Kisah ini terjadi delapan tahun dari sekarang, tepatnya tahun 2011.
Kisah ini menceritakan tentang sepasang kekasih yang menjalin cinta sejak di bangku kuliah.
Sang lelaki adalah seorang pengacara muda yang sangat haus akan hubungan sex,
sedangkan sang wanita adalah seorang yang rada ngeri dengan sex. Maklum, masih perawan.
Pada hari yang telah ditentukan, mereka melangsungkan akad nikah. Bezita (nama samaran sang lelaki) sudah merencanakan bahwa resepsi pernikahan ini hanya berlangsung satu hari dan hanya beberapa jam saja di gedung sewaan. Setelah itu keduanya langsung pergi ke hotel yang telah dipesan.
Malam itu, Bezita dan Burma (nama samaran sang perempuan) sangat lelah setelah ngobrol dengan orangtua dan sanak famili mereka. Mereka bersyukur para "tamu tak diundang" sudah pada pulang. Akhirnya tinggallah mereka berdua di hotel bintang lima itu. Terlebih dahulu Burma membersihkan make up yang menempel.
"Papa mandi duluan gih. Ntar Mama nyusul" kata Burma dengan lembut sambil mengelus kepala suaminya."Nggh, Papa duluan ya Ma," Bezita menggeliat bangun sambil mencium bibir istrinya dengan mesra.
"Hmm" Burma membalas ciuman itu dengan hangat.
Kemudian terdengar desir shower yang membasahi tubuh Bezita. Sementara Burma menunggu sambil membaca majalah wanita (padahal Bezita sengaja membeli majalah-majalah erotis supaya Burma terangsang). Burma adalah tipe wanita yang tidak ingin tahu soal hubungan sex, bahkan sejak di bangku kuliah. Paling-paling hal yang dilakukan sama Bezita dulu hanya sebatas ciuman saja.
Lima belas menit kemudian Bezita memanggil dari kamar mandi.
"Ma, mandi bareng yuk!" Burma kaget dan langsung menolak ajakan itu.
Tapi Bezita nekat, dengan tubuh yang telanjang bulat dan penis yang menegang, dia berjalan menyusuri kamar dan menggendong istrinya.
"Papa apa-apaan? Baju Mama jadi basah ni!" Burma meronta, tapi percuma. Bezita begitu kuat mencengkeram.
"Nggak apa-apa Ma!"
Bezita membanting pintu kamar mandi. Dengan masih berpakaian lengkap Bezita menggiring tubuh istrinya hingga kebasahan kena air shower. Burma teriak-teriak seperti orang yang akan diperkosa. Bezita mendempet tubuh istrinya sehingga Burma tidak dapat bergerak lagi.
"Papa jangan Pa! Jangan di sini!" tangisnya meledak.
Bezita hanya tersenyum saja. Dia dengan cepat melepas kaos istrinya hingga mencuatlah BH yang membungkus payudara berwarna coklat mulus. Burma tambah histeris.
"Aahh!! Paa jangan!" jeritnya mengiba ketika Bezita melepaskan kaitan BH Burma. Sekarang ia sudah telanjang dari pinggang ke atas.
Burma mencoba menahan kepala Bezita yang memainkan lidahnya di kedua buah dadanya sambil manahan juga rangsangan yang hebat dari Bezita yang kini menghisap kedua puting susunya kanan-kiri. Kedua puting itu mengeras dan membesar.
"Aauuhh! Paa udah dong jangan di sini!"
Tangan Bezita lebih kasar lagi, sekarang dia menyusup ke balik celana panjang Burma dan berusaha melepaskan celana itu. Tangan Burma mencegah tangan suaminya melepaskan celana panjangnya. Percuma, celana panjang terlepas sudah. Sekarang yang tersisa hanyalah celana dalam. Burma mati-matian mempertahankan "benteng terakhirnya" itu.
Suara Burma yang menangis itu ternyata membangkitkan rangsangan Bezita. Dia langsung menyusup ke balik CD istrinya dan kemudian mengelus vagina yang ternyata udah basah dari tadi. Entah apakah basah karena air shower atau emang udah basah karena cairan vagina itu sendiri.
Jari telunjuk Bezita mengelus-elus permukaan vagina yang licin itu sampai Burma mendesah-desah, " Aahh, aahh.. uddah Paah!"
Muka Burma memerah seperti udang rebus. Tanpa sadar Burma merenggangkan kakinya sehingga Bezita dengan mudah melepaskan CD. Sekarang mereka berdua telah tenajang bulat. Bezita menggencet tubuh istrinya di tembok dan kemudian penis yang sudah menempel di perut Burma dia goyang-goyang seperti gerakan bersetubuh. Burma berteriak mengelinjang sementara bibir dan lidah Bezita sibuk mengecup dan menjilat leher dan tengkuk istrinya. Tak lupa pula bibir Burma ia kulum seperti permen. payudaranya juga tidak luput dari remasan tangan yang sudah terbakar nafsu birahi.
Pantat Bezita terus menggenjot penis yang menekan perut Burma.
"Aaahh, Papa janggan Paahh berentii doonng" Burma sudah kepayahan digencet terus di tembok. Sebenarnya Burma merasakan rangsangan yang hebat, tetapi dia tidak mau mengakui kalau dia terangsang hebat. Seandainya saja dia mau mengakui tentu dia akan menikmati permainan ini.
Bezita semakin keras menggoyangkan pantatnya dan akhirnya terjadilah semburan yang dahsyat yang membanjiri perut Burma!
"Aahhkk!" Bezita Vaginaik tertahan.
"Uuuhh!!" Burma ternyata mengalami orgasme juga.
Vaginanya basah sekali oleh lendir dari liang kewanitaannya.
Burma yang kelelahan terduduk di lantai kamar mandi. Penis Bezita yang masih setengah bangun dituntun masuk ke mulut Burma. Burma yang merasa jijik kontan saja melepehkan penis itu. Melihat reaksi seperti itu langsung saja Bezita mencengkeram kepala Burma. Penis itu lalu dihisap sampai menegang lagi dan Bezita mengoral Burma. Goyangan semakin liar dan Burma pun tampaknya menikmati oral sex ini, walau masih malu-malu.
Bezita yang semakin terangsang menjambak rambut Burma dan menggerakkan kepala istrinya maju-mundur sambil menggoyangkan pantatnya. Sepuluh menit kemudian Bezita merasa akan mencapai klimaks lagi. Dia tahan kepala istrinya supaya nggak memuntahkan spermanya.
Croot! Croot! Sperma tertumpah di dalam mulut Burma.
"Hhhkk!" Burma mau muntah tapi ditahan suaminya.
"Tahan sayang! Telan! Ini obat awet muda!" seru Bezita sambil keenakan. Akhirnya dengan susah payah Burma menelan semua sperma suaminya.
Sambil menyeka sisa sperma yang menetes, Burma bangkit dan berkata, "Pa, permainanmu dahsyat banget. Sebenarnya Mama pengen dari dulu begini sama Papa"
Bezita tersenyum mendengar penuturan istrinya.
Mereka mandi bersama sambil berpelukan selama hampir dua jam.
Setelah puas bermandi-mandi, mereka nonton DVD berdua. Bezita menyuruh Burma mengenakan tank top untuk olahraga yang memperlihatkan bagian perut yang masih rata dipadu dengan celana dalam yang serasi warnanya, sementara Bezita sendiri mengenakan celana dalam saja.
Bezita sengaja mengajak istrinya nonton film biru agar Burma makin terangsang. Mereka duduk di lantai yang berkarpet mewah, bukan di tempat tidur. Burma nampak kedinginan karena AC-nya menyala terus. Bezita memeluk tubuh istrinya dari belakang sambil menempelkan kemaluannya di punggung istrinya. Tangannya iseng meremas payudaranya.
"Mama kedinginan ya?" tanya Bezita sambil terus meremas.
Mata Burma tak lepas dari film jorok itu.
"Pa,"
"Hmm?"
"Mama mau deh sekarang kita melakukan kayak gitu" kata Burma sambil menunjuk pria bule yang sedang menyetubuhi perempuan Asia.
Setelah berkata begitu, Burma memandang lekat-lekat suaminya dengan penuh cinta. Mereka bangkit lalu berbaring di kasur. Sementara DVD terus menyala.
Mereka berbaring sambil bercengkrama. Ternyata Burma hanya berpura-pura menolak waktu di kamar mandi. Sebenarnya dia hanya nggak mau keperawanannya hilang di kamar mandi. Mendengar hal itu Bezita mencium bibir istrinya dengan penuh kasih sayang. Burma membalas ciuman itu dengan birahi membara. Ditindihnya Bezita hingga kehabisan nafas. Bezita nggak tinggal diam. Dicopotnya tank top Burma dan kembali mencumbui daerah dada wanita itu.
Tak lama kemudian keduanya telah telanjang bulat. Penis Bezita memanjang kembali. Burma memeluk suaminya dengan erat. Bezita berguling sehingga badannya kini berada di atas Burma.
"Setubuhi Mama, Pa! Renggutlah keperawanan Mama sekarang!"
Bezita sudah tidak bisa menahan nafsunya. Kini mereka berdua sudah benar-benar dalam posisi siap untuk melakukan. Burma di bawah, dan Bezita di atas. Hanya saja Bezita masih memainkan ujung penisnya di klitoris istrinya yang vaginanya sudah banjir memerah mekar menunggu dijebol!
"Papa masukin ya Ma." Bezita memasukkan penisnya perlahan.
"Aaaoouuhh.." desah Burma keenakan.
Matanya terpejam. Dadanya menempel pada dada Bezita.
Sampai suatu saat Bezita merasakan ada yang menghalangi jalan masuk penisnya. Batang penis yang mempunyai panjang 13 cm itu sulit untuk masuk. Dengan sedikit iseng Bezita menyodok-nyodokkan pelan ke selaput dara istrinya.
Burma langsung merintih.
"Uuuhhkk.. enak Pa."
Bezita dengan sedikit tenaga menghujamkan penisnya melewati selaput itu. Selaput dara istrinya langsung robek.
"Aduuhh sakit Paa..!" Burma tiba-tiba menjerit kesakitan.
Bezita langsung mencium istrinya. Penisnya tidak digerakkan dulu menunggu sampai vagina istrinya terbiasa dengan penis yang masuk.
Burma terisak-isak, tidak menyangka akan segini sakit padahal vaginanya sudah banjir dari tadi. Dengan cueknya Bezita menggenjot penisnya. Darah menetes dari vagina Burma yang masih kesakitan. Terdengar nafas Bezita yang memburu seperti sedang maraton. Setelah semakin lancar maju-mundur, terlihat di wajah Burma mulai menunjukkan tanda-tanda kenikmatan.
Peluh mulai membasahi keduanya.
"Gimana sayang, masih sakit?" tanya Burma yang terlihat keenakan.
"Ngga lagi Pa, ayo terus Pa! Enak, tusuk terus Pa!" Burma menjawab sambil komat-kamit nggak jelas.
Bezita makin mempercepat goyangannya. Lima menit kemudian terasa tubuh Burma bergetar dan dia melenguh panjang.
"Uuuhh!!"
Merasa istrinya sudah orgasme, Bezita mempercepat tusukannya, semakin cepat dan, "Oookkhh!"
Cairan mani menyembur hangat di dalam liang vagina Burma. Cairan itu menetes keluar vagina saking banyaknya. Burma tertelentang pasrah sambil menarik napas terengah-engah, sedangkan Bezita tertelungkup tak berdaya di atas tubuh istrinya. Penisnya masih tertancap, walaupun sudah lemas.
Bezita lalu berguling ke samping dan bertanya, "Gimana Ma? Enak ngga?"
Burma nggak bisa berkata apa-apa lagi. Raut wajahnya kelihatan puas. Dia hanya mengangguk lemas.
Tapi tak lama kemudian Burma berhasil membangkitkan kembali birahi suaminya dan membuat mereka melakukan kembali. Kali ini Bezita terlentang di bawah sedangkan Burma duduk di atas penis suaminya sambil memunggungi Bezita. Burma ternyata wanita yang sangat tangguh. Sepuluh menit tidak ada tanda-tanda ingin orgasme.
Tak berapa lama Bezita merasakan genjotan istrinya semakin cepat dan penisnya serasa dijepit oleh jepitan yang sangat kuat. Burma orgasme lagi. Bezita belum mau keluar. Dia suruh Burma nungging di atas tempat tidur. Dari belakang kemudian dia menusukkan penisnya seperti anjing yang sedang kawin. Bezita lalu menempelkan dadanya ke punggung Burma. Tak lupa tangannya menggerayangi payudara yang seperti bola itu.
Burma merasa cengkeraman tangan Bezita di payudaranya makin mengencang dan goyangan suaminya semakin cepet.
"Uuukhh, croot croot"
Cairan mani yang hangat kembali membasahi vagina Burma. Mungkin karena pengaruh mani suaminya Burma mengalami orgasme lagi. Dia sudah tidak memperdulikan rasa sakit akibat kehilangan keperawanan.
Ketika suaminya mencabut penisnya dan berbaring kembali, Burma berbisik, "Vaginaku robek besar. Kaurenggut keperawananku. Tapi aku sadar, semua bagian tubuhku adalah milikmu. Aku cinta kamu, Pa"
Burma lalu mencium kening suaminya yang tertidur. Sejak saat itu Burma selalu meminta hubungan sex di manapun dan kapanpun ada kesempatan. Dia jadi lebih maniak sex dibanding Bezita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar