnya, kemudian dia menarik kedua tangan Rofi. Jadi sekarang persis seperti naik kuda lumping, kedua tangan Rofi dipegang dari belakang sedangkan pantatnya digoyang seirama. Akhirnya Yan tidak lagi bisa mempertahankan, dia lepaskan batang penisnya dari dalam vagina milik Rofi dan memuntahkan spermanya diatas pantat Rofi Rofi disertai erangan kenikmatan. Tampak cairan putih kental berceceran diatas pantat Rofi cairan putih tsb mengalir ke paha Rofi dan menetes di atas sofa. Beberapa detik kemudian tiba-tiba badan Yan didorong oleh Ganung, “Gantian dong, sekarang giliran aku….”
Rofi dibimbing masuk ke dalam kamar mandi . Ganung dengan bersemangat membersihkan tubuh Rofi, terutama di bagian kemaluannya. Ganung yang sudah telanjang bulat dengan penis tegang, meminta Rofi untuk melakukan oral sex. Rofi menuruti saja kemauan Ganung, bahkan dia memperlakukan batang penis Ganung seperti ice cream batangan yaitu dengan menjilati bagian kepala penis dan dilanjutkan dengan ‘deep troath’. Aku sudah menceritakan bagaimana lihainya Rofi dalam permainan ini, hingga tidak usah dijelaskan lagi bagaimana nikmat yang dirasakan oleh Ganung dengan pelayanan Rofi seperti itu. Rofi kemudian disetubuhi Ganung dengan berdiri dari belakang di pintu kamar mandi. Kedua tangan Ganung meremas-remas payudara Rofi, sedangkan pinggulnya bergoyang dengan cepat. Goyangan ini bertahan selama hampir sepuluh menit, sebelum akhirnya dicabut. Pada saat bersamaan Rofi diposisikan berlutut menghadap Ganung. Sekali lagi Rofi melakukan oral sex, tapi kali ini tidak lama. Hanya dengan beberapa hisapan, penis Ganung menyemburkan isinya ke dalam mulut Rofi serta wajahnya. Rofi kembali menelan air mani, kali ini dari penis Ganung. Sama seperti tadi, sebagian air mani ini juga meluap keluar dari dalam mulut dan berlepotan di wajahnya.
Ganung kemudian meneruskan membersihkan badan Rofi dan akhirnya membimbingnya keluar kamar mandi. Ari yang rupanya telah membongkar isi tas kerja Rofi menemukan celana dalam mini warna merah dan bra merah cadangan serta blazer+blouse juga rok span warna pink yang sengaja dibawa Rofi. “Ayo sekarang kamu pakai celana dalam sama bh juga baju sama rok yang ini dan menunggu kedatangan teman-teman kita yang lain.” perintah Ari pada Rofi.
Ari, Heri, Ganung dan Yan sekarang duduk berhadapan dengan saya di ruang tamu. Mereka mengajak saya kembali ngobrol mengenai perusahaan. Aku sangat terkejut ketika melihat Rofi dari pintu yang terbuka , dalam keadaan telanjang bulat dia mengenakan pakaian yang diminta Ari. Rofi tampak begitu seksi dan merangsang dengan keadaan telanjang seperi itu.
Beberapa saat terdengar lagi suara motor yang datang. Ternyata Santo dan Hadi dari leasing F. Segera mereka duduk bergabung dengan kami sementara itu didalam ruang kantor Rofi sudah selesai berpakian. Dan sekali lagi setelah mendapat kode dari Heri dan Ari, Santo dan Hadi pun segera menghampiri Rofi yang sedang berdiri diruang kantor sehabis selesai berpakaian dan sekarang menggunakan blazer+rok span dengan warna senada yaitu pink. Memang sangat indah tubuh Rofi terbungkus pakaian kerja seperti itu karena benar-benar mencetak seluruh lekuk tubuhnya belum lagi cetakan celana dalam yang membekas di roknya yang span diatas lutut. Rofi sebelumnya pernah bertemu dengan Santo dan Hadi karena mereka berdua memang sering main ke kantorku.
Santo dan Hadi segera mendekati Rofi yang telah mengetahui kedatangan mereka. Selanjutnya Santo dan Hadi berada di samping kiri dan kanan Rofi menciumi lengan dan meremas-remas payudaranya. Masih dari celah-celah pintu, aku bisa melihat sekarang Santo dan Hadi merebahkan Rofi di meja meeting yang lebar. Santo menciumi bibir Rofi sambil meremas payudara sedangkan kepala Hadi menghilang di didalam rok dibawah selangkangan Rofi sambil kedua tangannya dari bawah meremas-remas pantat.
Heri mengajak aku masuk ke dalam ruang kantor untuk mengambil buku daftar nasabah. Saat masuk ke dalam ruang kantor, aku dapat melihat dengan jelas Santo sedang melepas bra Rofi dan Hadi sedang menarik ke celana dalam Rofi yang mini perlahan-lahan seperti ingin mendapatkan kejutan dari balik celana dalam Rofi. Setelah selesai menelanjangi Rofi, Santo langsung menghisap puting susu Rofi yang sebelah kiri. Bahkan bisa aku lihat dengan jelas, puting susu Rofi sudah ereksi menjadi bengkak dan meruncing. Tanpa rasa apa-apa aku terus saja berjalan melewati meja meeting tempat berlangsungnya adegan antara Santo, Hadi dan Rofi dan langsung membuka laci di samping kiri di mana Rofi sedang terlentang dan dikerubuti Santo dan Hadi yang juga sudah sama-sama bugil. Dari dalam laci aku mengambil sebuah buku daftar nasabah. Kemudian aku serahkan pada Heri yang menunggu di belakangku sambil melihat Rofi yang mendesah-desah dikerubuti oleh Santo dan Hadi.
Ketika aku beranjak melewati meja meeting untuk keluar dari ruang kantor, Santo menghisap-hisap serta meremas payudara Rofi, Hadi masih dengan beringas menciumi serta menyedot vagina Rofi. Rofi tampak biasa saja, bahkan seperti menikmati kejadian tersebut. Matanya tampak setengah terpejam sementara tangan kirinya meremas-remas kepala Santo yang sedang terbenam di dadanya. Sementara tangan satunya lagi berada di atas kepala Hadi. Sesekali dia merintih keenakan karena rangsangan pada klitoris dan payudaranya.
Aku dan Heri kembali duduk diruang tamu sementara di dalam ruang kantor Rofi sedang disetubuhi. Masih dengan pintu yang terbuka lebar, sehingga tampak dengan jelas bagaimana Rofi dalam posisi doggy stye sedang menghisap penis Santo sedangkan dari belakang Hadi menggoyang-goyangkan pinggulnya sambil kedua tangannya menepuk-nepuk pantat Rofi. Suara mereka pun terdengar dengan jelas.
“Ooh gila.. memek Rofi benar-benar basah dan menggigit. Belum pernah sebelumnya aku merasakan yang seenak ini. Mujur benar Danang mempunyai admin seperti ini, tapi sayangnya saat ini kita yang menikmatinya.. he.. he.. he..” desah Hadi.
“Hisapannya cukup kuat, pandai sekali Rofi nyepongnya,” balas Santo.
Selama lebih setengah jam mereka berdua secara bersama-sama menyetubuhi Rofi, berbagai macam posisi mereka coba. Mulai dari doggy style, women on top, berdiri dan ketika Santo tak bisa bertahan lagi dan menyemburkan maninya ke dalam mulut Rofi, kemudian mereka bertukar posisi. Kembali dengan doggy style, Kini Santo yang menggasak Rofi dari belakang, sementara Hadi menjejalkan penisnya ke mulut Rofi untuk dibersihkan, sampai akhirnya diakhiri dengan gaya Rofi duduk membelakangi Santo yang sesaat kemudian Hadi kembali menyemprotkan air mani ke mulut Rofi yang mungil. Santo pun juga mengalami klimaks dengan mengeluarkan isinya ke dalam mulut Rofi juga. Namun rupanya Hadi belum puas, ia menarik kepala Rofi untuk menghisap penisnya yang mulai loyo. Rofi menuruti saja permintaan Hadi tsb. Dengan wajah yang masih penuh dengan sperma, Rofi melakukan oral sex lagi beberapa saat sebelum Santo dan Hadi kemudian membimbing Rofi masuk ke dalam kamar mandi, Rofi kembali dibersihkan tubuhnya dari ceceran sperma di vagina maupun di wajahnya.
Pada saat Santo dan Hadi menyetubuhi Rofi diatas meja meeting datang lagi dua tamu sekarang Tatang dan Joko dari leasing AMFF. Tampaknya Tatang dan Joko yang juga menyaksikan aksi tsb dari ruang tamu sudah terangsang dari tadi. Buktinya setelah saling memberi isyarat dengan mata antara Santo dan Hadi, Tatang dan Joko sekarang menuju kamar mandi dan mengeringkan tubuh Rofi yang sudah bersih dan segar dengan handuk. Santo dan Hadi memakai baju kembali dan keluar menemui aku, Heri, Ari, Ganung dan Yan diruang tamu.
Tatang dan Joko segera membimbing Rofi yang kini masih telanjang keluar dari kamar mandi dan menuntunnya menuju ruang tamu menemui kami bertujuh. Tatang dan Joko kembali menggauli Rofi sambil disaksikan dengan jelas kami bertujuh diruang tamu. Tatang langsung mengangkat tubuh Rofi dan meletakkan di sisi sofa ruang tamu. Tatang memposisikan Rofi menungging dengan tangan berpegangan pada pundak Joko yang duduk di sofa, kemudian Tatang memasukkan penisnya dari belakang. Sementara Joko yang duduk menghadap Rofi menciumi wajah dan payudara Rofi bergantian.
Tak berapa lama kemudian, tubuh Rofi merosot ke bawah, kepalanya menangkup di selangkangan Joko dengan melakukan oral pada penisnya, sementara Tatang tetap menggoyangkan pinggulnya maju mundur dari belakang. Dan ketika telah selesai menyemburkan air maninya diatas pantat Rofi, Joko langsung membopong tubuh Rofi dan memangkunya. Rofi sekarang duduk di atas pangkuang Joko, dengan mudah batang penis Joko menyelusup ke dalam vagina Rofi. Rofi dengan sukarela menggoyangkan pinggulnya naik turun di atas pangkuan Joko dengan kedua belah tangan berpegangan pada pundak Joko. Tidak puas dengan posisi menghadap Joko kini Rofi diputar dengan penis Joko yang masih menancap dalam vaginanya dan sekarang posisi Rofi membelakangi Joko. Kembali Rofi bergerak naik turun dan bergoyang-goyang dipangkuan Joko. Melihat payudara Rofi yang bebas terguncang-guncang maka Ari, Heri, Santo, Hadi, Tatang dan Yan berebutan meremasi payudara Rofi dan ikut membantu merangsang klitoris Rofi yang jelas terlihat disaat penis Joko merangsek masuk dalam vaginanya dengan jari-jari mereka. Karuan saja Rofi meracau tidak karuan karena keenakkan dan sangat terangsang. Beberapa lama kemudian Joko membopong tubuh Rofi yang sudah keletihan itu dan meletakkannya di atas sofa ruang tamu sebelum kemudian menindihnya dan mulai menggerakkan kembali tubuhnya naik turun.
Tatang ketika melihat Joko sedang menggoyangkan tubuhnya di atas tubuh Rofi yang sekarang telungkup di atas sofa ia jadi kembali terbangkit nafsunya, maka ia pun kembali mengocok penisnya hingga menegang, dan ketika Joko selesai, tanpa basa basi Tatang pun segera naik di atas tubuh Rofi yang kini telah lemah lunglai. Rofi hanya pasrah saja tubuhnya dibolak-balik sesuka hati oleh Tatang sambil terus disetubuhi sampai pada akhirnya Tatang mencabut penisnya dari vagina Rofi dan menjejalkan ke mulut Rofi, bertepatan dengan memuntahkan air maninya ke dalam mulut Rofi. Air mani itu muncrat dan berlepotan ke seluruh wajah Rofi setelah sebagian tertelan. Baru sesudah Tatang menyelesaikan hajatnya, kelihatannya mereka cukup puas melampiaskan semua nafsu birahinya terhadap Rofi. Rama-ramai Ari, Heri, Hadi, Yan, Tatang dan Joko menggotong Rofi, masing-masing tangan dan kaki Rofi dipegangi dan diangkat menuju kamar mandi. Dan ramai-ramai dikamar mandi mereka berenam memandikan Rofi yang sudah terlihat sangat lelah. Tapi ternyata mereka belum selesai sampai disitu kini Rofi diposisikan menungging sambil menghadap tembok kamar mandi dan bergantian mereka berenam membenamkan batang penis masing-masing kedalam vagina Rofi tapi sekarang mereka lakukan dengan cepat dan saling bergantian menunggu giliran. Sampai Rofi tidakkuat lagi berdiri dan terduduk lemas dilantai kamar mandi. Baru setelah itu mereka meningglkan Rofi sendiri dikamar mandi.
Jam didinding kantor menunjukkan pukul 13.30, tidak terasa waktu jam pulang sudah terlewat lebih satu setengah jam karena kejadian itu. Setelah mengucapkan terima kasih, Santo, Yan, Tatang, Joko, Hadi dan Ganung meninggalkan kantor kami sambil membawa semua celana dalam dan bra Rofi. Sekarang tinggal kami berempat dikantor, aku saksikan Rofi terlihat sangat lelah setelah hari itu disetubuhi enam laki-laki. Supaya tidak terlalu letih aku suruh Rofi untuk beristirahat didalam ruang istirahat. Rofi menuruti perintahku karena memang kecapaian. Setelah merebahkan diri diatas kasur Rofi langsung tertidur. Sedangkan aku, Ari dan Heri menunggu sambil mengobrol diruang tunggu. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 16.00, sudah sore dan Rofi masih tertidur diruang istirahat dan masih mengenakan kaos serta rok tapi tanpa bra dan celana dalam. Tiba-tiba terdengar suara beberapa sepeda motor memasuki halaman parkir,aku lihat ada enam sepeda motor dengan masing-masing dua orang penunggang jadi ada dua belas orang dan semuanya laki-laki dan sebagian besar aku tidak mengenal mereka cuma beberapa yang pernah bertemu dengan aku tapi akutidak hafal nama mereka. Dua diantaranya adalah Tatang dan Yanyang tadi sudah kemari. Mereka langsung menemui Ari dan Heri dan sempat aku dengar pembicaraan mereka mengenai Rofi. Setelah mendapatkan kode dari Heri kedua belas orang tadi masuk menuju ruang istirahat mencari Rofi yang masih tertidur dan kebetulan saat itu posisi tidur Rofi terlentang dengan rok yang agak menyingkap padahal Rofi tidak memakai celana dalam. Dan dengan buasnya mereka mengangkat Rofi keluar. Dan ramai-ramai mereka kembali menelanjangi Rofi. Akhirnya malam minggu itu Rofi disetubuhi dua belas laki-laki secara bergantian yang sesekali diselingi dengan istirahat dengan salah satu mereka keluar untuk membeli makanan dan kembali lagi dengan membawa lima laki-laki, jadi total malam itu tubuh Rofi yang mungil menjadi santapan segar tujuh belas laki-laki. Yang aku ingat mereka baru selesai sekitar jam 5 pagi harinya, dan malam itu aku, Ari dan Heri tidak pulang kekost kami karena ikut menyaksikan pesta sex gila dikantorku.
Dua tahun sudah aku pindah kota dan pindah kerja, dari informasi yang masih aku dapatkan dari Ari dan Heri, pesta sex itu masih sering dilakukan dan kini makin banyak laki-laki yang menikmati tubuh Rofi dengan gratis tapi terkadang beberapa diantara mereka datang main kekantor sambil membawakan Rofi oleh-oleh dan mengenai Rofi yang bisa disetubuhi sudah sangat menyebar di kota itu. Rofi sempat berbicara dengan Ari dan Heri untuk keluar dan pindah dan kembali kekotanya, karena disanapun Rofi indekost didekat kantor. Entah bagaimana sekarang kelanjutannya aku belum mendapat kabar terbaru dari Ari dan Heri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar