Minggu, 27 Maret 2016
Gara-Gara Acara TV, Aku Ngentot Gratis
Cerita Sex Selingkuh | Aku menikah disurabaya, waktu itu aku kost dirumahnya dan anak ibu kost ini masih sekolah di SMK jurusan TUP. Kami pacaran dan dengan didasari cinta kamipun dipadukan dalam perkawinan isteriku asli madura tapi sejak lahir sudah berada disurabaya,jadi bahasanya meddok bahasa suroboyoan ciri khas maduranya telah hilang sama sekali aku masih ingat pada saat pesta perkawinan
Cerita Seks Malam Kebahagiaan
Usiaku yang sekarang sudah 42 tahun dan sudah mempunyai keluarga dan tinggal di ibukota suatu ketika saat aku sedang sibuk sibuknya dalamurusan kantor, aku mendapat surat kabar dengan jasa kurir yang menghantarkannya aku lihat surat ini dari jawabarat tapi tidak tau alamat pengirimmnya.
Cerita Seks Malam Kebahagiaan
Dengan perasaan bingung campur penasaran aku buka surat itu. Surat itu
Tergoda Tubuh Seksual Sekretaris Istriku
Tergoda Tubuh Seksual Sekretaris Istriku | "Mmm… Tasya ke customer sama pak Darmo, Liliek dan Tarjo nganterin barang dan katanya Tasya sekalian meeting dengan customer… sukri lagi Melda suruh beli makan siang, tunggu aja mas diruangan Tasya.."celoteh Melda yang berjalan di depanku memperlihatkan pantatnya yang montok bergoyang seirama dengan langkah kakinya… Aku masuk ke ruangan Tasya,
Aku Mengambil Keperawanan
Perkenalkan namaku Raka aku ingin sedikut bercerita pengalamanku ngentotku, yaitu saat aku duduk di bangku SMA kelas 2 , saat itu aku mempunyai pacar gadis chines namanya Aning. 3 tahun lebih muda dari ku dan masih kelas 2 SMP di salah satu sekolah kristen… yap, kami berdua beda agama.. Aning dulunya adik kelas qu saat SD, jadi nya kami sudah saling kenal satu sama lain sejak lama, hingga
Rena
Kisah ini adalah tentang Rena, seorang gadis cantik yang sedang merantau jauh dari kampung halamannya.ceritanya berkutat pada kisah cinta Rena dengan tiga lelaki yang berbeda. dengan berbagai macam sensasi dan problematikanya.pertama, Rena terjerat cinta pada paman jauhnya sendiri. Dan akhirnya berkonflik dengan bibinya.lalu, kembali terseretnya Rena pada kisah asmara terlarang dengan seorang
Cerita Dewasa – Ngentot Dengan Cewek Dancer Club Malam
Namaku Randi, aku salah satu pelajar SMA di kota Palangka Raya. Kisahku ini adalah kisah nyata tentang aku dan salah seorang anggota team dancer sekolah kami. Namanya Hany. Hani seorang gadis dengan tubuh langsing, kulit putuh bersih dengan wajah tergolong cantik . Yang bikin aku makin tergila-gila sama Hany adalah toketnya yang lumayan besar. Sering aku membayangkan toket Hany yang masih
Bunga - Bunga Puber
Dari hiruk pikuknya kota B********o, dari jalan Diponegoro ke utara ke perempatan lampu merah sampai Jalan Teuku Umar ke barat menuju ke Jalan Panglima Sudirman terlihat lalu lalang kendaraan dari yang termahal sampai yang termurah. Di sepanjang trotoar terlihat seorang pelajar remaja berwajah tampan berambut agak gondrong sedang berjalan dengan santainya sambil menikmati sebatang rokok Dji
Sabtu, 26 Maret 2016
Cerita Sex - Memekku Berdenyut
Jam menunjukkan pukul 6.45 malam. Masih ada waktu 1/2 jam sebelum Aswin datang. Kami belum pernah bertemu muka. Kami hanya bertemu online selama ini di ruang chat. Alasannya, ya karena aku tidak tinggal di kota yg sama dengannya. Bakalan mahal jika ingin sering bertemu. Keinginan bertemu bukan hanya karena ingin saling kenal lebih dekat tapi juga karena semakin memanasnya pembicaraan kami.
Bisa
Cerita Sex - Sakitnya Sedikit Enaknya Banyak
Aku sudah menganl seks ssejak dibangku SMP dan aku juga senang sekali baca cerita dewasa apalagi pada situs ini, umurku yang sekarang 20 tahun dan aku mengenal seks saat itu aku tidak sengaja aku buka lemari di teman sekolah SMPku dan aku menemukan kepingan CD tanpa gambar atau cover depan, karena penasaran dan aku coba satu film untuk aku stel.
Cerita Sex Sakitnya Sedikit Enaknya Banyak
Jumat, 25 Maret 2016
Cerita Dewasa – Diboking Om Om Hyperseks
Cerita Sex Kali ini akan berbeda dengan yang lainnya, karena kali ini aku akan menceritakan bukan tentang diriku tapi tentang orang ketiga atau orang lain. Sebut saja namanya Ella, dia adalah seorang mahasiswi di Jakarta. Dunia gemerlap, dunia sex malam ataupun drugs sudah bukan merupakan barang aneh. Di dukung lingkungan perkuliahan yang sangat mendukung untuk melakukan hal hal yang berbau
Cerita Sex - Aku “Sandi” dan Mbak Sandra
Kisah ini terjadi pada tahun 2010 waktu itu aku masih duduk dibangku SMA, aku tinggal hanya berdua dengan tanteku namanya sebut saja tante dewi,tante bekerja di sebuah hotel dikupang .Pagi itu hari Minggu ketika tante menyuruhku untuk mengantarkan makanan ke tante Sandra di hotel..
“dany coba nanti jam 10 kamu antar rantang ini ke hotel berikan rantang ini kepada tante Sandra, dia nginap di
Pengalaman Seks Dengan Tante Yuki
namaku Bagas, aq mau cerita tentang sex aq, siapa tau jadi inspirasi untuk kalian. ini adalah pengalaman pertamaku berhubungan seks 5 th lalu..ironisnya pengalaman seks pertamaku itu bersama tanteku.. namanya Miyuki, aq biasa memanggilnya tante Yuki.
aq berasal dari daerah dan pergi merantau ke jakarta saat usiaku 18 th, karena khawatir aq dititipkan dirumah tante Yuki, dia berumur 28 th saat
Cerita Sex - Mas Boy
Cerita ini benar adanya, hanya saja untuk menjaga privacy dengng model-model yang pernah menjadi 'korban' petualanganku, maka dengan menyesal namanya aku samarkan, kali ini aku akan mengisahkan petualanganku dengan model yang wajahnya mirip Yessy Gusman. Aku bertemu dengan model cantik yang memiliki nama Sukma ini ketika aku meliput pemilihan model di salah satu hotel bintang 5.
Cerita Sex
Cerita Sex - Rani Gadis Pelajar SMU
Toni adalah pria awal 30-an berpenghidupan lumayan dgn pekerjaan sebagai seorang pialang di suatu perusahaan sekuritas sedang. Tidak ada yang aneh dgn kehidupannya. Semua berjalan lancar. Bila ada tekanan-tekanan dlm pekerjaan bahkan membuatnya merasa bergairah untuk menjalaninya. Ini hidup katanya dlm hati. Kehidupan seks-nya juga demikian, hampir tidak ada masalah. Ia bisa mendapatkan
Kamis, 24 Maret 2016
Cerita Seks Kangen Ibu Guru Dulu
Saat ini aku berkuliah di Malang, umurku sekarang 22 tahun aku mempunyai kenangan dimana saat aku masih duduk di bangku SD aku selalu membayangkan yang tidak tidak kepada guru wanita, sebuk saja namanya Ibu Lilik Masriyah, dia sudah berkeluarga naman suaminya Pak Lukman sama seperti dia profesinya seorang guru.
Cerita Sex Kangen Ibu Guru Dulu
Bu lilik mempunyai 3 orang anak, anaknya yang
Cerita Dewasa – Birahi Nafsu Seks Ibu Ibu Pendiam
Akhirnya usai sudah kegiatan yang menjemukan selama 2 minggu di sini…dan aku mau balik ke Jakarta untuk refresh neh…oh iya namaku Andi umur 30 tahun sekarang aku bekerja di perusahaan swasta, ciri2 tubuhkan yahh..untuk postur Indonesia udah cukup di perhitungkan neh..heheheh…
Besok aku mau pulang ke Jakarta setelah mengikuti kegiatan dari Perusahaan di Kota ini di ujung Timur Indonesia neh…
Diana Peliharaan Pejabat
Diana, seorang model dan artis papan bawah, yaitu yang biasa kebagian hanya sebagai peran pendukung, namun di usianya yang masih muda, 25 tahun, dia sudah menempati sebuah rumah yang terbilang mewah di sebuah kompleks elite dan sebuah mobil BMW sudah dimilikinya. Kalau cuma mengandalkan gajinya saja belum tentu dia memiliki semua itu, tidak lain dia dengan menjadi 'peliharaan' seorang pejabat
Cerita Seks Berontak diperkosa
Namaku Dessy, umurku 20 tahun. Aku sekarang sudah duduk di perguruan tinggi di Jakarta. Aku ingin menceritakan peristiwa yang tragis dan trauma yang sangat mendalam. Kejadian ini 2 tahun yang lalu saat aku masih sekolah kelas 3 sma di kota Bogor.
Cerita Sex Berontak diperkosa
Aku sungguh tak menyangka peristiwa ini menimpaku yang di mana barang kehormatan ku di renggut secara paksa oleh
Cerita Seks Nurut Perintah Kakak
Aku anak SMU yang suka banget akan sex dan ingin merasakan rasanya memek , dimana aku mempunyai adik perempuan yang namana Diana, antara aku dan adikku selisih 3 tahun saat ini adekku kelas 3 smp , kami berlatar keluarga yang kaya, adekku di sekolah termasuk cewek yang popular akan kecantikan dan kemolekannya.
Cerita Sex Nurut Perintah Kakak
Aku sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan
Ngikut Karena Asyk
Panggilanku dimasyarakat dipanggil Sondong, dulu sewaktu masih SMP ada beberapa teman wanita yang naksir denganku, maklumlah waktu itu aku bintang kelas di SMP tersebut, di antara perempuan-perempuan tersebut adalah Rere, Vina (nama samaran) yang ada hubungannya dengan ceritaku ini.
Aku sekarang sudah bekerja di suatu perusahaan swasta di Jakarta yang kebetulan aku termasuk eksekutif muda.
Cerita Seks Nara Terangsang Hebat
Cerita Sex ini berkisah tentang seorang wanita yang bernama Nara, seorang gadis berusia 24 tahun, tingginya 165cm dengan berat badan yang cukup ideal, 53kg, dengan ukuran payudara 34C. Dia bekerja di salah satu stasiun televisi swasta sebagai reporter. Nara beparas cantik dan berkulit putih mulus sehingga dia dapat diterima bekerja sebagai reporter di XX tv sejak dua tahun yang lalu. Sebagai
Aku dan Pak Johan
Aku mengenal pak Johan, seorang duda, ketika dia bekerja di kantorku sebagai tenaga kontrak. Walaupun sudah paruh baya, dia masih nampak ganteng dengan tubuh tegapnya yang atletis. Aku tertarik dengan ketampanannya, apalagi dia sangat perhatian ke aku. Misalnya sesudah aku nikah, rambutku aku cat kepirangan, dia langsung berkomentar bahwa aku lebih cantik dengan rambut hitam. Ini yang membuat
cara agar tidak hamil saat berhubungan intim
Agar tidak hamil
setelah berhubungan intim dengan pacar. Berhubungan intim dengan pacar telah
menjadi sebuah gaya hidup di kalangan muda saat ini. Hal ini juga yang memicu
meningkatnya jumlah kehamilan sebelum menikah.
Belakangan ini Keyword pencarian tentang CaraAgar Tidak Hamil sangat meningkat di internet. Ini menunjukkan bahwa
Pergaulan bebas dikalangan remaja sangat meningkat.
Sudah
Dream Come True
sebut saja aku Joni (nama samaran), ini adalah kisah nyata walau tak sedetail aslinya. ini adalah impian yang jadi kenyataan.
Aku sangat tergila-gila dengan cewek chinese, dan yang mendekatinya. banyak aku menyimpan pic dari model chinese dan japanese. buat aku mereka sangat sexy, apa lagi dengan boobs yang tak terlalu besar. aku sangat suka wanita dengan memiliki toket kecil hingga sedang
Bermain Sex Dibelakang Dengan Satpam Kampus
Perkenalkan namaku Mona Lisa aku adalah seorang gadis yang keturunan tionghoa, ibuku adalah orang keturunan jawa dan ayahku adalah keturunan tionghoa, aku memiliki kulit putih bersih tetapi mataku bundar seperti mata ibuku sehingga tidak nampak kalau aku seorang keturunan tionghoa. Saat ini aku kuliah di salah satu kampus ternama yang ada di kotaku. Dan aku sedang menjalin hubungan dengan
Dikerjain Dosen Yang Cantik Sexy
Malam ini aku dipanggil ibu dosenku tetanggaku untuk menemaninya karena sendirian dirumah. Aku pun menuruti kemauan bu Widya. Sesampai di rumah aku naik ke lantai atas rumah bu Widya. rumah yang sangat rapi dan bersih. tentu saja wangi. tata letak perabotan yang sungguh rapi.
Tak berapa lama keluar. memakai daster tipis berwarna putih dengan motif bunga-bunga yang membuatnya makin cantik
Rabu, 23 Maret 2016
Cerita Sex - Aku dan Juragan
Cerita ini terjadi ketika aku masih usia 15 tahun. Aku yang baru saja lulus SMP bingung mau kemana, melanjutkan sekolah nggak mungkin sebab Bapakku sudah satu tahun yang lalu meninggal. Sedangkan Ibuku hanya penjual nasi bungkus di kampus dan kedua kakakku pergi entah bagaimana kabarnya. Sebab sejak pamitan mau merantau ke Pulau Bali nggak pernah ada kabar bahkan sampai Bapak meninggalpun juga
Cerita Sex - Ina, Tetangga Yang Hypersex
Nama saya Prastyo, biasa dipanggil pras aja. Seperti kalian ketahui saat ini saya mahasiswa tingkat akhir di suatu PTN di Makassar, saya adalah mahasiswa yang nyaris hanya biasa saja. Dengan tinggi 172cm dan berat 60kg dan wajah yang agak oriental (kata" teman). Cerita saya ini tidak pernah saya sangka bakal terjadi karena partner sex yang saya temani itu ternyata tetangga saya sendiri.
Cerita Sex - Memberikan Kenikmatan
Panggil saja namaku Asmi akusudah berusia 43 tahun dan mempunyai 2 orang anak tapi badanku secara keseluruhan masih kencang dengan berat badanku 57 kg tinggi badan 168 cm dan lingkar pinggang 66 cm , badanku masih seksi apalagi jika memakai pakaian senam dan profesiku sendiri adalah seorang guru SMA di kota Semarang.
Cerita Sex Memberikan Kenikmatan
Kata orang tahi lalat di daguku seperti
Cerita Dewasa – Ngentot Dua ABG Ditengah Guyuran Hujan
Sebagai laki-laki aku diciptakan memiliki hampir kesempurnaan dengan tinggiku 178cm, badankuyang sixpack dan juga wajahku yang ganteng. Kulitku juga kunig bersih dan juga hidungku yang mancung membuat para wanita tertarik padaku. Dan aku pun memanfaatkan kegantenganku untuk mengoleksi banyak wanita, hingga aku mendapatkan sebutan sebagai playboy.
aku saat ini kelas 3 SMA, aku mempunyai 2
Cerita Sex - Kakak Ipar
Namaku Kristiawan. Aku biasa di pangil Iwan. Kedua orang tuaku sudah meninggal, Ketika itu aku baru kelas 2 SMP, Aku terpaksa ikut Mas Bram. Dia adalah anak ayah dari isteri pertama. Jadi aku dan Mas Bram lahir dari ibu yang berbeda. Mas Bram ( 30 tahun ) orangnya baik dan sayang kepadaku, tapi istrinya……… wah judes, dan galak. Ketika Ibuku meninggal, yang mengakibatkan aku jadi sebatang kara di
Cerita Sex - Ngentot Erika
Sebuah mobil berhenti di sebuah rumah kost. Seorang berwajah bopeng turun dari dalam mobil itu, senyumannya yang menyebalkan melintas sesaat di wajahnya.
"Thanks ya…, sering-sering ajha ngajak gue yakkk, en jangan lupa tuan putrinya yang kinclong ini selalu dibawa hi hi hi" Hendra cengengesan dengan tampangnya yang tidak tahu diri itu, nangkring di jendela mobil dan melirik ke arahku.
"Udahhh…
Cerita Sex - Mama Tiri Pemuas
Cerita Dewasa ini dimulai dari saat aku usia 10 tahun, Papa dan Mama bercerai karena alasan tidak cocok. Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes. Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia 37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun.
Cerita Sex Mama Tiri Pemuas
Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki disuia ke 15
Cerita Sex - Puas dengan Anuku
Kisah ini terjadi beberapa tahun yg lalu, ini bermula saat aku sedang membantu sahabatku yg sedang melaksanakan persiapan pernikahannya di rumahnya.Lazimnya acara pernikahan pasti banyak orang yg turut membantu keluarga sahabatku itu, dari mulai tetangga sampai teman2 bermain sahabatku itu. Dari sekian banyak orang yg membantu itu ada salah seorang wanita yg menarik perhatianku.
Wanita ini
Cerita Sex - Berawal Dari Film XXX
Arin dan Adhit adalah dua remaja yang sedang dimabuk cinta, keduanya mengagungkan kesetiaan dan ketulusan dalam mengarungi perasaan kasih sayang yang selama ini menghinggapi kedua sejoli itu. Hubungan mereka telah terjalin selama 3 bulan dan dipenuhi dengan kisah-kisah romantis yang indah.
Janji untuk saling setia dan mengasihi selamanya sampai ajal menjemputpun diucapkan.
“Rin!, Aku punya
Cerita Dewasa – Sepupuku Dan Adiknya Masih Perawan Ting Ting
Waktu itu tahun 1996, bulan September, aku baru saja pulang dari KKN di desa, di daerah Kabupaten Blora (sekarang masuk Kabupaten Cepu), dua hari setelah sampai di rumah, ada telepon dari salah satu sepupuku, katanya dia sedang Study Tour ke kotaku. Sepupuku ini masih sekolah di SMUK di daerah Madiun, sebenarnya aku belum pernah bertemu langsung dengan dia, jangan heran ya, sebab dia sepupu
Selasa, 22 Maret 2016
Cerita Sex - Saling Butuh
Aku hamill ini bagaimana, saat aku telpon dengan Anto sahabatku, saat aku periksa ternyata positif bahawa kau hamil oleh sahabatku dengan umur janin 10 minggu, awalnya aku memeriksakan perutku yang belakangan ini sakit terus dan mual mual, dan tak taunya bahwa dokter spesialis dalam memberikan informasi yang sangat mengagetkan hidupku.
Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Anto akan
Cerita Sex - Sejuknya Alam Pegunungan
Liburan kali ini mungkin yang terindah selama hidupku. Niko adalah namaku dan aku berasal dari keluarga yang cukup bahagia.
Kejadiannya sekitar beberapa bulan yang lalu ketika Mamaku datang ke Boston tempat aku menuntut ilmu. Tidak kusangka setelah hampir sekitar 9 bulan tidak bertemu, penampilan beliau semakin ok saja. Bagaimana tidak, di usianya yang 40 tahun (aku sendiri 19 tahun) dengan
Cerita Sex - Bude Asna Guru Seks Ku
Aku masih ingat, waktu itu masih klas 4 SD. Jadi aku dan kawan-kawan sama sama berkhitan. Takut juga aku. Setelah berkhitan, luka kemaluanku dirawat. Seminggu, luka kemaluanku masih belum sembuh. Tiap hari harus dibersihkan lukanya. Untunglah ada Bude Asna, adik Ibuku, membantu membersihkan luka kemaluanku. Malu juga aku rasanya. Tahu sendirilah, menunjukkan kemaluanku, kan?
"Nggak pa palah,
Cerita Sex - Gairah Di Rumah Tua
Di pagi hari yang cerah ini, aku bersiul-siul dengan gembira, kugiring dan kuparkirkan kendaraan mewahku, motor bebek dukun berwarna merah keluaran berpuluh-puluh tahun yang silam. Di depan kaca spion, kurapikan rambutku dan kusisir dengan rapi, Ck Ckk. Ckkk, betapa tampannya aku ini, bibirku yang tebal selalu menebarkan senyuman yang ramah, mataku yang bulat besar begitu indah mempesona,
Cerita Sex - Tante Temenin Nonton Bokep
Sekarang saya berkerja di salah satu perusahaan multinasional di kota B dan tinggal di daerah J. Cerita yang akan saya tuturkan di bawah ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang silam.
Cerita Sex Tante Temenin Nonton Bokep
Dulu saya tinggal bersama kedua orang tuaku di sebuah kompleks kecil milik sebuah instansi pemerintah dan dihuni oleh beberapa keluarga saja di dalam
Cerita Sex - Sepupu Nakal
kisah ini terjadi ketika istriku yang tercinta Santi sedang mengandung anakku yang pertama kira-kira satu setengah tahun yang lalu.saat menjelang bulan yang kedelapan,perut Santi sudah sangat besar.dan tidak memungkinkan lagi bagi Santi untuk mengurus semua urusan keluarga seperti mencuci piring,gelas,dan lain-lain.ia harus lebih banyak istirahat.
Praktis deh sejak saat itu semua
Cerita Dewasa – Ngentot Dengan Penari Latar
Ibukota memang keras. Semua orang di dalamnya mesti berjuang dan berkorban supaya tidak tersingkir, dan tidak semua jalan yang bisa dilalui itu terang-benderang…Izinkan saya menceritakan kisah hidup saya. Nama saya Tinuk, tapi orang tak banyak yang mengenal nama asli saya. Bapak dan Simbok memanggil saya Denok, itu panggilan biasa untuk anak perempuan di kampung saya, tapi artinya nggak cuma
Cerita Sex - Melihat Ibu Ngentot
Saat itu aku sedang nonton TV waktu kulihat Ibuku memanggil Adika dengan kedok untuk memperbaiki Saluran kamar mandi yang rusak. Masih jam 4 sore. Malamnya aku sengaja masuk kamar jam 8 malam dengan alasan capek. Adikku sedang pergi camping.
Cerita Sex Melihat Ibu Ngentot
Malam sekitar jam 10, aku yang sejak tadi terjaga mendengar pintu belakang dibuka. 5 menit tanpa ada suara. Aku keluar
Cerita Sex - Ngentot Winda Yang Horny
Aku habis cerai dari istri saya karena masalah yang tidak bisa mengalah satu sama lainnya, kemudian dia memilih pergi dari saya. Di tempat aku bekerja juga aku menjadi pendiam peristiwa itu selalu membayangi diriku.
Cerita Sex Terbaru | Dan salah satu teman Winda di kantorku merasa simpati dengan saya, sehingga setelah pulang kerja kita pulang bareng dan mencoba menghiburku, selama dalam
Cerita Sex - Ngentot Gadis Yatim Piatu
Ratih adalah seorang yatim piatu dan dia sejak kecil sudah dipelihara oleh sebuah rumah yatim piatu X. Disaat tinggal bersama anak- anak lainnya di rumah panti asuhan itu, Ratih tidak merasakan kesedihan setelah ditinggal oleh orang tuanya sewaktu dia masih bayi karena kebahagiaan dan rasa aman yang diberikan oleh pastur pembimbing. Namun demikian, kehidupannya mulai berubah sewaktu dia
Cerita Sex - Kenangan Dengan Mbak Dini
Dini, seorang wanita yang baru kukenal kira-kira akhir April kemarin di salah satu mall yang ada di kota ini. Perawakan wajah datar, sederhana, dengan body yang lumayan aduhai. Tinggi 169 cm dengan berat 57 kg. Kulit sawo matang, layaknya orang kebanyakan. Potongan rambut pendek, sangat serasi dengan wajah dan postur tubuhnya yang langsing, sexy.
Dini, usianya sekitar 32 tahun, seorang pegawai
Senin, 21 Maret 2016
Cerita Sex - Mba Sari Menitihku
Perkenalkan nama saya Aldi, saya sering membaca cerita-cerita di esexesex.com dan saya ingin berbagi cerita dengan para pembaca. Cerita saya ini betul-betul terjadi dan ini pengalaman pertama saya dalam dunia seks.
Cerita Sex Mba Sari Menitihku
Saat ini saya berusia 24 tahun dan cerita ini terjadi pada saat saya berusia 13 tahun tepatnya saat saya kelas 2 SMP. Waktu itu saya tinggal di
Minggu, 20 Maret 2016
Cerita Dewasa Gadis Berjilbab Doyan Sex
certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Sex, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Gambar Foto Seks - Minggu hari yang tak seperti biasanya harus bangun pagi untuk pergi kekantor, hari ini sungguh santai sekali sudah pukul 9 aku masih bermalas malasan di kamar sambil menonton TV kesukaanku acara music dan berita bola, sambil disela sela iklan aku menuju kebelakang mau mengisi perut yang kosong.
Aku tak tahu harus sarapan apa, karena biasanya aku sarapan dikantor. Tetapi pagi ini rasanya sangat malas untuk pergi keluar sekedar membeli sarapan pelepas lapar. Aku memutuskan untuk tetap dirumah saja pagi ini. Aku berpikir untuk makan nanti siang saja sekalian. Dan akupun melanjutkan acara menonton televisiku dikamar.
Aku terbangun, suara motor tetangga diluar membangunkanku, ternyata aku ketiduran lagi. Aku merasa sangat lelah sekali, karena tadi malam aku tidur agak terlambat. Kemudian aku bangkit dari ranjangku. Kali ini perutku merasa sangat lapar, sepertinya tak dapat ditahan lagi.
Aku memutuskan untuk pergi ke mall dekat rumahku. Aku bersiap diri, mandi dan memakai pakaianku. Aku memakai celana jins abu-abu dengan kemeja hitam berlengan pendek. Kemudian aku keluar dan tak lupa menutup dan mengunci pintu rumahku.
Aku memutuskan untuk jalan kaki saja, maksudku untuk sekalian olahraga, karena pagi ini aku nyaris tak banyak menggerakkan badanku, dan lagipula jarak antara rumahku dan mall tujuanku tak terlalu jauh, hanya 15 menit berjalan kaki.
15 menit kemudian aku sampai di mall, segera mencari-cari tempat makan yang sreg di hati. Aku kemudian masuk ke salah satu restoran langgananku. Kebetulan disana banyak gadis-gadis berjilbab yang cantik dari abg sampai mahasiswa nongkrong disana.
Aku memang sangat suka pada gadis berjilbab, apalagi mereka yang berdandan dengan seksi dan pakaian serba ketat. Menurutku mereka lebih feminim, anggun, dan lebih menantang. Aku kemudian duduk, dan memesan kepada pelayan disana
“pesan apa mas?” tanya pelayan kepadaku
“Biasa mbak…” jawabku singkat.
Aku memang sudah biasa makan disini. Aku yang bekerja sebagai manager disalah satu perusahaan dikotaku, membuatku mempunyai banyak kenalan, termasuk manager restoran ini. Sambil menunggu pesananku datang aku melihat-lihat gadis yang ada disana.
Kemudian tak lama aku melihat 3 orang gadis berjilbab yang sepertinya adalah mahasiswa masuk ke restoran. Kulihat baju mereka bagus dan melekat ketat di badan mereka, membuat kemolekan tubuh mereka terlihat, kulit merekapun bersih dan putih, dan dengan mengenakan jilbab dengan warna yang pas, dan dengan gaya yang anggun dan feminin. Aku terus memandangi mereka, dan sepertinya mereka menyadari kalau aku memperhatikan mereka.
Tak lama pesananku datang, dan aku mulai menyantap hidanganku. Sedang lahapnya aku makan, tiba-tiba 3 orang gadis berjilbab yang sedari tadi kuperhatikan datang menghampiriku, dan langsung ikut duduk di mejaku yang memang untuk 4 orang.
“Boleh duduk disini mas?” sapa salah seorang gadis tadi padaku,
“Oh, silakan dik, mau pesen juga ya, kalo gitu aku panggil ya” aku memanggil pelayan yang tadi untuk segera ke mejaku.
“Nah, silakan pesan adik2”
Mereka kemudian membuka menu, dan memesan. Aku bersikap sopan, tetapi terus mencuri pandang mereka bertiga. Dari dekat mereka memang semakin cantik dan seksi, apalagi bau mereka juga harum. Naluriku sebagai seorang laki-laki mulai berbicara, terbukti dengan mengerasnya penisku.
Setelah selesai memesan kami mulai berbincang,
“oh iya mas, kenalin aku anna, dan ini adalah dini dan tiara” mereka mengenalkan diri dan bersalaman denganku.
“Oh ya, aku ronnie” jawabku.
Anna duduk didepanku, dini disamping anna dan tiara disampingku.
Kemudian pesanan mereka bertiga datang, mereka mulai menyantap hidangan. Sambil kami terus berbincang.
“Oh ya, anna lihat, mas tadi perhatiin kami bertiga sejak kami masuk tadi”
“oh iya, maaf kalo gitu ya anna, maklum lah laki-laki” jawabku sekenanya karna aku kini salah tingkah didepan 3 gadis cantik.
“Oh nggak apa-apa mas, kita suka kok diperhatiin”jawab tiara, ia kemudian meraba-raba batang pennsku dari luar celana jins ku dengan tangan kirinya yang memang sedari tadi sudah mengeras.
“Ohh..” aku mendesah tertahan, saat tiara kemudian meremas penisku.
Kemudian ia melakukan tindakan yang lebih jauh lagi, ia melepaskan ritsleting celanaku, dan memelorotkan celana dalamku hingga penisku menyembul dibawah meja. Untung karena taplak mejanya panjang, jadi tak kelihatan oleh orang sebelah.
“ohhh…apa yang kamu lakukan tiara…hnggghkkk…kalllooo keliatan orang kan malu…” Tiara kemudian mengocok batangan penisku dengan tangannya yang terasa sangat lembut itu. Kemudian aku merasakan sesuatu yang basah menyelimuti penisku.
Aku tak melihat dini di sebelah anna lagi. Ternyata dini telah berada dibawah meja, kini ia sedang mengoral penisku.
“ooohhkkkk….enakkkk” desahku tertahan karena takut ketauan.
Kemudian terasa kocokan pada penisku semakin cepat, dan aku merasa sesuatu akan meledak pada penisku.
“ooohhkkhhh….aku keluarrrrr” aku mengeluarkan lahar panasku dalam mulut dini yang tengah aktif dibawah sana.
Terasa spermaku dihisap sampai habis oleh dini. Kemudian tak lama dini pun muncul dari bawah meja, sambil menyeka bibirnya dengan jilbabnya.
“Kalian gila, gimana kalo ketahuan…??”
“Tapi enak kan mas? Itu hukuman karena mas berani-beraninya menatap kami seperti tadi” jawab anna.
“Tapi ini baru hukuman pertama mas, mas ronnie harus ikut kami” sambung dini.
Kemudian setelah selesai membayar, tiara menarik tanganku dan mengajakku ke parkiran tempat mereka memarkir mobil merah mereka. Mobilnya cukup bagus. Sepertinya mereka ini anak-anak orang kaya.
Aku masuk dalam mobil mereka. Didalam perjalanan, mereka mempreteli pakaianku didalam mobil, hingga aku telanjang bulat, tanganku diikat mereka ke belakang. Mereka memainkan penisku hingga kembali mengeras sempurna. Aku tak bisa membayangkan apa yang bakalan mereka lakukan kepadaku. Aku berharap sesuatu yang enak dan nikmat tentunya.
Beberapa menit kemudian kami sampai di sebuah rumah yang cukup megah, sepertinya adalah rumah anna. Terlihat tak ada siapa-siapa di pekarangan rumah itu. Kemudian dengan keadaan terikat, aku didorong oleh dini dari dalam mobil, sambil memegang tali ikatan tanganku.
Kemudian anna menarik penisku dengan tanganku seperti menarik belalai gajah, Agar aku berjalan mengikutinya. Kemudian aku sampai pada sebuah kamar, ikatanku kemudian dibuka.
Dan aku didorang oleh anna ke ranjang yang sangat empuk. “aku duluan ya, kalian kan udah tadi” kata anna kepada dua temannya. Kemudian dengan sangat bernafsu, anna menerkam penisku seperti orang kelaparan, dan segera mengulumnya dengan kuat.
Sementara dini dan tiara bermain dengan bagian atasku. Tiara mengulum bibirku sedangkat dini menghisap-hisap puting ku. Aku benar-benar tak membayangkan kenikmatan yang ku peroleh ini. 3 orang gadis cantik berjilbab, tengah mengeroyokku. Aku benar-benar nafsu dibuatnya. Kemudian dini mengambil beberapa pil dan segelas air,
“mas minum ini” katanya padaku.
“untuk apa ini?” tanyaku singkat,
”udah mas diminum aja” jawabnya.
Aku menenggak pil-pil itu sekaligus. Beberapa menit kemudian aku merasa sangat bertenaga. Mungkin itu adalah obat kuat.
Kemudian aku melihat anna telah menurunkan celana dalamnya, dan sepertinya sudah tidak tahan lagi. Kemudian dini dan tiara memegangi kedua tanganku
“Kenapa dipegang?” tanyaku,
“mas nggak boleh menyentuh kami, Cuma kami yang boleh menyentuh mas” kata tiara sambil kemudian mengikat kedua tanganku di tepi ranjang.
Anna kemudian naik ke ranjang, dan menggangkangi penisku. Dini dan tiara kemudian menggenggam penisku dan mengarahkannya pada vagina anna. Anna kemudian menurunkan pantatnya yang bulat, tanpa kesulitan penisku yang cukup besar yang berukuran 17 cm dan diameter 5 cm masuk seluruhnya dalam vagina anna yang sudah basah kuyup itu.
“ooohhh besarr sekali….enakkkk” kemudian tanpa menunggu lagi anna menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi.
Sampai tubuhnya menghentak-hentak dan jilbabnya berkibar-kibar.
“Hohhh…hooo…ooohhggkkk anna….enak…sempithh….” racauku sambil menikmati goyangan dan jepitan serta lumatan liang vagina anna yang sepertinya sangat terawat, karena terlihat sangat bersih dan bibir vaginanya yang berwarna pink.
15 menit anna menggoyang tubuhnya hingga ia orgasme dan tubuhnya mengejang.
“OOOHHHGKKK aku nyampeeee….” anna kemudian melemas dan tergeletak di sebelahku yang masih terikat, jepitan vaginanya yang terlepas dari penisku mengeluarkan bunyi ‘plop’. Anehnya aku masih belum merasakan akan orgasme.
Kemudian tiara langsung naik keranjang dan mengangkangi penisku, kemudian langsung mengarahkan batangan penisku yang sudah keras seperti baja dan telah memerah ke liang surgawinya.
“oooohhhhhgggjkk mass….besarnya, kerasnya….” jepitan vagina tiara terasa lebih sempit dan denyutannya terasa lebih kencang, sehingga penisku serasa di pijat dengan keras oleh liang kenikmatannya itu.
Kemudian tanpa menunggu lagi, tiarapun langsung menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi. Dia memutar mutar pantatnya sehingga penisku terkocok sempurna dalam vaginanya, akupun merasakan kenikmatan tiada taranya. 15 menit tiara menggenjot penisku kemudian ia mengejang nikmat, mengeluarkan seluruh hasratnya pada penisku,
”OAHHHGDDHHHH….enaakkkkkk mass…anumu tebel sekali”.
Kemudian tiarapun ambruk dan segera digantikan oleh dini yang melakukan hal sama dengan tiara dan anna tadi. 15 menit dini pun memperoleh orgasmenya atas penisku.
3 gadis cantik itu telah memperoleh kepuasan dari penisku, tetapi aku sedari tadi belum juga orgasme. Aku hanya merasakan kenikmatan-kenikmatan luarbiasa dari jepitan vagina 3 gadis berjilbab itu tanpa pernah mencapai puncaknya.
Kemudian mereka bertiga mengelilingi pensku yang masih berdiri tegak, mereka bertiga terlihat kagum dengan benda kejantanan ku itu.
“wah hebat sekali ni, belum keluar-keluar juga, kita apain ya an?” tanya tiara pada anna.
“kita kerjain aja, ntar mani-nya kita ambil ‘n bagi-bagi sama temen-temen”
Lalu merekapun mulai menjilat dan menghisap penisku sehingga aku merasakan kenikmatan tiada taranya. penisku dikerjai 3 orang gadis cantik berjilbab sekaligus.
20 menit mereka mengerjai penisku, aku merasakan akan meledakkan orgasmeku.
“wah dah kedut-kedut nih, cepet ara” tiara dengan sigap mengambil sebuah botol film dari lemari di sebelah kiri ranjang ranjang.
Lalu tiara memasukkan menutup lubang kencingku dengan botol tadi sambil mengocok penisku dengan cepat.
“OOOOORRGGKKKK akhuuuu kelluuuaaarhrhhh” ‘cret-cret’ sekitar 10 semprotanku memenuhi botol tadi sampai 3 per empatnya.
Cukup banyak spermaku yang keluar. Anehnya penisku tidak lemas setelah mencapai puncak kenikmatan pertama kali.
Mereka bertiga lalu, terus menggenjot dan mengerjai penisku hingga 10 buah botol film terisi penuh dengan spermaku. Aku pun lemas dan lelah dibuatnya. Mereka lalu melepaskanku dan mengembalikan pakaianku.
“makasih ya mas mani-nya stok kosmetik kita jadi banyak nih, n bisa dijual juga, Hehe” Aku kemudian diantarkan oleh sopir mereka pulang.
Sementara aku berlalu, terlihat mereka mengoleskan spermaku kewajah mereka masing-masing seakan-akan mereka memakai pelembab wajah.
Lalu mereka juga meminum spermaku itu sambil melambaikan tangan kepadaku. Wah gila ni cewek-cewek, berjilbab, tetapi suka dengan sperma…tetapi ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Aku tak tahu harus sarapan apa, karena biasanya aku sarapan dikantor. Tetapi pagi ini rasanya sangat malas untuk pergi keluar sekedar membeli sarapan pelepas lapar. Aku memutuskan untuk tetap dirumah saja pagi ini. Aku berpikir untuk makan nanti siang saja sekalian. Dan akupun melanjutkan acara menonton televisiku dikamar.
Aku terbangun, suara motor tetangga diluar membangunkanku, ternyata aku ketiduran lagi. Aku merasa sangat lelah sekali, karena tadi malam aku tidur agak terlambat. Kemudian aku bangkit dari ranjangku. Kali ini perutku merasa sangat lapar, sepertinya tak dapat ditahan lagi.
Aku memutuskan untuk pergi ke mall dekat rumahku. Aku bersiap diri, mandi dan memakai pakaianku. Aku memakai celana jins abu-abu dengan kemeja hitam berlengan pendek. Kemudian aku keluar dan tak lupa menutup dan mengunci pintu rumahku.
Aku memutuskan untuk jalan kaki saja, maksudku untuk sekalian olahraga, karena pagi ini aku nyaris tak banyak menggerakkan badanku, dan lagipula jarak antara rumahku dan mall tujuanku tak terlalu jauh, hanya 15 menit berjalan kaki.
15 menit kemudian aku sampai di mall, segera mencari-cari tempat makan yang sreg di hati. Aku kemudian masuk ke salah satu restoran langgananku. Kebetulan disana banyak gadis-gadis berjilbab yang cantik dari abg sampai mahasiswa nongkrong disana.
Aku memang sangat suka pada gadis berjilbab, apalagi mereka yang berdandan dengan seksi dan pakaian serba ketat. Menurutku mereka lebih feminim, anggun, dan lebih menantang. Aku kemudian duduk, dan memesan kepada pelayan disana
“pesan apa mas?” tanya pelayan kepadaku
“Biasa mbak…” jawabku singkat.
Aku memang sudah biasa makan disini. Aku yang bekerja sebagai manager disalah satu perusahaan dikotaku, membuatku mempunyai banyak kenalan, termasuk manager restoran ini. Sambil menunggu pesananku datang aku melihat-lihat gadis yang ada disana.
Kemudian tak lama aku melihat 3 orang gadis berjilbab yang sepertinya adalah mahasiswa masuk ke restoran. Kulihat baju mereka bagus dan melekat ketat di badan mereka, membuat kemolekan tubuh mereka terlihat, kulit merekapun bersih dan putih, dan dengan mengenakan jilbab dengan warna yang pas, dan dengan gaya yang anggun dan feminin. Aku terus memandangi mereka, dan sepertinya mereka menyadari kalau aku memperhatikan mereka.
Tak lama pesananku datang, dan aku mulai menyantap hidanganku. Sedang lahapnya aku makan, tiba-tiba 3 orang gadis berjilbab yang sedari tadi kuperhatikan datang menghampiriku, dan langsung ikut duduk di mejaku yang memang untuk 4 orang.
“Boleh duduk disini mas?” sapa salah seorang gadis tadi padaku,
“Oh, silakan dik, mau pesen juga ya, kalo gitu aku panggil ya” aku memanggil pelayan yang tadi untuk segera ke mejaku.
“Nah, silakan pesan adik2”
Mereka kemudian membuka menu, dan memesan. Aku bersikap sopan, tetapi terus mencuri pandang mereka bertiga. Dari dekat mereka memang semakin cantik dan seksi, apalagi bau mereka juga harum. Naluriku sebagai seorang laki-laki mulai berbicara, terbukti dengan mengerasnya penisku.
Setelah selesai memesan kami mulai berbincang,
“oh iya mas, kenalin aku anna, dan ini adalah dini dan tiara” mereka mengenalkan diri dan bersalaman denganku.
“Oh ya, aku ronnie” jawabku.
Anna duduk didepanku, dini disamping anna dan tiara disampingku.
Kemudian pesanan mereka bertiga datang, mereka mulai menyantap hidangan. Sambil kami terus berbincang.
“Oh ya, anna lihat, mas tadi perhatiin kami bertiga sejak kami masuk tadi”
“oh iya, maaf kalo gitu ya anna, maklum lah laki-laki” jawabku sekenanya karna aku kini salah tingkah didepan 3 gadis cantik.
“Oh nggak apa-apa mas, kita suka kok diperhatiin”jawab tiara, ia kemudian meraba-raba batang pennsku dari luar celana jins ku dengan tangan kirinya yang memang sedari tadi sudah mengeras.
“Ohh..” aku mendesah tertahan, saat tiara kemudian meremas penisku.
Kemudian ia melakukan tindakan yang lebih jauh lagi, ia melepaskan ritsleting celanaku, dan memelorotkan celana dalamku hingga penisku menyembul dibawah meja. Untung karena taplak mejanya panjang, jadi tak kelihatan oleh orang sebelah.
“ohhh…apa yang kamu lakukan tiara…hnggghkkk…kalllooo keliatan orang kan malu…” Tiara kemudian mengocok batangan penisku dengan tangannya yang terasa sangat lembut itu. Kemudian aku merasakan sesuatu yang basah menyelimuti penisku.
Aku tak melihat dini di sebelah anna lagi. Ternyata dini telah berada dibawah meja, kini ia sedang mengoral penisku.
“ooohhkkkk….enakkkk” desahku tertahan karena takut ketauan.
Kemudian terasa kocokan pada penisku semakin cepat, dan aku merasa sesuatu akan meledak pada penisku.
“ooohhkkhhh….aku keluarrrrr” aku mengeluarkan lahar panasku dalam mulut dini yang tengah aktif dibawah sana.
Terasa spermaku dihisap sampai habis oleh dini. Kemudian tak lama dini pun muncul dari bawah meja, sambil menyeka bibirnya dengan jilbabnya.
“Kalian gila, gimana kalo ketahuan…??”
“Tapi enak kan mas? Itu hukuman karena mas berani-beraninya menatap kami seperti tadi” jawab anna.
“Tapi ini baru hukuman pertama mas, mas ronnie harus ikut kami” sambung dini.
Kemudian setelah selesai membayar, tiara menarik tanganku dan mengajakku ke parkiran tempat mereka memarkir mobil merah mereka. Mobilnya cukup bagus. Sepertinya mereka ini anak-anak orang kaya.
Aku masuk dalam mobil mereka. Didalam perjalanan, mereka mempreteli pakaianku didalam mobil, hingga aku telanjang bulat, tanganku diikat mereka ke belakang. Mereka memainkan penisku hingga kembali mengeras sempurna. Aku tak bisa membayangkan apa yang bakalan mereka lakukan kepadaku. Aku berharap sesuatu yang enak dan nikmat tentunya.
Beberapa menit kemudian kami sampai di sebuah rumah yang cukup megah, sepertinya adalah rumah anna. Terlihat tak ada siapa-siapa di pekarangan rumah itu. Kemudian dengan keadaan terikat, aku didorong oleh dini dari dalam mobil, sambil memegang tali ikatan tanganku.
Kemudian anna menarik penisku dengan tanganku seperti menarik belalai gajah, Agar aku berjalan mengikutinya. Kemudian aku sampai pada sebuah kamar, ikatanku kemudian dibuka.
Dan aku didorang oleh anna ke ranjang yang sangat empuk. “aku duluan ya, kalian kan udah tadi” kata anna kepada dua temannya. Kemudian dengan sangat bernafsu, anna menerkam penisku seperti orang kelaparan, dan segera mengulumnya dengan kuat.
Sementara dini dan tiara bermain dengan bagian atasku. Tiara mengulum bibirku sedangkat dini menghisap-hisap puting ku. Aku benar-benar tak membayangkan kenikmatan yang ku peroleh ini. 3 orang gadis cantik berjilbab, tengah mengeroyokku. Aku benar-benar nafsu dibuatnya. Kemudian dini mengambil beberapa pil dan segelas air,
“mas minum ini” katanya padaku.
“untuk apa ini?” tanyaku singkat,
”udah mas diminum aja” jawabnya.
Aku menenggak pil-pil itu sekaligus. Beberapa menit kemudian aku merasa sangat bertenaga. Mungkin itu adalah obat kuat.
Kemudian aku melihat anna telah menurunkan celana dalamnya, dan sepertinya sudah tidak tahan lagi. Kemudian dini dan tiara memegangi kedua tanganku
“Kenapa dipegang?” tanyaku,
“mas nggak boleh menyentuh kami, Cuma kami yang boleh menyentuh mas” kata tiara sambil kemudian mengikat kedua tanganku di tepi ranjang.
Anna kemudian naik ke ranjang, dan menggangkangi penisku. Dini dan tiara kemudian menggenggam penisku dan mengarahkannya pada vagina anna. Anna kemudian menurunkan pantatnya yang bulat, tanpa kesulitan penisku yang cukup besar yang berukuran 17 cm dan diameter 5 cm masuk seluruhnya dalam vagina anna yang sudah basah kuyup itu.
“ooohhh besarr sekali….enakkkk” kemudian tanpa menunggu lagi anna menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi.
Sampai tubuhnya menghentak-hentak dan jilbabnya berkibar-kibar.
“Hohhh…hooo…ooohhggkkk anna….enak…sempithh….” racauku sambil menikmati goyangan dan jepitan serta lumatan liang vagina anna yang sepertinya sangat terawat, karena terlihat sangat bersih dan bibir vaginanya yang berwarna pink.
15 menit anna menggoyang tubuhnya hingga ia orgasme dan tubuhnya mengejang.
“OOOHHHGKKK aku nyampeeee….” anna kemudian melemas dan tergeletak di sebelahku yang masih terikat, jepitan vaginanya yang terlepas dari penisku mengeluarkan bunyi ‘plop’. Anehnya aku masih belum merasakan akan orgasme.
Kemudian tiara langsung naik keranjang dan mengangkangi penisku, kemudian langsung mengarahkan batangan penisku yang sudah keras seperti baja dan telah memerah ke liang surgawinya.
“oooohhhhhgggjkk mass….besarnya, kerasnya….” jepitan vagina tiara terasa lebih sempit dan denyutannya terasa lebih kencang, sehingga penisku serasa di pijat dengan keras oleh liang kenikmatannya itu.
Kemudian tanpa menunggu lagi, tiarapun langsung menggenjot penisku dengan kecepatan tinggi. Dia memutar mutar pantatnya sehingga penisku terkocok sempurna dalam vaginanya, akupun merasakan kenikmatan tiada taranya. 15 menit tiara menggenjot penisku kemudian ia mengejang nikmat, mengeluarkan seluruh hasratnya pada penisku,
”OAHHHGDDHHHH….enaakkkkkk mass…anumu tebel sekali”.
Kemudian tiarapun ambruk dan segera digantikan oleh dini yang melakukan hal sama dengan tiara dan anna tadi. 15 menit dini pun memperoleh orgasmenya atas penisku.
3 gadis cantik itu telah memperoleh kepuasan dari penisku, tetapi aku sedari tadi belum juga orgasme. Aku hanya merasakan kenikmatan-kenikmatan luarbiasa dari jepitan vagina 3 gadis berjilbab itu tanpa pernah mencapai puncaknya.
Kemudian mereka bertiga mengelilingi pensku yang masih berdiri tegak, mereka bertiga terlihat kagum dengan benda kejantanan ku itu.
“wah hebat sekali ni, belum keluar-keluar juga, kita apain ya an?” tanya tiara pada anna.
“kita kerjain aja, ntar mani-nya kita ambil ‘n bagi-bagi sama temen-temen”
Lalu merekapun mulai menjilat dan menghisap penisku sehingga aku merasakan kenikmatan tiada taranya. penisku dikerjai 3 orang gadis cantik berjilbab sekaligus.
20 menit mereka mengerjai penisku, aku merasakan akan meledakkan orgasmeku.
“wah dah kedut-kedut nih, cepet ara” tiara dengan sigap mengambil sebuah botol film dari lemari di sebelah kiri ranjang ranjang.
Lalu tiara memasukkan menutup lubang kencingku dengan botol tadi sambil mengocok penisku dengan cepat.
“OOOOORRGGKKKK akhuuuu kelluuuaaarhrhhh” ‘cret-cret’ sekitar 10 semprotanku memenuhi botol tadi sampai 3 per empatnya.
Cukup banyak spermaku yang keluar. Anehnya penisku tidak lemas setelah mencapai puncak kenikmatan pertama kali.
Mereka bertiga lalu, terus menggenjot dan mengerjai penisku hingga 10 buah botol film terisi penuh dengan spermaku. Aku pun lemas dan lelah dibuatnya. Mereka lalu melepaskanku dan mengembalikan pakaianku.
“makasih ya mas mani-nya stok kosmetik kita jadi banyak nih, n bisa dijual juga, Hehe” Aku kemudian diantarkan oleh sopir mereka pulang.
Sementara aku berlalu, terlihat mereka mengoleskan spermaku kewajah mereka masing-masing seakan-akan mereka memakai pelembab wajah.
Lalu mereka juga meminum spermaku itu sambil melambaikan tangan kepadaku. Wah gila ni cewek-cewek, berjilbab, tetapi suka dengan sperma…tetapi ini adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Cerita Dewasa Mendesah Menikmati Kontol Gede
certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Sex, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Gambar Foto Seks - Gadis yang masih duduk di kelas 3 SMU ini bernama Risma masih berumur 17 tahun memounyai tubuh yang seksi dan sekal, kulitnya putih mulus rambutnya panjang terurai sebahu, wajah yang cantik, dia anak orang punya dan punya naman di kotanya, dia bisanya dirumah sendiri karena kedua orangntuanya tugas di ibukota, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Risma sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Teguh, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Risma.
Teguh, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Risma memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Teguh yang sering mengantarkan Risma dari jalan besar menuju ke kediaman Risma yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Risma pulang dari sekolah. Seperti biasa Teguh mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK.
Dan Teguh memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Risma. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Risma nanti akan dikerjai. Teguh sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Risma.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Teguh sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Risma pun terpaksa mengikuti kemauan Teguh yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Teguh, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Teguh membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Risma.
“Hujan..”, jawab Teguh sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Risma menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Teguh sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Risma yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Rismapun kaget mendengar ucapan Teguh tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Risma sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Teguh tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Risma terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Risma dengan wajah yang memucat.
Sejenak Teguh menatap tubuh Risma yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Risma yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu.
Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”,
Risma mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Teguh yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Risma mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Teguh yang mulai menjamah paha Risma, tapi percuma saja karena kedua tangan Teguh dengan kuatnya memegang kedua paha Risma.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”,
Risma meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Teguh malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Risma itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Risma.
Risma pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Teguh mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Risma.
Tubuh Risma menggeliat ketika tangan-tangan Teguh mulai menggerayangi bagian pangkal paha Risma, dan wajah Risma menyeringai ketika jari-jemari Teguh mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
“Iihh..”,
pekikan Risma kembali menggema di ruangan itu di saat jari Teguh ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Risma menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Teguh semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Risma yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Teguh yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Risma.
Saat ini lubang kemaluan Risma telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Teguh.
Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Teguh mencabut jarinya dari lubang kemaluan Risma. Risma nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya.
Teguh kemudian menarik tubuh Risma turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Risma hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Teguh juga menikmati wanginya tubuh Risma sambil terus meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Teguh mulai menikmati bibir Risma yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Risma mendesah-desah di saat Teguh melumat bibirnya.
Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Risma oleh gigi dan bibir Teguh yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Teguh pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Risma mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Teguh.
Cengkeraman Teguh di tubuh Risma cukup kuat sehingga membuat Risma sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Risma pasrah di hadapan Teguh yang tengah memperkosanya.
Setelah puas, kini kedua tangan kekar Teguh meraih kepala Risma dan menekan tubuh Risma ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Teguh yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Teguh kepala Risma dihadapkan pada penisnya.
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Teguh sambil menjambak rambut Risma.
Takut pada bentakan Teguh, Risma tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Teguh mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Risma.
“Hmmphh..”, Risma mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Risma menggelembung karena batang kemaluan Teguh yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Teguh mengerang nikmat.
Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Risma di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Risma.
Risma menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Teguh. Sementara kedua tangan Teguh yang masih mencengkeram erat kepala Risma mulai menggerakkan kepala Risma maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Risma. Suara berdecak-decak dari liur Risma terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Teguh melakukan hal itu kepada Risma, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Teguh mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Risma semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Risma. Wajah Teguh menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
“Aakkhh..”, Teguh melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Teguh yang mengisi mulut Risma yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Risma berusaha melepaskan batang penis Teguh dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Teguh mencengkeram kuat kepala Risma. Sebagian besar sperma Teguh berhasil masuk memenuhi rongga mulut Risma dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Risma.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Teguh mencabut batang kemaluannya dari mulut Risma.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Risma. Demikian pula halnya dengan mulut Risma yang nampak basah oleh cairan yang sama. Risma meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Teguh seperti itu.
“Sudah Pak.. Sudahh..” Risma menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Teguh yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Risma.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Teguh membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Teguh kemudian memegang tubuh Risma yang masih menangis terisak-isak. Risma sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Risma bergetar ketika Teguh menidurkan tubuh Risma di lantai gudang yang kotor itu, Risma yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Teguh.
Setelah Risma terbaring, Teguh menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Risma hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Teguh memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Risma. Kedua mata Teguh pun melotot tajam ke arah kemaluan Risma. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.
Teguh langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Risma. Risma menjerit ketika Teguh mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Risma.
“Aakkhh..”, Risma menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Risma ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Risma dengan kasar dan bersemangat.
“Aaiihh..”, Risma melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Teguh. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Risma. “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Teguh mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Teguh langsung menggenjot tubuh Risma dengan kasar.
“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Risma mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Teguh yang keras dan kasar. Sementara Teguh yang tidak peduli terus menggenjot Risma dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Risma yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Teguh menggagahi Risma yang semakin kepayahan itu, sepertinya Teguh sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Risma, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Teguh kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Teguh pun berejakulasi.
“Aahh..” Teguh memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Risma yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Teguh.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Teguh. Teguh puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Teguh dengan becaknya kembali mengantarkan Risma yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Risma tak mampu lagi berjalan normal hingga Teguh terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Teguh dengan leluasa menuntun tubuh lemah Risma hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Risma bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Teguh pun kemudian meninggalkan Risma dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Risma yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Risma sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Teguh, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Risma.
Teguh, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Risma memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Teguh yang sering mengantarkan Risma dari jalan besar menuju ke kediaman Risma yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Risma pulang dari sekolah. Seperti biasa Teguh mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK.
Dan Teguh memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Risma. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Risma nanti akan dikerjai. Teguh sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Risma.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Teguh sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Risma pun terpaksa mengikuti kemauan Teguh yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Teguh, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Teguh membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Risma.
“Hujan..”, jawab Teguh sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Risma menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Teguh sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Risma yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Rismapun kaget mendengar ucapan Teguh tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Risma sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Teguh tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Risma terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Risma dengan wajah yang memucat.
Sejenak Teguh menatap tubuh Risma yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Risma yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu.
Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”,
Risma mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Teguh yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Risma mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Teguh yang mulai menjamah paha Risma, tapi percuma saja karena kedua tangan Teguh dengan kuatnya memegang kedua paha Risma.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”,
Risma meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Teguh malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Risma itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Risma.
Risma pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Teguh mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Risma.
Tubuh Risma menggeliat ketika tangan-tangan Teguh mulai menggerayangi bagian pangkal paha Risma, dan wajah Risma menyeringai ketika jari-jemari Teguh mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.
“Iihh..”,
pekikan Risma kembali menggema di ruangan itu di saat jari Teguh ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Risma menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Teguh semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Risma yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Teguh yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Risma.
Saat ini lubang kemaluan Risma telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Teguh.
Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Teguh mencabut jarinya dari lubang kemaluan Risma. Risma nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya.
Teguh kemudian menarik tubuh Risma turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Risma hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Teguh juga menikmati wanginya tubuh Risma sambil terus meremas remas pantat gadis itu.
Selanjutnya Teguh mulai menikmati bibir Risma yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Risma mendesah-desah di saat Teguh melumat bibirnya.
Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Risma oleh gigi dan bibir Teguh yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Teguh pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Risma mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Teguh.
Cengkeraman Teguh di tubuh Risma cukup kuat sehingga membuat Risma sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Risma pasrah di hadapan Teguh yang tengah memperkosanya.
Setelah puas, kini kedua tangan kekar Teguh meraih kepala Risma dan menekan tubuh Risma ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Teguh yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Teguh kepala Risma dihadapkan pada penisnya.
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Teguh sambil menjambak rambut Risma.
Takut pada bentakan Teguh, Risma tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Teguh mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Risma.
“Hmmphh..”, Risma mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Risma menggelembung karena batang kemaluan Teguh yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Teguh mengerang nikmat.
Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Risma di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Risma.
Risma menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Teguh. Sementara kedua tangan Teguh yang masih mencengkeram erat kepala Risma mulai menggerakkan kepala Risma maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Risma. Suara berdecak-decak dari liur Risma terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Teguh melakukan hal itu kepada Risma, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Teguh mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Risma semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Risma. Wajah Teguh menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
“Aakkhh..”, Teguh melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Teguh yang mengisi mulut Risma yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Risma berusaha melepaskan batang penis Teguh dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Teguh mencengkeram kuat kepala Risma. Sebagian besar sperma Teguh berhasil masuk memenuhi rongga mulut Risma dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Risma.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Teguh mencabut batang kemaluannya dari mulut Risma.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Risma. Demikian pula halnya dengan mulut Risma yang nampak basah oleh cairan yang sama. Risma meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Teguh seperti itu.
“Sudah Pak.. Sudahh..” Risma menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Teguh yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Risma.
Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Teguh membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Teguh kemudian memegang tubuh Risma yang masih menangis terisak-isak. Risma sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Risma bergetar ketika Teguh menidurkan tubuh Risma di lantai gudang yang kotor itu, Risma yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Teguh.
Setelah Risma terbaring, Teguh menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Risma hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Teguh memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Risma. Kedua mata Teguh pun melotot tajam ke arah kemaluan Risma. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.
Teguh langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Risma. Risma menjerit ketika Teguh mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Risma.
“Aakkhh..”, Risma menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Risma ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Risma dengan kasar dan bersemangat.
“Aaiihh..”, Risma melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Teguh. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Risma. “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Teguh mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Teguh langsung menggenjot tubuh Risma dengan kasar.
“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Risma mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Teguh yang keras dan kasar. Sementara Teguh yang tidak peduli terus menggenjot Risma dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Risma yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Teguh menggagahi Risma yang semakin kepayahan itu, sepertinya Teguh sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Risma, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Teguh kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Teguh pun berejakulasi.
“Aahh..” Teguh memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Risma yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Teguh.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Teguh. Teguh puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Teguh dengan becaknya kembali mengantarkan Risma yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Risma tak mampu lagi berjalan normal hingga Teguh terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Teguh dengan leluasa menuntun tubuh lemah Risma hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Risma bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Teguh pun kemudian meninggalkan Risma dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Risma yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Cerita Mesum 2016 Ibu Kost Dengan Mahasiswa
certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Sex, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Gambar Foto Seks - Terlampau sering kita dengar cerita anak kost yang memperkosa ibu kostnya. Tetapi yang aku alami di bawah ini merupakan Cerita pemerkosaan yang aku anggap keterlaluan.
Sesudah anak-anakku menikah, rumahku menjadi longgar dan terasa sepi. Suamiku mengusulkan untuk menerima kost-kost-an untuk anak sekolah atau mahasiwa. Maksudnya agar suasana ramai seperti ketika anak-anakku kumpul bisa kembali dinikmati. Ide itu timbul sehubungan adanya beberapa kali permintaan dari beberapa pelajar dan mahasiswa yang bertandang ke rumah. Tetapi kini yang terjadi justru bencana yang mengancam ketenangan dan kenyamanan dalam rumah tanggaku.
Franky, salah seorang anak kostku suatu pagi tidak keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama anak-anak yang lain. Kuketuk pintunya untuk melihat ada apa dengan Franky ini. Kulihat dia masih meringkuk di tempat tidurnya. Saat ku pegang dahinya aku tahu dia kena demam. Kemudian kubawakan minuman panas, sepotong roti dan obat anti demam. Kusuruh minum obat itu.
Setelah rumah kembali sepi karena anak-anak pada berangkat sekolah dan kuliah, aku kembali menengok dia. Nampaknya obat demamnya sudah berproses. Panas tubuh Franky sudah turun. Tetapi Franky bilang sakitnya belum akan sembuh sebelum tubuhnya dikerok sebagaimana kebiasaannya kalau sakit di rumahnya. Aku bilang, nantilah kalau bapak sudah jalan mengajar ke sekolah, aku kerokin kamu. Suamiku walaupun sudah pensiun tetapi masih banyak kegiatan selaku pengajar honorer di beberapa sekolah.
Franky baru 3 bulan kost di rumah. Dia anak dari Wonosobo. Ini merupakan tahun semester pertama dia di universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Sebagai anak lelaki yang umurnya yang baru 20 tahun Franky nampaknya dia sangat dimanjakan di rumahnya. Kadang-kadang disinipun kalau dia pengin sesuatu, masakan misalnya, aku harus turuti, kalau nggak dia akan ngomel seharian. Dia bilang pelitlah, malaslah, judeslah dan sebagainya. Aku sabar saja. Aku jadi ingat ada anakku yang manja, kalau minta sesuatu harus kami bisa penuhi.
Kembali Franky memanggil-manggil aku, sementara suamiku belum juga jalan menunggu telpon dari sekolahan tempat kerjanya untuk informasi mengenai jam berapa dia harus hadir mengajar hari ini. Kudatangi Franky yang ngotot minta dikerok sekarang juga. Aku kasihan, mungkin badannya benar-benar berasa tidak enak. Aku mengambil minyak goreng dan koin uang untuk kerokan dan bilang sama suamiku yang sedang baca koran persis di sebelah dinding kamar Franky. Saat aku masuk ke kamar, Franky sudah tengkurap setengah telanjang hanya bercelana dalam. Ah, aku yang sudah usia 47 tahun ini tidak berpikir macam-macam. Aku duduk di tepian ranjang, mulai mengerok punggung Franky.
Kuperhatikan tubuh Franky sungguh sehat. Pasti makanannya sangat terjaga sejak kecilnya. Posturnya yang cukup jangkung, aku taksir mendekati 180 cm nampak Franky sangat tampan. Dan itu dibuktikan seringnya dia didatangi atau ditelpon temen-ceweknya yang tak terhitung jumlahnya. Kulihat kerokkan ditubuhnya menunjukkan garis-garis merah yang kuat sebagai pertanda dia masuk angin sungguhan.
Tiba-tiba tangan kirinya dia taruh ke pahaku. Aku pikir dia rindu mamanya. Tangan Franky mulai mengelusi pahaku kemudian menaikkan elusannya ke perutku kemudian ke dadaku. Aku tepis kuat-kuat. Aku bisikkan agar jangan tidak sopan padaku. Dia langsung berbalik telentang. Dia tunjukkan celana dalamnya yang telah terdorong mencuat karena penisnya yang ngaceng berat sambil telunjuknya menunjuk bibirnya agar aku diam. Kemudian dia perosotkan celananya hingga penisnya yang cukup gede dan ujung kepalanya yang merah berkilatan itu nampak tegak kaku mencuat dari rimbunan jembutnya yang masih halus tipis. Aku kaget dengan ulah Franky ini. Yang aku takutkan kalau-kalau suamiku mendengar, masuk ke kamar dan melihat apa yang terjadi di kamar sempit ini. Bisa-bisa aku dianggap serong sementara suamiku masih berada di rumah. Aku berontak untuk berdiri dan meninggalkan kamar. Tetapi Franky lebih sigap dan kuat. Direnggutnya rambutku dengan kasar hingga aku nyaris terjatuh. Kemudian dengan paksa mukaku ditundukkan ke arah selangkangannya. Dia arahkan penisnya ke mulutku. Dia maksudkan agar aku mengulumnya. Kurang ajar dan kebangetan banget, nih anak. Tahu bahwa ada suamiku di sebelah dinding kamarnya dia berani mencoba melakukan macam ini padaku. Dia memperkosa aku, memperkosa mulutku.
Aku berontak keras tetapi dengan sepi. Aku tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun. Dan Franky nampaknya sangat tahu ketakutanku itu. Tangannya semakin kuat-kuat menekan kepalaku dan menempelkan bibirku ke ujung penisnya. Aku tak kuat melawan Franky. Penis itu terus dia tekan-tekankan ke bibirku hingga aku merasa kesakitan karena beradu dengan gigiku. Dan persis saat aku sedikit menyeringai membuka mulut penis Franky berhasil masuk ke rongga mulutku. Tekanan tangannya yang sangat kuat tidak memberikan kesempatan sedikitpun kepadaku untuk bergerak-gerak. Tanganku yang bertumpu menekan ke pinggiran ranjangpun sia-sia. Franky membiarkan sesaat posisi statis itu dengan diam tetapi tekanan kuat tangannya tidak mengendor. Aku jadi sempat berpikir, mau apa aku. Dan jawaban dalam hatiku adalah, biarlah aku mengulumnya walaupun hal itu belum pernah aku lakukan pada suamiku sendiri selama ini. Pertama karena aku ingin hal ini cepat selesai sebelum suamiku menaruh kecurigaan. Kedua terbersit juga dalam hatiku, apa salahnya kalau dalam keadaan terpaksa ini aku coba saja apa yang pernah aku saksikan dalam VCD porno yang pernah aku tonton sebelumnya. Aku mencoba menjadi lebih menerima kenyataan yang tak bisa kuhindari ini. Aku mulai melumat penis Franky. Lidahku menari. Aroma selangkangan Franky mulai merasuk ke hidungku tanpa aku bisa menghindarinya. Sekarang yang kupikirkan hanyalah pemaksaan Franky ini cepat selesai.
Begitu aku mulai mengulum, tekanan tangan Franky mengendor. Bahkan dia mulai mengelus-elus rambutku dengan penuh penuh kenikmatan. Dan entah dorongan dari mana, mungkin pengaruh VCD itu, aku sendiri pelan-pelan dilanda rasa nikmat birahi. Aku merasakan ada sensasi nafsu yang mendorong aku untuk mencoba menikmati bagaimana bersentuhan secara birahi dengan lelaki lain kecuali suamiku, bahkan melakukan sesuatu yang belum pernah aku aku lakukan, aku tengah mengulum, mengisep-isep dan menjilati penisnya itu. Dan saat Franky tahu aku nampak mulai menikmati paksaannya tangannya mulai kelayaban ke bokongku, dia singkapkan dasterku, dielus-elusnya pantatku bahkan juga lubang duburku. Ditusuk-tusukkannya jarinya ke lubangku itu. Aku agak merasa aneh. Terus terang hanya di VCD-lah aku lihat ada orang yang begitu menyukai lubang tai ini. Apakah Franky juga termasuk yang suka?
Diludahinya jarinya untuk kemudian dia coba lagi menusuk lubang pantatku. Aku menyeringai kesakitan, perih banget rasanya, tetapi mana berani aku teriak sementara suamiku berada tepat di belakang dinding kamar ini sedang membaca koran. Yang aku coba adalah menepis tangan Franky sambil menyeringai sepi padanya yang menunjukkan aku kesakitan. Tapi Franky tidak lantas berhenti, dia colek minyak goreng bekas kerokannya, jari-jarinya dilumuri minyak goreng itu kemudian kembali disodok-sodokkannya ke lubang pantatku.
Dan aku sendiri jadi heran, walaupun terasa pedih dan sakit aku mulai merasakan kenikmatannya. Aku heran juga kenapa lubang pantat juga merasakan nikmat birahi seperti lubang kemaluan. Aku heran. Bahkan aku menyambut jari-jarinya itu dengan memaju-mundurkan tubuhku menjemputi jari-jari Franky menusuki pantatku itu. Aku mengerang tertahan. Aku menikmati banget nafsu birahiku ditengah rasa pedih dan panas yang hampir nggak tertahankan. Aku jadi terbakar dilanda birahi yang luar biasa.
Terus terang, sudah lebih dari 2 tahun terakhir ini suamiku sudah jarang menggauli aku. Dan aku sendiri sebenarnya juga tidak lagi menuntut terlampau banyak dari dia. Kami merasakan usia kami sudah termasuk tua. Dan rasanya tidak lagi pantas terlampau memikirkan terus-menerus kebutuhan seksual. Tapi kini, ternyata seorang anak kostku si Franky ini telah membangunkan macan tidurku. Rasanya aku kembali menjadi perempuan yang demikian kegatalan. Aku menggelinjang hebat saat ini, saat mulutku dipaksa terjejali oleh penisnya dan lubang pantatku dientot oleh jari-jarinya.
Tangan kiri Franky di kepalaku semakin nampak tidak sabar. Dia menggenggam rambutku dan dinaik-turunkan kepalaku agar aku mengkulum dan memompa lebih cepat. Rasanya Franky ingin lekas memuncratkan spermanya. Aku turuti kemauannya dari pada aku jadi kesakitan nanti. Tangan kananku mengelusi batangnya dan mulutku mempercepat lumatan dan pompaan ke penis Franky hingga akhirnya tanganku merasakan ada kedutan besar pada otot sebelah bawah batang penisnya disusul oleh tumpahnya cairan hangat panas tumpah menyemprot-nyemprot rongga mulutku. Air mani Franky muncrat banyak sekali, sepertinya bergalon-galon. Dan pada saat yang bersamaan sementara tangan kanannya terus menusuki lubang pantatku, tangan kiri Franky kembali menekan kepalaku lebih dalam agar mulutku menangkap seluruh cairan spermanya yang tumpah itu. Aku nyaris tersedak. Dan untuk menghindarkannya agar tidak berkepanjangan buru-buru sebagian cairannya kutelan.
Akhirnya tangan Franky melepaskan cengkeramannya ke rambutku dan aku sendiri jadinya terduduk di lantai samping ranjang itu. Tak ada suara gaduh sedikitpun selama 15 menit Franky memperkosa mulutku. Kami sama-sama menjaga agar tidak menimbulkan kecurigaan suamiku yang sedang asyik membaca koran pagi itu.
Ketika akhirnya aku bangkit berdiri, Franky membisikkan terima kasih ketelingaku. Aku tidak menjawab. Aku tetap menunjukkan kekecewaanku atas perbuatannya yang memaksa mulutku ngisep penisnya. Ketika aku mau keluar pintu aku memperdengarkan suaraku agar didengar suamiku,
“Udah Frank, kamu mesti istirahat. Tuh, badanmu merah semua oleh kerokan ibu. Pakai selimutnya. Kalau mau mandi nanti aku siapkan air panas”.
Ketika akhirnya aku keluar kamar kulihat suamiku sedang asyik mengisi teka-teki silang (TTS). Dengan kacamata minusnya dia mendekatkan matanya ke tulisan kecil-kecil koran di tangannya. Kemudian dengan berlandaskan pada lantai meja dia menulis jawaban TTS pada kotak-kotak yang tersedia. Dia nggak memperhatikan bagaimana aku berjalan dengan sedikit tertatih karena pedih di pantatku. Dia juga nggak menatap wajahku, bagaimana masih nampak serpihan kental hampir mongering sperma Franky membelepot di sana-sini di sekitar bibirku. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Sesudah anak-anakku menikah, rumahku menjadi longgar dan terasa sepi. Suamiku mengusulkan untuk menerima kost-kost-an untuk anak sekolah atau mahasiwa. Maksudnya agar suasana ramai seperti ketika anak-anakku kumpul bisa kembali dinikmati. Ide itu timbul sehubungan adanya beberapa kali permintaan dari beberapa pelajar dan mahasiswa yang bertandang ke rumah. Tetapi kini yang terjadi justru bencana yang mengancam ketenangan dan kenyamanan dalam rumah tanggaku.
Franky, salah seorang anak kostku suatu pagi tidak keluar dari kamarnya untuk sarapan bersama anak-anak yang lain. Kuketuk pintunya untuk melihat ada apa dengan Franky ini. Kulihat dia masih meringkuk di tempat tidurnya. Saat ku pegang dahinya aku tahu dia kena demam. Kemudian kubawakan minuman panas, sepotong roti dan obat anti demam. Kusuruh minum obat itu.
Setelah rumah kembali sepi karena anak-anak pada berangkat sekolah dan kuliah, aku kembali menengok dia. Nampaknya obat demamnya sudah berproses. Panas tubuh Franky sudah turun. Tetapi Franky bilang sakitnya belum akan sembuh sebelum tubuhnya dikerok sebagaimana kebiasaannya kalau sakit di rumahnya. Aku bilang, nantilah kalau bapak sudah jalan mengajar ke sekolah, aku kerokin kamu. Suamiku walaupun sudah pensiun tetapi masih banyak kegiatan selaku pengajar honorer di beberapa sekolah.
Franky baru 3 bulan kost di rumah. Dia anak dari Wonosobo. Ini merupakan tahun semester pertama dia di universitas swasta yang cukup terkenal di Jakarta. Sebagai anak lelaki yang umurnya yang baru 20 tahun Franky nampaknya dia sangat dimanjakan di rumahnya. Kadang-kadang disinipun kalau dia pengin sesuatu, masakan misalnya, aku harus turuti, kalau nggak dia akan ngomel seharian. Dia bilang pelitlah, malaslah, judeslah dan sebagainya. Aku sabar saja. Aku jadi ingat ada anakku yang manja, kalau minta sesuatu harus kami bisa penuhi.
Kembali Franky memanggil-manggil aku, sementara suamiku belum juga jalan menunggu telpon dari sekolahan tempat kerjanya untuk informasi mengenai jam berapa dia harus hadir mengajar hari ini. Kudatangi Franky yang ngotot minta dikerok sekarang juga. Aku kasihan, mungkin badannya benar-benar berasa tidak enak. Aku mengambil minyak goreng dan koin uang untuk kerokan dan bilang sama suamiku yang sedang baca koran persis di sebelah dinding kamar Franky. Saat aku masuk ke kamar, Franky sudah tengkurap setengah telanjang hanya bercelana dalam. Ah, aku yang sudah usia 47 tahun ini tidak berpikir macam-macam. Aku duduk di tepian ranjang, mulai mengerok punggung Franky.
Kuperhatikan tubuh Franky sungguh sehat. Pasti makanannya sangat terjaga sejak kecilnya. Posturnya yang cukup jangkung, aku taksir mendekati 180 cm nampak Franky sangat tampan. Dan itu dibuktikan seringnya dia didatangi atau ditelpon temen-ceweknya yang tak terhitung jumlahnya. Kulihat kerokkan ditubuhnya menunjukkan garis-garis merah yang kuat sebagai pertanda dia masuk angin sungguhan.
Tiba-tiba tangan kirinya dia taruh ke pahaku. Aku pikir dia rindu mamanya. Tangan Franky mulai mengelusi pahaku kemudian menaikkan elusannya ke perutku kemudian ke dadaku. Aku tepis kuat-kuat. Aku bisikkan agar jangan tidak sopan padaku. Dia langsung berbalik telentang. Dia tunjukkan celana dalamnya yang telah terdorong mencuat karena penisnya yang ngaceng berat sambil telunjuknya menunjuk bibirnya agar aku diam. Kemudian dia perosotkan celananya hingga penisnya yang cukup gede dan ujung kepalanya yang merah berkilatan itu nampak tegak kaku mencuat dari rimbunan jembutnya yang masih halus tipis. Aku kaget dengan ulah Franky ini. Yang aku takutkan kalau-kalau suamiku mendengar, masuk ke kamar dan melihat apa yang terjadi di kamar sempit ini. Bisa-bisa aku dianggap serong sementara suamiku masih berada di rumah. Aku berontak untuk berdiri dan meninggalkan kamar. Tetapi Franky lebih sigap dan kuat. Direnggutnya rambutku dengan kasar hingga aku nyaris terjatuh. Kemudian dengan paksa mukaku ditundukkan ke arah selangkangannya. Dia arahkan penisnya ke mulutku. Dia maksudkan agar aku mengulumnya. Kurang ajar dan kebangetan banget, nih anak. Tahu bahwa ada suamiku di sebelah dinding kamarnya dia berani mencoba melakukan macam ini padaku. Dia memperkosa aku, memperkosa mulutku.
Aku berontak keras tetapi dengan sepi. Aku tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun. Dan Franky nampaknya sangat tahu ketakutanku itu. Tangannya semakin kuat-kuat menekan kepalaku dan menempelkan bibirku ke ujung penisnya. Aku tak kuat melawan Franky. Penis itu terus dia tekan-tekankan ke bibirku hingga aku merasa kesakitan karena beradu dengan gigiku. Dan persis saat aku sedikit menyeringai membuka mulut penis Franky berhasil masuk ke rongga mulutku. Tekanan tangannya yang sangat kuat tidak memberikan kesempatan sedikitpun kepadaku untuk bergerak-gerak. Tanganku yang bertumpu menekan ke pinggiran ranjangpun sia-sia. Franky membiarkan sesaat posisi statis itu dengan diam tetapi tekanan kuat tangannya tidak mengendor. Aku jadi sempat berpikir, mau apa aku. Dan jawaban dalam hatiku adalah, biarlah aku mengulumnya walaupun hal itu belum pernah aku lakukan pada suamiku sendiri selama ini. Pertama karena aku ingin hal ini cepat selesai sebelum suamiku menaruh kecurigaan. Kedua terbersit juga dalam hatiku, apa salahnya kalau dalam keadaan terpaksa ini aku coba saja apa yang pernah aku saksikan dalam VCD porno yang pernah aku tonton sebelumnya. Aku mencoba menjadi lebih menerima kenyataan yang tak bisa kuhindari ini. Aku mulai melumat penis Franky. Lidahku menari. Aroma selangkangan Franky mulai merasuk ke hidungku tanpa aku bisa menghindarinya. Sekarang yang kupikirkan hanyalah pemaksaan Franky ini cepat selesai.
Begitu aku mulai mengulum, tekanan tangan Franky mengendor. Bahkan dia mulai mengelus-elus rambutku dengan penuh penuh kenikmatan. Dan entah dorongan dari mana, mungkin pengaruh VCD itu, aku sendiri pelan-pelan dilanda rasa nikmat birahi. Aku merasakan ada sensasi nafsu yang mendorong aku untuk mencoba menikmati bagaimana bersentuhan secara birahi dengan lelaki lain kecuali suamiku, bahkan melakukan sesuatu yang belum pernah aku aku lakukan, aku tengah mengulum, mengisep-isep dan menjilati penisnya itu. Dan saat Franky tahu aku nampak mulai menikmati paksaannya tangannya mulai kelayaban ke bokongku, dia singkapkan dasterku, dielus-elusnya pantatku bahkan juga lubang duburku. Ditusuk-tusukkannya jarinya ke lubangku itu. Aku agak merasa aneh. Terus terang hanya di VCD-lah aku lihat ada orang yang begitu menyukai lubang tai ini. Apakah Franky juga termasuk yang suka?
Diludahinya jarinya untuk kemudian dia coba lagi menusuk lubang pantatku. Aku menyeringai kesakitan, perih banget rasanya, tetapi mana berani aku teriak sementara suamiku berada tepat di belakang dinding kamar ini sedang membaca koran. Yang aku coba adalah menepis tangan Franky sambil menyeringai sepi padanya yang menunjukkan aku kesakitan. Tapi Franky tidak lantas berhenti, dia colek minyak goreng bekas kerokannya, jari-jarinya dilumuri minyak goreng itu kemudian kembali disodok-sodokkannya ke lubang pantatku.
Dan aku sendiri jadi heran, walaupun terasa pedih dan sakit aku mulai merasakan kenikmatannya. Aku heran juga kenapa lubang pantat juga merasakan nikmat birahi seperti lubang kemaluan. Aku heran. Bahkan aku menyambut jari-jarinya itu dengan memaju-mundurkan tubuhku menjemputi jari-jari Franky menusuki pantatku itu. Aku mengerang tertahan. Aku menikmati banget nafsu birahiku ditengah rasa pedih dan panas yang hampir nggak tertahankan. Aku jadi terbakar dilanda birahi yang luar biasa.
Terus terang, sudah lebih dari 2 tahun terakhir ini suamiku sudah jarang menggauli aku. Dan aku sendiri sebenarnya juga tidak lagi menuntut terlampau banyak dari dia. Kami merasakan usia kami sudah termasuk tua. Dan rasanya tidak lagi pantas terlampau memikirkan terus-menerus kebutuhan seksual. Tapi kini, ternyata seorang anak kostku si Franky ini telah membangunkan macan tidurku. Rasanya aku kembali menjadi perempuan yang demikian kegatalan. Aku menggelinjang hebat saat ini, saat mulutku dipaksa terjejali oleh penisnya dan lubang pantatku dientot oleh jari-jarinya.
Tangan kiri Franky di kepalaku semakin nampak tidak sabar. Dia menggenggam rambutku dan dinaik-turunkan kepalaku agar aku mengkulum dan memompa lebih cepat. Rasanya Franky ingin lekas memuncratkan spermanya. Aku turuti kemauannya dari pada aku jadi kesakitan nanti. Tangan kananku mengelusi batangnya dan mulutku mempercepat lumatan dan pompaan ke penis Franky hingga akhirnya tanganku merasakan ada kedutan besar pada otot sebelah bawah batang penisnya disusul oleh tumpahnya cairan hangat panas tumpah menyemprot-nyemprot rongga mulutku. Air mani Franky muncrat banyak sekali, sepertinya bergalon-galon. Dan pada saat yang bersamaan sementara tangan kanannya terus menusuki lubang pantatku, tangan kiri Franky kembali menekan kepalaku lebih dalam agar mulutku menangkap seluruh cairan spermanya yang tumpah itu. Aku nyaris tersedak. Dan untuk menghindarkannya agar tidak berkepanjangan buru-buru sebagian cairannya kutelan.
Akhirnya tangan Franky melepaskan cengkeramannya ke rambutku dan aku sendiri jadinya terduduk di lantai samping ranjang itu. Tak ada suara gaduh sedikitpun selama 15 menit Franky memperkosa mulutku. Kami sama-sama menjaga agar tidak menimbulkan kecurigaan suamiku yang sedang asyik membaca koran pagi itu.
Ketika akhirnya aku bangkit berdiri, Franky membisikkan terima kasih ketelingaku. Aku tidak menjawab. Aku tetap menunjukkan kekecewaanku atas perbuatannya yang memaksa mulutku ngisep penisnya. Ketika aku mau keluar pintu aku memperdengarkan suaraku agar didengar suamiku,
“Udah Frank, kamu mesti istirahat. Tuh, badanmu merah semua oleh kerokan ibu. Pakai selimutnya. Kalau mau mandi nanti aku siapkan air panas”.
Ketika akhirnya aku keluar kamar kulihat suamiku sedang asyik mengisi teka-teki silang (TTS). Dengan kacamata minusnya dia mendekatkan matanya ke tulisan kecil-kecil koran di tangannya. Kemudian dengan berlandaskan pada lantai meja dia menulis jawaban TTS pada kotak-kotak yang tersedia. Dia nggak memperhatikan bagaimana aku berjalan dengan sedikit tertatih karena pedih di pantatku. Dia juga nggak menatap wajahku, bagaimana masih nampak serpihan kental hampir mongering sperma Franky membelepot di sana-sini di sekitar bibirku. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Cerita Pemerkosaan 2016 Merasakan Sensasi Di Perkosa
Perkosaan seksual dalam berbagai bentuk hampir setiap hari terjadi di seputar kita. Baca saja koran-koran ibu kota yang pada setiap hari penerbitannya selalu memuat berita pemerkosaan atau tindak kekerasan seksual lainnya. Bahkan hampir setiap minggu berita-berita pemerkosaan menjadi headline.
Secara harfiah kata pemerkosaan berarti, memaksakan kehendak. Seseorang melakukan tindakan seksual secara seksual pada orang lain, artinya sesorang memaksakan kehendaknya atas segala yang dia pikirkan dan lakukan secara seksual kepada orang lain dan masa bodoh apakah orang lain itu senang atau tidak senang dengan apa yang dia lakukan. Prinsip memaksakan kehendak itulah yang menetapkan, bagaimanapun juga, sebuah pemerkosaan adalah sebuah kejahatan. Artinya pemerkosaan seksual adalah perbuatan yang penuh kepengecutan, noda dan pelanggaran hukum yang bisa mendatangkan penderitaan pada sang korban dan hukuman fisik dunia bagi para pelakunya.
Beberapa orang korban pemerkosaan atau orang dekatnya telah mengirimkan informasi atau kisah melalui e’mail ke saya. Ternyata demikian banyak ragam pemerkosaan, baik dari segi motif-nya, pemicunya, situasi saat pemerkosaan berlangsung, akibat sesudahnya dan sebagainya. Secara umum masyarakat memandang korban pemerkosaan sebagai aib. Tetapi di antara para korban tidak seluruhnya menyesali apa yang pernah mereka alami. Bahkan mereka menyebutnya sebagai pengalaman hidup yang indah. Mereka memperoleh sensasi nikmat birahi dari pemerkosaan yang mereka alami. Dalam batas-batas tertentu mereka selalu mengenang bahkan ingin sekali mengalaminya lagi.
Saat-saat yang paling menyeramkan dalam menghadapi pemerkosaan adalah saat awal terjadinya Cerita. Rata-rata korban sangat ketakutan atas kemungkinannya tindakan keras dan kasar yang bisa melukai fisiknya atau bahkan mengancam jiwanya. Dan banyak para pemerkosa, yang biasanya memang lantas ketagihan untuk mencari korban berikutnya, sangat memahami kelemahan akan tekanan psikologis pada para korban tersebut. Oleh karenanya untuk memperlancar operasionalnya mereka juga menggunakan berbagai bentuk ancaman, baik berupa ancaman fisik lengkap dengan peralatan senjata tajam atau lainnya, juga ancaman mental psikologis misalnya dipermalukan atau mempermalukan di depan orang lain.
Sesudah melewati saat awal yang menakutkan itu ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi pada sang korban, yaitu, dia menyerah pasrah dan menikmati sebagai bentuk petualangan seksual atau menyerah pasrah dengan tetap merasa menderita, dendam dan tertekan jiwanya. Hal tersebut sangat tergantung konsep alam pikiran maupun kesiagaan dan kesadaran mental setiap orangnya. Tetapi yang paling nyata adalah, apa yang sesungguhnya terjadi sulit sekali bisa dimengerti dan dibaca dari pihak luar.
Beberapa pelaku sering membela diri bahwa dia tidak memperkosanya, karena dia mengetahui pada saat pemerkosaan berlangsung sang korban nampak begitu menikmati perkosaannya, bahkan ada yang menyatakan ingin mengulangi kenikmatannya lagi. Beberapa komplain atau pengaduan dari korban lebih disebabkan adanya kehendak-kehendak lain di luar perkosaannya itu sendiri, misalnya kekhawatiran akan kemungkinan keluarga suami korban menuntut perceraian karena merasa aib, atau bahkan minta segera dikawinkan dengan si pemerkosa apabila ternyata belakangan ketahuan hamil dari hasil perkosaannya itu.
Kumpulan di bawah ini hanya sebagian hal yang mungkin terjadi dari ribuan kemungkinan lain yang bisa terjadi pula. Dengan nama-nama orang yang disamarkan, dari beberapa informasi itu saya coba susun dan jadikan kisah pemerkosaan seksual khususnya yang dialami para istri sebagaimana yang tertera di bawah ini.
*****
Perkosaan Pertama,
DI ATAS KERETA API MALAM
Secara rutin aku dengan atau tanpa suamiku pulang mudik setiap 3 bulan. Maklum orang tuaku sudah uzur dan aku sama suamiku, Mas Darto, punya cukup waktu untuk jalan sana sini. Anak-anak-ku sudah mandiri. Walaupun usiaku baru 42 tahun dan usia Mas Darto 47 tahun tetapi kami sudah berstatus kakek & nenek deng 2 cucu yang manis-manis. Kami merupakan pasangan yang sehat dan berbahagia. Sisa-sisa kecantikkan masa mudaku masih banyak menjadi perhatian para pria. Bahkan para perjaka tidak akan mengira kalau aku sudah nenek-nenek. Orang bilang sex appealku sangat menonjol. Dengan tinggi badanku yang 165 cm dan berat tubuh yang 52 kg mereka bilang tubuhku sangat sintal. Suamiku orang swasta yang tak kenal lelah. Ada saja yang dia kerjakan untuk kesejahteraan ekonomi kami. Satu hal yang masih dominan dalam diri kami masing-masing adalah libido kami yang masih terus menggebu. Kami masih melakukan hubungan seks dengan penuh ber-kobar-kobar setidaknya 3 kali seminggu. Kami merupakan pasangan yang bahagia dalam masalah seks ini. Tak ada kekecewaan yang menggelantung sebagaimana yang sering aku dengar dari keluarga yang lain. Aku selalu mendapatkan orgasmeku setiap kali berhubungan dengan suamiku.
Saat ini kami berada di stasiun Kota, Jakarta, menunggu kedatangan KA BIMA yang akan membawa kami ke Surabaya tempat orang tua kami tinggal. Tepat jam 7.30 malam kereta mulai bergerak ke arah selatan menuju satsiun Gambir, Manggarai dan Jatinegara untuk kemudian akan lurus menuju ke timur hingga stasiun Gubeng, Surabaya.
Dinginnya gerbong eksekutif BIMA membuat kami memilih banyak tidur. Mas Darto sendiri orangnya paling mudah tidur. Aku bilang nggak boleh kesenggol bantal, karena kesenggol sedikit saja dia langsung tidur pulas. Sesudah hidangan makan malam keluar, yang langsung kami santap habis, kembali kami tertidur. Aku sendiri yang tidak begitu tahan dingin, sebentar-sebentar ke toilet untuk buang air kecil.
Kuperhatikan kursi di gerbong eksekutip ini sekitar 60 % terisi, maklum bukan hari libur. Mereka nampaknya para pedagang, karyawan yang sedang mendapatkan tugas atau cuti dan sebagainya. Kami kebagian kursi paling belakang, sehingga setiap penumpang selalu melewati kursi kami setiap akan menuju toilet kereta yang lokasinya tepat berada di belakang kursi kami. Dan yang paling aku perhatikan para pria selalu menyempatkan matanya untuk melirik ke aku. Aku sudah terbiasa dengan hal semacam itu. Sering dalam pikiran nakalku untuk mencoba menggoda mereka, apalagi kalau kebetulan ketemu orang ber-type Bon Jovi yang rambutnya bebas terurai, dadanya yang aduhai. Ah, tetapi itu hanya pikiran ngelanturku. Mas Darto walaupun typenya jauh dari yang namanya Bon Jovi telah memberikan segalanya padaku, mau apa lagi.
Sekitar jam 3 dini hari aku ingin kencing. Saat aku keluar gerbong menuju toilet kulihat dalam kegelapan ada seorang pria yang sedang menunggu. Rupanya sesorang sedang berada di toilet. Aku malas untuk bolak-balik di atas kereta yang melaju 80 km per jam ini. Aku ikut nunggu saja. Begitu orang keluar dari toilet aku pikir pria yang lebih dahulu menunggu itu bergegas untuk masuk, tetapi ternyata dia tidak bergerak dari tempatnya. Aku pikir dia hanya mau cari angin barangkali. Jadi akulah kini yang bergerak masuk toilet. Begitu aku masuk langsung disambut cahaya lampu toilet yang benderang. Tetapi begitu aku mau menutup pintu tiba-tiba kulihat sebuah tangan berbungkus jaket kulit mengganjal antara daun pintu dengan kusennya. Aku panik, mau apa orang ini. Dia mendorong pintuku demikian kuat yang aku nggak mampu menahannya dia ikut memasuki kamar toilet yang sempit itu. Dia bekap mulutku kuat-kuat dengan tangannya agar aku tidak teriak. Aku sangat ketakutan. Aku panik.
Aku coba gedor-gedor dinding toilet agar orang-orang lain mendengar dan menolongku, tetapi lajunya kereta yang disertai berisiknya gerbong yang berlari kencang gedoran tanganku hanya sia-sia. Pria itu membisikkan padaku,
“Bu, jangan berisik. Awas nanti kalau kedengaran bapak di sebelah dinding dan kita ketahuan berdua-an di kamar toilet ini akau akan berlagak bahwa ibulah yang menarik aku masuk ke toilet bersama ibu”.
Deg, hatiku langsung terpukul. Dan ternyata dia nggak memberi aku berpikir panjang. Dia langsung singkap rok-ku dan turunkan celana dalamku. Dengan tetap membungkam mulutku tangannya menyuruh aku untuk berbalik membelakangi dia. Dia dorong tubuhku hingga aku hampir terjatuh hingga tanganku secara refleks meraih pipa dan kran di depanku. Posisi tubuhku mau tidak mau menjadi setengah nungging. Pada saat itu pula aku merasakan tangannya mengelusi bokong dan meremasi vaginaku. Dimainkannya jarinya pada kelentitku dan dimasuk-masukannya ke lubang vaginaku. Dengan tangan lainnya yang terus membekat mulutku membuat aku nggak bisa berteriak kecuali berpikir dan merasakan apa yang terjadi. Akhirnya karena ketakutan dan kekagetan yang melandaku, aku merasa lebih baik mengalah dari pada terjadi hal-hal yang mungkin berakibat fatal padaku.
Remasan jari-jari pada vaginaku kurasakan mulai melanda birahiku dan semakin hebat akibatnya. Aku merasakan vaginaku mulai membasah. Cairan birahiku mulai mengalir keluar di lubang vaginaku. Aku mengerang penuh kehausan. Dan saat jari-jarinya dia cabut dan angkat aku sangat tak sabar menunggu penggantinya. Dan saat sebuah tonjokkan bulatan panas mendesak bibir vaginaku aku tahu bahwa penis lelaki itu telah siap ngentot vaginaku. Aku langsung menggelinjang. Kini aku didorong oleh suatu keinginan yang kuat sekali untuk merasakan penis orang lain yang bukan suamiku menembusi vaginaku. Keinginan itu pasti nafsu birahiku yang telah menyergap aku yang membuat aku terbakar hingga melumpuhkan nalar sehatku. Refleks pada pantatku kini adalah menggoyang agar penis itu lekas meruyak ke dalam vaginaku yang sudah demikian gatal menantinya. Aku merintih.
Aku dilanda prahara nikmatnya pemerkosaan padaku ini. Dan kini yang terjadi adalah dua insan yang berpacu untuk meraih orgasmenya dalam ruang toilet sempit diatas rel yang melaju antara Jakarta Surabaya. Penis lelaki itu dengan sangat cepat memompa kemaluanku. Dan aku sendiri menjadi sepenuhnya menyambutnya. Pantatku terus bergerak maju mundur mengimbangi kecepatan pompanya. Dan sepertinya memang demikianlah yang harus terjadi. Persanggama-an buahpemerkosaan ini tidak berlangsung lebih dari 5 menit. Kami sama-sama menumpahkan cairan-cairan kami. Sperma panas lelaki itu menyemprot-nyemprot dan membanjiri liang vaginaku. Aku meraih orgasme dalam sensasi birahinya korban pemerkosaan. Aku sangat puas. Demikian besar kepuasan orgasme yang aku dapatkan dan rasakan melebihi lebih dari 5 tahun orgasmeku yang secara rutin aku dapatkan dari suamiku. Aku melenguh kelelahan.
Saat aku keluar toilet aku dihinggapi rasa bimbang, adakah aku masih istri yang setia? Adakah aku masih berhak duduk di samping suamiku yang masih tidur pulas sejak kutinggalkan ke toilet tadi? Kulihat wajah suamiku yang begitu damai. Yang tak pernah tahu bahwa walaupun bukan mauku, aku merasa telah menghianatinya.
Perkosaan Kedua,
SOPIR BOSS
Pesta ulang tahun istri boss telah usai. Para undangan sebagian menuju mobil mereka untuk pulang, sebagian lain lagi menunggu supir masing-masing berdiri di kanopi rumah boss. Dengan ditemani istri boss, aku menunggu suamiku yang saat ini masih terlihat bicara serius dengan boss serta staff direksi yang lain. Beberapa saat kemudian kulihat suamiku bersama boss mendekat ke aku. Boss yang bicara padaku,
“Maaf Bu, Pak Darto saya tahan karena ada yang perlu dibicarakan untuk pertemuan dengan pengusaha Jerman besok. Ibu biar diantar Paijan supir saya pulang lebih dahulu. Nggak apa-apa ya Bu, maaf nih”, demikian permintaan maaf boss Mas Darto yang nggak mungkin aku sanggah lagi sebagaimana kebiasaan di lingkungan kantor kami.
Ada kebanggaan bahwa suamiku, Mas Darto, merupakan staff inti yang selalu dibutuhkan pada saat-saat kritis seperti ini, tetapi aku sudah terlampau banyak dikorbankan untuk hal-hal seperti ini.
Kebetulan aku meraih “door prize” saat istri boss mengundi nomer urut tamu malam ini. Lumayan aku dapat flat TV 21 inchi yang bisa aku pasang di kamar tidurku nanti. Mobil BMW 650i yang super mewah berhenti di latar kanopi begitu boss usai bicara padaku. Paijan sang supir bergegas mengambil dooz besar TV-ku dan membukakan pintu kursi belakang untukku.
“Selamat malam, Bu. Wah rupanya Pak Darto bisa sampai malam hari ini, Bu. Soalnya saya dengar rombongan pengusaha Jerman itu minta bapak untuk membuat draft LOI gairahsex.com (maksudnya, Letter of Intent) untuk besok pagi”. Begitu Paijan memberikan selamat malam padaku dan menyampaikan informasi mengenai tugas Mas Darto hasil dari nguping pembicaraan bossnya.
Sampai di rumah aku turun lebih dahulu untuk membuka pintu dan menyalakan lampu ruang depan. Paijan mengangkat dooz TV ke dalam rumah. Saat itu terpikir alangkah baiknya kalau Paijan bisa sekalian membantu membongkar TV-nya dan menaruh di kamar tidurku. Dengan senang hati dia melakukan permintaanku. Boss sudah nggak nunggu saya lagi kok Bu, jadi saya bisa bantu ibu sebentar, begitu jawabnya. Saat itu kuperhatikan matanya begitu berbinar setiap aku ngajak omong. Dia tidak hanya memperhatikan bibirku yang bicara tetapi juga gaun malamku yang menampakkan bahuku yang terbuka, belahan buah dadaku, pinggulku. Aku sudah terbiasa menghadapi pandangan mata lelaki macam itu, tetapi mestinya bukan kelasnya Paijan. Aku merasakan bahwa sebagai lelaki, Paijan pasti juga tergerak birahinya melihat perempuan seperti aku, itu jelas dari cara matanya memandangku. Aku mafhum.
Paijan dengan cepat dan cekatan melaksanakan permintaanku. Nampaknya dia ingin benar-benar membuat aku senang. Dan sebagai terima kasihku kubuatkan minuman saat selesai memasang TV di kamar tidurku. Sementara dia minum aku masuk kamar untuk ganti baju.
Aku sedang membuka blus setengah dadaku yang tanpa kancing melalui kepalaku ketika tiba-tiba aku mendengar langkah kaki Paijan memasuki kamarku dan sama sekali tak kuduga ketika dia memelukku dengan kuat dan langsung menciumi ketiakku. Aku berteriak tertahan karena malu kalau sampai kedengaran tetangga, sementara mukaku masih tertutup oleh blusku sehingga aku tidak melihat apa-apa di sekelilingku. Dengan sigap tangan kuat Paijan membekap mulutku dari balik blusku,
“Jangan teriak, Bu. Malu kan kalau kedengaran tetangga. Saya nggak tahan Bu. Kepingin ngentot ibu sejak berangkat dari rumah boss tadi. Sebentar saja, Bu”. Gaya bicara Paijan yang demikian tenang sangat membuatku jengkel dan marah. Sepertinya dia biasa melakukan hal begini kepada orang lain. Dasar begundal gila kamu, Jan.
Aku berontak dan jatuh ke ranjang tertindih tubuh Paijan yang terus merangsek ketiak dan bagian tubuhku yang lain. Aku mulai ketakutan Paijan akan memperkosa aku. Nggak mungkin dia berbuat begitu padaku yang istri atasan dia juga. Tetapi teriakkan dan berontakku rasanya sia-sia. Dia terlampau kuat buat aku. Dengan mudah Paijan meringkus aku. Mulutku disumpal dengan sapu tanganku yang dia raih dari meja toiletku. Tanganku dia ikat kuat-kuat pakai tali rafiah bekas pengikat TV ke kisi-kisi ranjangku. Sementara kakiku ditahan dengan tubuhnya dengan kuat.
Aku terus berusaha berontak dengan tubuhku yang masih bebas untuk menggeliat menolak muka Paijan yang nyungsep ke dadaku yang hanya tinggal memakai BH. Kakiku juga masih berusaha melawan kendati tubuhnya sangat kuat menindihku. Aku mulai berpikir kalau aku bisa menendang selangkangannya pasti Paijan akan kesakitan. Tetapi aku nggak mampu. Bahkan tangan kanan Paijan yang telah menyingkap gaun malamku mulai menarik-narik celana dalamku. Aku mulai menangis putus asa. Bagaimanapun nafsu jahat Paijan akan kesampaian juga.
Dengan ini Paijan jadi tahu bahwa perlawananku tinggal setengah, selebihnya tinggal keputus asa-an dan penyerahan tubuhku yang siap untuk melampiaskan nafsu binatangnya. Hal ini membuat Paijan menjadi lebih gila dan mulai melepasi ikat pinggang kemudian memerosotkan celana panjangnya hingga ke pahanya. Aku memang semakin putus asa saat kurasakan Paijan berhasil menarik melepasi celana dalamku kemudian menguakkan selangkanganku dan menenggelamkan wajahnya ke kemaluanku. Dia merangsek menciumi dan menyedoti vaginaku. Aku tak bisa membayangkan lagi bagaimana perasaanku waktu itu. Kemaluanku yang berbulu tipis dengan bibir vaginanya yang sangat ranum dilumat-lumatnya yang terkadang sambil melepaskan gigitan-gigitan kecilnya.
Cukup puas menggarap kemaluanku kini wajah Paijan merangkaki perutku. Dengan bibirnya yang terus menjilati dan menyedoti tangan-tangannya melepasi BH-ku dan membetot keluar payudaraku yang memang sangat menggunung dan pasti menimbulkan nafsu birahi Paijan yang makin kesetanan ini. Kemudian dari jilatan dan sedotan di perutku bibirnya bergerak cepat beralih mengenyoti dengan sangat ganas buah dadaku yang sudah keluar dari BH yang sudah berantakkan ikatannya.
Dan di bawah sana kurasakan benda keras yang aku pastikan adalah penisnya mulai didorong-dorongkannya ke lubang vaginaku. Aku semakin benar-benar tidak melihat jalan keluar lagi. Aku dilanda kecemasan dan ketakutan yang amat sangat. Aku menjadi lumpuh dengan penuh sakit di hatiku. Aku terus menangis. Sopir gila ini benar-benar akan memperkosa aku. Edan. Gila. Benar-benar anjing kamu, Paijan.
Tetapi Paijan ternyata sangat professional untuk merubah penolakanku menjadi penantianku. Dengan bertumpu pada lumatan, isepan dan gigitan pada payudara dan pentil-pentilku yang sangat intens, Paijan mengembangkan variasi remasan dan rabaan pada bagian-bagian tubuhku yang paling sensitive. Terkadang jarinya seakan mencakar kasar untuk kemudian berubah mengelus lembut. Aku dipermainkan oleh gelombang sentuhan erotisnya. Aku tergiring untuk memasuki wilayah peka birahi yang demikian dahsyat. Aku nggak habis pikir, terkadang aku dibuatnya menunggu, apa lagi dan yang mana yang akan dirambah rabaannya. Dan itu merupakan siksaan yang paling aku benci. Menunggu Paijan,gairahsex.com menunggu rabaannya, sementara lidah dan bibirnya terus menggelitik payudara dan pentilku dengan disertai dengusan serta lenguhan nikmat yang sangat merangsang iba birahi siapapun yang mendengarnya. Rasanya dalam waktu yang singkat kini beralih aku yang terlanda kehausan. Birahiku seakan tercambuk untuk mendera nafsu libidoku. Ayoo, Paijan, cepatt.. yang mana lagi.., ayoo, kurang ajar benar sih, kamu..
Aku ngap-ngapan mengejar nafasku karena perbuatan Paijan ini. Kini situasinya jadi berbalik. Kini aku yang justru menginginkan Paijan dalam arti sesungguhnya untuk memperkosa aku habis-habisan. Kini aku berubah menjadi hewan betina yang menunggu dilahap rakus jantannya.
Dan ketika akhirnya kurasakan ujung penis Paijan mendesaki gerbang vaginaku. Bibir vaginaku kurasakan menebal dan menjadi sangat peka terhadap sentuhan. Aku sangat berharap penis Paijan cepat menembusi vaginaku. Aku goyangkan pantatku naik turun dan berputar cobek untuk menjemput dan menangkap batangan penis Paijan. Aku sudah demikian kegilaan menunggunya. Oohh.., Mas Dartoo, maafkan aku, ini bukan salahku, mass.. Kenapa kamu nggak pulang mengantar aku dulu kemudian kembali dengan urusan pekerjaanmu, demikian aku menangisi nasibku. Dan Paijan mulai dan terus mengocok-ocokkan penisnya secara intensif ke liang kemaluanku.
Dan saat akhirnya vaginaku menelan seluruh batangan penis itu, wwuuhh.. Aku dilanda nikmat yang sangat dahsyat. Kini aku mendesah dengan hebatnya. Dan lebih konyol lagi, kegatalan pada vaginaku terus memaksa pantatku bergoyang naik turun untuk menjemput penis Paijan agar menembusi lebih dalam lagi, dan bergoyang seperti “ngebor”, memutar pantat ke kanan dan ke kiri agar vaginaku bisa melumat batang penis untuk menggaruk dinding vaginaku yang nggak mampu aku tahan lagi rasa gatalnya. Dan inilah yang diharapkan Paijan sebagai tanda telah mampu menundukkan aku. Oocchh, ampuni aku Mas Dartoo..
Kini Paijan merasa tidak perlu terlampau ketat menahan meringkus aku. Bahkan dengan penuh keyakinan sumpal di mulutku dilepasnya. Paijan tahu aku telah berada di wilayah kenikmatan birahiku dan tak akan mungkin berteriak-teriak yang membuat kehilangan kenikmatan itu. Penisnya mulai dipompakan secara teratur dan cepat menembusi vaginaku. Dan cairan birahiku tak lagi bisa menyembunyikan hadirnya nafsu birahiku itu.
“Bu, enhak sekali ya, Bu .., Bu enhaakk, yaa..”, racau Paijan sambil menahan birahinya yang sudah demikian tak terkendali. Tetapi ucapan Paijan itu sama sekali tidak salah. Aku memang merasakan enak dan nikmatnya pemerkosaan ini. Bahkan kini aku benar-benar menggoyang-goyangkan pantatku karena kenikmatan yang menimpa diriku. Dan racauan mulutku mengalir menyahuti menyemangati racauan Paijan,
“Teruzzss Mas Paijan.., terusszz.., enhhaakk.., terusszzhh..”.
Semua menjadi serba cepat. Genjotan penis Paijan yang semakin kuat ngentot kemaluanku membuat susu-susuku tergoncang-goncang seperti terlanda gempa bumi. Aku merasa kehausan yang amat sangat. Aku minta Paijan menciumi bibirku. Kami saling melumat dengan ganas yang disebabkan gelombang dahsyat yang menerpa birahi kami. Dan kini aku merasa seluruh urat dan otot-otot tubuhku meregang. Aku merasa ada desakkan kuat yang harus meledak keluar dari dalam tubuhku. Dan kemudian aku merasakan aliran stroom jutaan watt hadir mengawali muncratnya cairan birahiku dari dalam kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat saat orgasmeku datang. Mataku membeliak-beliak menahan dera nikmat. Aku gigit pundak Paijan hingga terluka.
Aku belum pernah mendapatkan pengalaman nikmat macam ini selama perkawinanku dengan Mas Darto. Aku menjadi buas dan kehilangan perasaan malu. Aku meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat seronok dan kotor yang seharusnya tidak keluar dari mulutku. Aku terdorong oleh nafsu birahiku yang menggelegak hebat mengucapkan nikmat luar biasa sambil merintih. Dan berbareng dengan itu, Paijan yang seperti orang gila semakin keras dan cepatnya memompa vaginaku hingga kudengar suara bijih pelirnya yang memukul-mukul bawah vaginaku. Paijan menyusul menyemprotkan air maninya yang sangat panas ke dalam vaginaku. Aku tak bisa bayangkan lagi betapa kuyupnya lubang kemaluanku. Air mani dan cairan birahiku membusa meleleh keluar menyertai keluar masuknya pompaan penis Paijan. Dan akhirnya semua berhenti.
Sepertinya Paijan lunglai menindih tubuhku dengan keringatnya yang mengalir deras dari tubuhnya, tetapi wajahnya yang juga basah yang nyungsep di belahan dadaku bibirnya masih pelan mengenyoti payudaraku dan penisnya yang terendam basah masih kurasakan tegang kaku dalam rongga kemaluanku. Walaupun terus terang aku mendapatkan kenikmatan seksual yang hebat dari paksaan Paijan tapi demi gengsiku kutolak tubuh Paijan dari tubuhku, aku ingin dia cepat menyingkir dari aku. Tetapi apa kata dia,
“Bu Darto, kemaluan ibu seperti kemaluan perawan, sangat sempit dan sangat nikmat. Penisku belum puas, Bu. Aku mau lagi. Aku mau ibu melayani aku lebih baik lagi. Aku pengin ngentot ibu lagi. Aku mau ibu menjilati penisku sebelum kumasukkan ke nonok ibu lagi”.
Edan kau Paijano.. Omonganmu sama sekali menghinaku. Kamu anggap apa aku ini? Memangnya aku tempat pelampiasan nafsu binatangmu? Memangnya aku budakmu? Pergi kau Paijan.. Pergi..!!, demikian aku berteriak padanya.
Terus terang aku berteriak bukan benar-benar menyuarakan hatiku. Aku hanya berteriak demi gengsiku. Aku akan menangis penuh penyesalan seandainya Paijan lantas dengan kecut meninggalkan aku. Terus terang kata-kata jorok brutal Paijan tadi tiba-tiba menjadi sensasi birahi yang menggelegak menghantam sanubari libidoku. Aku merasakan birahi nikmat mendengar kata penis belum puas, ngentot vaginaku, menjilati penisnya, ah, merinding dan bergetar merasakan betapa kata-kata itu menjadi demikian merangsang nafsu birahiku. Aku ingin mendengarnya lagi, aku ingin Paijan mengucapkannya lagi untukku. Aku ingin ada kata-kata yang lebih kotor lagi. Aku ingin Paijan mengucapkan keinginan kotornya padaku lagi.
Tetapi ternyata dia tidak bicara lagi. Dia bertindak. Dia mencabut dari vaginaku penisnya yang masih kuyup oleh lendir spermanya yang tercampur dengan cairan birahiku. Dia merangkaki tubuhku. Dia melangkahi payudaraku untuk mendekatkan penisnya ke wajahku. Untuk menjejalkan ke mulutku. Sungguh mati aku sangat jijik menghadapi ini. Mulutku belum pernah mencium apalagi mengulum penis. Aku sangat jijik karena memang belum pernah aku melakukannya walaupun suamiku sering minta agar aku melakukannya. Walaupun kedua tanganku masih tetap terikat, aku mati-matian menggeliat-geliat untuk berusaha menolaknya. Aku pandang hanya binatang saja yang melakukan cara macam ini. Tetapi Paijan yang menjadi demikian terbakar nafsunya melihat geliatan tubuhku tidak memintaku. Dia memaksa aku. Dia telah berhasil memperkosa kemaluanku, dan kini dia akan memaksa mulutku untuk menerima penisnya.
Dan Paijan memiliki banyak cara. Dia memencet hidungku hingga aku kesulitan mengambil nafas sampai mulutku terpaksa terbuka untuk bernafas. Pada saat itu penisnya langsung disodokkan dan dijejalkan ke mulutku. Reaksi pertamaku adalah gelagapan dan rasa muak yang tak terhingga. Aku mau muntah. Tetapi keinginan itu seketika lenyap ketika Paijan dengan tiba-tiba dan sangat kurang ajar meraih kepalaku, menjambak rambutku dan kemudian berkali-kali menampari pipiku. Kali ini aku sungguh-sunguh merasa direndahkan harga diriku. Seorang sopir macam Paijan beraninya menampar istri bossnya.
Tetapi Paijan sudah kerasukan setan. Dan yang hadir pada diriku kini bukan lagi gengsi tetapi ketakutan yang amat sangat pada orang yang kerasukan setan. Aku jadi terpaksa membiarkan penisnya yang disodok-sodokkan ke mulutku. Aku pasif, tidak menggerakkan mulutku sama sekali, tetapi Paijan kembali menamparku,
“Ayo, Bu, isep-isep penis enak, Bu, kulum, ayo, enak ini bu..”, antara ketakutan dan merinding birahi yang sangat, aku diserang gemetar hebat. Dan diluar kesadaranku akhirnya aku mengulum penisnya. Aku menggerakkan bibirku. Aku menjilatinya. Rasa asin yang menyergap lidahku membuat aku terkaget. Tetapi Paijan sama sekali tak memberikan aku ruang untuk menolak. Penisnya sedikit demi sedikt dijebloskan ke mulutku hingga menyentuh tenggorokanku. Kemudian ditariknya sedikit untuk kembali dijebloskannya lagi, demikian di ulang-ulanginya hingga aku jadi ber-adaptasi. Aroma sekitar selangkangannya yang semula sangat membuat aku mual kini tak terasa lagi. Rasa jijikku menyurut.
Paksaan yang tak bisa kutolak menggiring aku untuk kompromi. Aku menerima dengan setengah perasaanku, sementara aku mencoba meraba dimana kenikmatannya. Sampai-sampai orang-orang suka membicarakan hal macam begini, bagaimana rasa nikmat melakukan oral seksual dengan mengkulum dan mejilati penis lelakinya. Dan saat tangan Paijan juga meremasi buah dadaku dan memainkan pentilku aku tak bisa mengelak, nikmat birahi melumati penis lelaki segera merambati aku pelan, pelan, pelan dan kemudian menerkam diriku dengan hebatnya. Situasi serasa berbalik 180 derajat, akulah kini yang mengerang dan mendesah sambil dengan penuh penghayatan dan nafsu birahi aku memperdalam dan memompa penisnya dengan seluruh haribaan mulutku. Paijan tahu aku sudah bisa dia taklukkan. Dan aku merasakan gelinjang nikmat bagaimana sebagai perempuan terhormat ditaklukkan oleh penis supirnya.
Aku merasakan sensasi seksual sebagai budak nafsu supir boss suamiku. Kini aku menjadi pihak yang banyak menuntut. Aku ingin Paijan menumpahkan seluruh nafsunya ke tubuhku. Setiap tindakan kasarnya menambah nikmat birahiku. Keinginan untuk menyerah sebagai budak taklukannya merupakan ungkapan yang sangat sensasional untuk nafsu birahiku. Aku ingin direndahkan. Aku ingin dihina. Aku ingin dijajah oleh Paijan. Aku bahkan ingin disakitinya. Untuk itu aku berontak habis-habisan hingga penisnya lepas dari mulutku. Aku tendang sebisaku apa yang aku bisa tendang. Aku cakari tubuhnya. Aku maki dia dengan kasar,
“Anjing kamu Paijan, babi, setan!”, dan rupanya perlawananku langsung memancing kemarahannya. Aku ditamparinya hingga bibirku pecah dan berdarah. Dia memaki aku,
“Dasar pelacur kamu, cabo murahan, pemakan tai!”, katanya dengan kasar sambil meraih mukaku dengan kedua tangannya.
Dipegangnya mulutku pada rahang bawah dan atasnya. Dipaksakannya aku membuka mulutnya. Kemudian di ludahi mulutku. Dia ludahi lagi. Dia ludahi terus mulutku. Dia gumpalkan air liurnya ke bibirnya kemudian diludahkannya kemulutku. Dan setiap kali dia membuang ludahnya ke mulutku, setiap kali pula dia pencet hidungku hingga aku gelagapan dan terpaksa aku menelan ludahnya. Tiba-tiba merinding dingin dan gemetar seluruh tubuhku, seakan badai kutub utara menyergap aku. Seluruh saraf-saraf dan ototku mengejang. Aku merasa kegatalan birahi yang sangat pada kemaluanku dan membuat rasa ingin kencingku meledak-ledak. Aku tahu perlakuan kasar Paijan telah memancing nafsu birahiku dengan dahsyat. Dan kini aku akan kedatangan nikmat orgasme yang tak kuduga-duga akan secepat ini sebelumnya.
Aku sudah tenggelam dalam badai birahi yang tak lagi terkendali. Ludah Paijan telah mendongkrak libidoku dan mendorongku untuk kembali mencengkeram dan memepet-pepetkan selangkanganku ke tubuh Paijan sebagai ungkapan kegatalan vaginaku sambil aku merintih dengan histeris dan setengah teriak,
“Paijan, masukin penismu, Djo, entot aku lagi, Djo, tolong, entot aku lagi”, tentu saja dia heran akan sikapku yang berbalik 180 derajat.Dan langsung Paijan menyambut gembira histerisku itu. Tetapi dia tidak langsung menjawab permintaanku. Dia melepaskan terlebih dahulu tanganku dari ikatannya. Dia nampak begitu yakin bahwa aku telah benar-benar dia kalahkan. Dia ingin merasakan bagaimana aku akan sepenuhnya mengekspresikan kenikmatan yang dia berikan. Dia ingin aku menggunakan tangan-tanganku untuk memelukinya dikarenakan birahi yang membakar diriku.
Dengan penuh keyakinan dia kangkangkan selangkanganku. Dia arahkan penisnya ke vaginaku yang dengan serta-merta pantatku naik tinggi-tinggi menjemputnya. Penis itu langsung.. bleezzhh.. menghunjam dan ditelan vaginaku bulat-bulat. Dengan tanganku yang terbabas aku memeluki tubuh keringat Paijan dengan sepenuh puas hatiku. Dengan cepat pantatku goyang memutar dan memompa naik turun.
Saat orgasmeku benar-benar berada di depan gerbang puncak nikmat, aku berbalik dengan cepat ganti menindih tubuh Paijan. Doronganku adalah menghunjamkan penisnya untuk lebih dalam meruyak menusukki vaginaku. Dan saat itulah, cakar-cakarku melukai bahu Paijan dengan disertai teriakkan seperti anjing betina yang melonglong keenakkan dientot jantannya, orgasmeku akhirnya muncrat, tumpah ruah membuat vaginaku menjadi banjir dan kuyup. Dengan cepat kuterkam mulutnya dengan mulutku, kuhisap-isap lidah dan ludahnya untuk menghapus dahaga birahiku dan menuntaskan puncratan cairan birahiku. Kuhisap terus, kuhisap terus, kuhisap terus hingga akhirnya aku tergeletak lemas ke kasur pengantinku. Sepintas aku lihat Paijan bangkit dan meloco penisnya. Dia mengeluarkan spermanya beberapa saat kemudian disertai dengan teriakkan lepas birahinya dengan sekeras-kerasnya. Dia puncratkan sperma hangatnya ke tubuhku, ke dadaku, ke mukaku, ke rambutku. Sesudah ber-galon-galon spermanya tersedot keluar, Paijan jatuh lemas ke kasur di sebelahku. Aku terlena.
Entah berapa lama aku tertidur kecapaian hingga terbangun saat kulihat Paijan bergerak bangun. Mataku yang kini selalu terpaku pada penisnya melihat betapa penis gede itu belum nampak surut juga dari tegang kakunya. Penis itu masih nampak ber-ayun-ayun setiap kali pemiliknya bergerak ke-sana-kesini. Kulihat dia bergerak turun.
Dia balikkan tubuhku kemudian dia tarik kakiku hingga tungkai kakiku terjuntai ke lantai. Dia rabai lubang pantatku. Kemudian aku rasakan dia membenamkan wajahnya di sana untuk menciumi dan menjilati lubang analku. Rasa gatal yang sangat dengan cepat kembali menggelitik nafsu birahiku. Suamiku tak pernah menjilati pantatku, apalagi lubangnya sebagaimana yang dilakukan Paijan kini. Aku tidak berfikir lagi untuk menolaknya, rasanya Paijan sudah menaklukkan aku secara total, aku pasrah apa maunya saja. Saat dia menjilati dan menusukkan lidahnya ke lubang anusku aku langsung menggelinjang. Tanganku bergerak kebelakang meraih kepalanya, aku ingin Paijan lebih tenggelam lagi menjilat pantatku. Tetapi Paijan bergerak bangkit sambil beberapa kali meludahi lubang anusku. Dia tusukkan jar-jarinya ke lubang itu. Aku kesakitan dan mengaduh. Dia tidak ambil pusing.
Dan ketika penisnya dia asongkan ke analku, aku baru tahu, rupanya Paijan ingin melakukan sodomi padaku. Aku rasanya tak mampu berkutik. Aku menjadi tawanan yang sudah lunglai kehabisan tenaga untuk melawan musuhku. Dan saat rasa sakit yang langsung menerpa pantaku karena penis Paijan memaksakan untuk menembusinya, aku tak menahan diri lagi untuk berteriak sekeras-kerasnya. Aku benar-benar tak tahan menerima tusukkan penisnya di pantatku. Aku belum pernah merasakan sodomi, bahkan berpikir saja tak pernah.
Rasa panas dan pedih pada bibir dan dinding anusku tak tertahankan lagi. Aku berusaha berontak menghindar, tetapi justru membuat aku semakin terkunci oleh jepitan tubuhnya yang sambil terus menggerakkan pantatnya merangsek dan mendorong serta menarik penisnya memompa anusku. Kini aku benar-benar diperlakukan seperti anjing betina, Dengan setengah tengkurap di tepian ranjang dan kaki terjuntai ke tanah, aku dipaksa menerima peralakuan sodomi pada pantatku. Aku terguncang-guncang oleh sodokkan ritmisnya. Anusku terasa sangat panas seperti kecabean dan pedihnya luar biasa. Kembali aku menangis. Aku melolong karena rasa sakit yang amat sangat.
Paijan menikmati banget apa yang dia bisa raih dari tubuhku. Dengan terus menyodomi analku dia memelukku dari belakang, menciumi kudukku habis-habisan sambil tangannya merangkul tubuhku dan meremasi payudaraku. Kudengar nafasnya yang mengendus dengan buas menyertai nafsu birahinya yang benar-benar telah menjadi binatang liar yang tak terkendali lagi.
Saat akhirnya penis itu terus mempercepat pompaannya, aku tahu bahwa Tradjo telah mendekati puncak birahinya. Untuk yang kesekian kali dia akan menyemprotkan air maninya ke dalam tubuhku. Di antara panas dan pedih yang merobek-robek lubang pantatku aku terguncang-guncang di atas ranjang pengantinku sambil meraung kesakitan. Aku merasakan betapa sodomi ini begitu menyiksaku. Kepalaku langsung pening, mataku terasa menggelap ber-kunang-kunang. Kuremasi pinggiran kasurku dalam upaya menahan kepedihan itu. Yang aku pikirkan hanyalah kapan siksaan ini berhenti dan selesai. Aku nyaris kehilangan kesadaranku saat Paijan kembali menyemprotkan lahar panasnya di lubang analku. Lendirnya melicinkan bibir dan dindingnya hingga rasa sakit ini sedikit berkurang. Paijan kembali berteriak histeris, melolong bak anjing jantan yang telah memuasi betinanya. Kemudian kembali dia lemas dan rebah penuh keringat menindihi punggungku. Aku lemas sekali. Aku berharap Paijan sudah lemas dan puas pula hingga tidak lagi memaksa aku untuk menampung kebrutalannya lagi. Aku harap selekasnya Paijan meninggalkan aku. Aku sudah tak mampu lagi melayaninya. Percuma. Aku nggak akan mampu lagi menikmatinya. Dan harapanku benar terpenuhi.
Tetapi caranya sungguh menunjukkan kekurang-ajarannya. Tanpa memperhatikan keadaanku, tanpa ada omongan “ba bi Bu” enak saja Paijan turun dari ranjangku. Dengan tanpa mencuci apa-apa pada tubuhnya, ditariknya kembali celana panjangnya yang tetap nyangkut di pahanya dan menutup resluitingnya serta mengikat kembali ikat pinggangnya. Dan kemudian dengan se-enaknya dia ngeloyor pergi,
“Terima kasih, Bu. Maafin saya, ya, Bu”, demikian kering kata-katanya, seolah apa yang telah terjadi bukan hal yang luar biasa. Kemudian dengan sama sekali tidak menunggu reaksiku dengan cepat dia meninggalkan aku yang masih tergolek telanjang di tempat tidurku.
Sesudah lebih dari 1 jam dia melampiaskan nafsu hewaniahnya untuk mendapatkan kepuasan birahinya dengan cara memaksa menggauli aku, dengan menembusi vaginaku, mulutku dan yang terakhir lubang duburku tanpa khawatir akan suamiku yang bisa kapan saja muncul pulang tiba-tiba, kini sepertinya pahlawan yang meninggalkan musuhnya yang sedang sekarat dia pergi begitu saja tanpa tanda-tanda dan jejak yang bisa dijadikan alibi kecuali hatiku yang terluka dan bimbang.
Aku bimbang, benarkah Paijan telah memperkosa aku? Dengan kenikmatan yang begitu luar biasa yang kudapatkan dari pemerkosaku aku menerima perbuatan Paijan sebagai sesuatu yang tak akan pernah kusesali seumur hidupku. Masih pantaskah aku disebut istri yang setia bagi Mas Darto? Ah, lelaki dimana-mana sama saja, membingungkan. Dasar bajingan kamu, Jan.
Apakah aku harus mengalaminya kembali? mengingat aku telah merasakan kenikmatan yang luar biasa… Entahlah,… hanya waktu yang bisa menjawab. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Secara harfiah kata pemerkosaan berarti, memaksakan kehendak. Seseorang melakukan tindakan seksual secara seksual pada orang lain, artinya sesorang memaksakan kehendaknya atas segala yang dia pikirkan dan lakukan secara seksual kepada orang lain dan masa bodoh apakah orang lain itu senang atau tidak senang dengan apa yang dia lakukan. Prinsip memaksakan kehendak itulah yang menetapkan, bagaimanapun juga, sebuah pemerkosaan adalah sebuah kejahatan. Artinya pemerkosaan seksual adalah perbuatan yang penuh kepengecutan, noda dan pelanggaran hukum yang bisa mendatangkan penderitaan pada sang korban dan hukuman fisik dunia bagi para pelakunya.
Beberapa orang korban pemerkosaan atau orang dekatnya telah mengirimkan informasi atau kisah melalui e’mail ke saya. Ternyata demikian banyak ragam pemerkosaan, baik dari segi motif-nya, pemicunya, situasi saat pemerkosaan berlangsung, akibat sesudahnya dan sebagainya. Secara umum masyarakat memandang korban pemerkosaan sebagai aib. Tetapi di antara para korban tidak seluruhnya menyesali apa yang pernah mereka alami. Bahkan mereka menyebutnya sebagai pengalaman hidup yang indah. Mereka memperoleh sensasi nikmat birahi dari pemerkosaan yang mereka alami. Dalam batas-batas tertentu mereka selalu mengenang bahkan ingin sekali mengalaminya lagi.
Saat-saat yang paling menyeramkan dalam menghadapi pemerkosaan adalah saat awal terjadinya Cerita. Rata-rata korban sangat ketakutan atas kemungkinannya tindakan keras dan kasar yang bisa melukai fisiknya atau bahkan mengancam jiwanya. Dan banyak para pemerkosa, yang biasanya memang lantas ketagihan untuk mencari korban berikutnya, sangat memahami kelemahan akan tekanan psikologis pada para korban tersebut. Oleh karenanya untuk memperlancar operasionalnya mereka juga menggunakan berbagai bentuk ancaman, baik berupa ancaman fisik lengkap dengan peralatan senjata tajam atau lainnya, juga ancaman mental psikologis misalnya dipermalukan atau mempermalukan di depan orang lain.
Sesudah melewati saat awal yang menakutkan itu ada 2 kemungkinan yang bisa terjadi pada sang korban, yaitu, dia menyerah pasrah dan menikmati sebagai bentuk petualangan seksual atau menyerah pasrah dengan tetap merasa menderita, dendam dan tertekan jiwanya. Hal tersebut sangat tergantung konsep alam pikiran maupun kesiagaan dan kesadaran mental setiap orangnya. Tetapi yang paling nyata adalah, apa yang sesungguhnya terjadi sulit sekali bisa dimengerti dan dibaca dari pihak luar.
Beberapa pelaku sering membela diri bahwa dia tidak memperkosanya, karena dia mengetahui pada saat pemerkosaan berlangsung sang korban nampak begitu menikmati perkosaannya, bahkan ada yang menyatakan ingin mengulangi kenikmatannya lagi. Beberapa komplain atau pengaduan dari korban lebih disebabkan adanya kehendak-kehendak lain di luar perkosaannya itu sendiri, misalnya kekhawatiran akan kemungkinan keluarga suami korban menuntut perceraian karena merasa aib, atau bahkan minta segera dikawinkan dengan si pemerkosa apabila ternyata belakangan ketahuan hamil dari hasil perkosaannya itu.
Kumpulan di bawah ini hanya sebagian hal yang mungkin terjadi dari ribuan kemungkinan lain yang bisa terjadi pula. Dengan nama-nama orang yang disamarkan, dari beberapa informasi itu saya coba susun dan jadikan kisah pemerkosaan seksual khususnya yang dialami para istri sebagaimana yang tertera di bawah ini.
*****
Perkosaan Pertama,
DI ATAS KERETA API MALAM
Secara rutin aku dengan atau tanpa suamiku pulang mudik setiap 3 bulan. Maklum orang tuaku sudah uzur dan aku sama suamiku, Mas Darto, punya cukup waktu untuk jalan sana sini. Anak-anak-ku sudah mandiri. Walaupun usiaku baru 42 tahun dan usia Mas Darto 47 tahun tetapi kami sudah berstatus kakek & nenek deng 2 cucu yang manis-manis. Kami merupakan pasangan yang sehat dan berbahagia. Sisa-sisa kecantikkan masa mudaku masih banyak menjadi perhatian para pria. Bahkan para perjaka tidak akan mengira kalau aku sudah nenek-nenek. Orang bilang sex appealku sangat menonjol. Dengan tinggi badanku yang 165 cm dan berat tubuh yang 52 kg mereka bilang tubuhku sangat sintal. Suamiku orang swasta yang tak kenal lelah. Ada saja yang dia kerjakan untuk kesejahteraan ekonomi kami. Satu hal yang masih dominan dalam diri kami masing-masing adalah libido kami yang masih terus menggebu. Kami masih melakukan hubungan seks dengan penuh ber-kobar-kobar setidaknya 3 kali seminggu. Kami merupakan pasangan yang bahagia dalam masalah seks ini. Tak ada kekecewaan yang menggelantung sebagaimana yang sering aku dengar dari keluarga yang lain. Aku selalu mendapatkan orgasmeku setiap kali berhubungan dengan suamiku.
Saat ini kami berada di stasiun Kota, Jakarta, menunggu kedatangan KA BIMA yang akan membawa kami ke Surabaya tempat orang tua kami tinggal. Tepat jam 7.30 malam kereta mulai bergerak ke arah selatan menuju satsiun Gambir, Manggarai dan Jatinegara untuk kemudian akan lurus menuju ke timur hingga stasiun Gubeng, Surabaya.
Dinginnya gerbong eksekutif BIMA membuat kami memilih banyak tidur. Mas Darto sendiri orangnya paling mudah tidur. Aku bilang nggak boleh kesenggol bantal, karena kesenggol sedikit saja dia langsung tidur pulas. Sesudah hidangan makan malam keluar, yang langsung kami santap habis, kembali kami tertidur. Aku sendiri yang tidak begitu tahan dingin, sebentar-sebentar ke toilet untuk buang air kecil.
Kuperhatikan kursi di gerbong eksekutip ini sekitar 60 % terisi, maklum bukan hari libur. Mereka nampaknya para pedagang, karyawan yang sedang mendapatkan tugas atau cuti dan sebagainya. Kami kebagian kursi paling belakang, sehingga setiap penumpang selalu melewati kursi kami setiap akan menuju toilet kereta yang lokasinya tepat berada di belakang kursi kami. Dan yang paling aku perhatikan para pria selalu menyempatkan matanya untuk melirik ke aku. Aku sudah terbiasa dengan hal semacam itu. Sering dalam pikiran nakalku untuk mencoba menggoda mereka, apalagi kalau kebetulan ketemu orang ber-type Bon Jovi yang rambutnya bebas terurai, dadanya yang aduhai. Ah, tetapi itu hanya pikiran ngelanturku. Mas Darto walaupun typenya jauh dari yang namanya Bon Jovi telah memberikan segalanya padaku, mau apa lagi.
Sekitar jam 3 dini hari aku ingin kencing. Saat aku keluar gerbong menuju toilet kulihat dalam kegelapan ada seorang pria yang sedang menunggu. Rupanya sesorang sedang berada di toilet. Aku malas untuk bolak-balik di atas kereta yang melaju 80 km per jam ini. Aku ikut nunggu saja. Begitu orang keluar dari toilet aku pikir pria yang lebih dahulu menunggu itu bergegas untuk masuk, tetapi ternyata dia tidak bergerak dari tempatnya. Aku pikir dia hanya mau cari angin barangkali. Jadi akulah kini yang bergerak masuk toilet. Begitu aku masuk langsung disambut cahaya lampu toilet yang benderang. Tetapi begitu aku mau menutup pintu tiba-tiba kulihat sebuah tangan berbungkus jaket kulit mengganjal antara daun pintu dengan kusennya. Aku panik, mau apa orang ini. Dia mendorong pintuku demikian kuat yang aku nggak mampu menahannya dia ikut memasuki kamar toilet yang sempit itu. Dia bekap mulutku kuat-kuat dengan tangannya agar aku tidak teriak. Aku sangat ketakutan. Aku panik.
Aku coba gedor-gedor dinding toilet agar orang-orang lain mendengar dan menolongku, tetapi lajunya kereta yang disertai berisiknya gerbong yang berlari kencang gedoran tanganku hanya sia-sia. Pria itu membisikkan padaku,
“Bu, jangan berisik. Awas nanti kalau kedengaran bapak di sebelah dinding dan kita ketahuan berdua-an di kamar toilet ini akau akan berlagak bahwa ibulah yang menarik aku masuk ke toilet bersama ibu”.
Deg, hatiku langsung terpukul. Dan ternyata dia nggak memberi aku berpikir panjang. Dia langsung singkap rok-ku dan turunkan celana dalamku. Dengan tetap membungkam mulutku tangannya menyuruh aku untuk berbalik membelakangi dia. Dia dorong tubuhku hingga aku hampir terjatuh hingga tanganku secara refleks meraih pipa dan kran di depanku. Posisi tubuhku mau tidak mau menjadi setengah nungging. Pada saat itu pula aku merasakan tangannya mengelusi bokong dan meremasi vaginaku. Dimainkannya jarinya pada kelentitku dan dimasuk-masukannya ke lubang vaginaku. Dengan tangan lainnya yang terus membekat mulutku membuat aku nggak bisa berteriak kecuali berpikir dan merasakan apa yang terjadi. Akhirnya karena ketakutan dan kekagetan yang melandaku, aku merasa lebih baik mengalah dari pada terjadi hal-hal yang mungkin berakibat fatal padaku.
Remasan jari-jari pada vaginaku kurasakan mulai melanda birahiku dan semakin hebat akibatnya. Aku merasakan vaginaku mulai membasah. Cairan birahiku mulai mengalir keluar di lubang vaginaku. Aku mengerang penuh kehausan. Dan saat jari-jarinya dia cabut dan angkat aku sangat tak sabar menunggu penggantinya. Dan saat sebuah tonjokkan bulatan panas mendesak bibir vaginaku aku tahu bahwa penis lelaki itu telah siap ngentot vaginaku. Aku langsung menggelinjang. Kini aku didorong oleh suatu keinginan yang kuat sekali untuk merasakan penis orang lain yang bukan suamiku menembusi vaginaku. Keinginan itu pasti nafsu birahiku yang telah menyergap aku yang membuat aku terbakar hingga melumpuhkan nalar sehatku. Refleks pada pantatku kini adalah menggoyang agar penis itu lekas meruyak ke dalam vaginaku yang sudah demikian gatal menantinya. Aku merintih.
Aku dilanda prahara nikmatnya pemerkosaan padaku ini. Dan kini yang terjadi adalah dua insan yang berpacu untuk meraih orgasmenya dalam ruang toilet sempit diatas rel yang melaju antara Jakarta Surabaya. Penis lelaki itu dengan sangat cepat memompa kemaluanku. Dan aku sendiri menjadi sepenuhnya menyambutnya. Pantatku terus bergerak maju mundur mengimbangi kecepatan pompanya. Dan sepertinya memang demikianlah yang harus terjadi. Persanggama-an buahpemerkosaan ini tidak berlangsung lebih dari 5 menit. Kami sama-sama menumpahkan cairan-cairan kami. Sperma panas lelaki itu menyemprot-nyemprot dan membanjiri liang vaginaku. Aku meraih orgasme dalam sensasi birahinya korban pemerkosaan. Aku sangat puas. Demikian besar kepuasan orgasme yang aku dapatkan dan rasakan melebihi lebih dari 5 tahun orgasmeku yang secara rutin aku dapatkan dari suamiku. Aku melenguh kelelahan.
Saat aku keluar toilet aku dihinggapi rasa bimbang, adakah aku masih istri yang setia? Adakah aku masih berhak duduk di samping suamiku yang masih tidur pulas sejak kutinggalkan ke toilet tadi? Kulihat wajah suamiku yang begitu damai. Yang tak pernah tahu bahwa walaupun bukan mauku, aku merasa telah menghianatinya.
Perkosaan Kedua,
SOPIR BOSS
Pesta ulang tahun istri boss telah usai. Para undangan sebagian menuju mobil mereka untuk pulang, sebagian lain lagi menunggu supir masing-masing berdiri di kanopi rumah boss. Dengan ditemani istri boss, aku menunggu suamiku yang saat ini masih terlihat bicara serius dengan boss serta staff direksi yang lain. Beberapa saat kemudian kulihat suamiku bersama boss mendekat ke aku. Boss yang bicara padaku,
“Maaf Bu, Pak Darto saya tahan karena ada yang perlu dibicarakan untuk pertemuan dengan pengusaha Jerman besok. Ibu biar diantar Paijan supir saya pulang lebih dahulu. Nggak apa-apa ya Bu, maaf nih”, demikian permintaan maaf boss Mas Darto yang nggak mungkin aku sanggah lagi sebagaimana kebiasaan di lingkungan kantor kami.
Ada kebanggaan bahwa suamiku, Mas Darto, merupakan staff inti yang selalu dibutuhkan pada saat-saat kritis seperti ini, tetapi aku sudah terlampau banyak dikorbankan untuk hal-hal seperti ini.
Kebetulan aku meraih “door prize” saat istri boss mengundi nomer urut tamu malam ini. Lumayan aku dapat flat TV 21 inchi yang bisa aku pasang di kamar tidurku nanti. Mobil BMW 650i yang super mewah berhenti di latar kanopi begitu boss usai bicara padaku. Paijan sang supir bergegas mengambil dooz besar TV-ku dan membukakan pintu kursi belakang untukku.
“Selamat malam, Bu. Wah rupanya Pak Darto bisa sampai malam hari ini, Bu. Soalnya saya dengar rombongan pengusaha Jerman itu minta bapak untuk membuat draft LOI gairahsex.com (maksudnya, Letter of Intent) untuk besok pagi”. Begitu Paijan memberikan selamat malam padaku dan menyampaikan informasi mengenai tugas Mas Darto hasil dari nguping pembicaraan bossnya.
Sampai di rumah aku turun lebih dahulu untuk membuka pintu dan menyalakan lampu ruang depan. Paijan mengangkat dooz TV ke dalam rumah. Saat itu terpikir alangkah baiknya kalau Paijan bisa sekalian membantu membongkar TV-nya dan menaruh di kamar tidurku. Dengan senang hati dia melakukan permintaanku. Boss sudah nggak nunggu saya lagi kok Bu, jadi saya bisa bantu ibu sebentar, begitu jawabnya. Saat itu kuperhatikan matanya begitu berbinar setiap aku ngajak omong. Dia tidak hanya memperhatikan bibirku yang bicara tetapi juga gaun malamku yang menampakkan bahuku yang terbuka, belahan buah dadaku, pinggulku. Aku sudah terbiasa menghadapi pandangan mata lelaki macam itu, tetapi mestinya bukan kelasnya Paijan. Aku merasakan bahwa sebagai lelaki, Paijan pasti juga tergerak birahinya melihat perempuan seperti aku, itu jelas dari cara matanya memandangku. Aku mafhum.
Paijan dengan cepat dan cekatan melaksanakan permintaanku. Nampaknya dia ingin benar-benar membuat aku senang. Dan sebagai terima kasihku kubuatkan minuman saat selesai memasang TV di kamar tidurku. Sementara dia minum aku masuk kamar untuk ganti baju.
Aku sedang membuka blus setengah dadaku yang tanpa kancing melalui kepalaku ketika tiba-tiba aku mendengar langkah kaki Paijan memasuki kamarku dan sama sekali tak kuduga ketika dia memelukku dengan kuat dan langsung menciumi ketiakku. Aku berteriak tertahan karena malu kalau sampai kedengaran tetangga, sementara mukaku masih tertutup oleh blusku sehingga aku tidak melihat apa-apa di sekelilingku. Dengan sigap tangan kuat Paijan membekap mulutku dari balik blusku,
“Jangan teriak, Bu. Malu kan kalau kedengaran tetangga. Saya nggak tahan Bu. Kepingin ngentot ibu sejak berangkat dari rumah boss tadi. Sebentar saja, Bu”. Gaya bicara Paijan yang demikian tenang sangat membuatku jengkel dan marah. Sepertinya dia biasa melakukan hal begini kepada orang lain. Dasar begundal gila kamu, Jan.
Aku berontak dan jatuh ke ranjang tertindih tubuh Paijan yang terus merangsek ketiak dan bagian tubuhku yang lain. Aku mulai ketakutan Paijan akan memperkosa aku. Nggak mungkin dia berbuat begitu padaku yang istri atasan dia juga. Tetapi teriakkan dan berontakku rasanya sia-sia. Dia terlampau kuat buat aku. Dengan mudah Paijan meringkus aku. Mulutku disumpal dengan sapu tanganku yang dia raih dari meja toiletku. Tanganku dia ikat kuat-kuat pakai tali rafiah bekas pengikat TV ke kisi-kisi ranjangku. Sementara kakiku ditahan dengan tubuhnya dengan kuat.
Aku terus berusaha berontak dengan tubuhku yang masih bebas untuk menggeliat menolak muka Paijan yang nyungsep ke dadaku yang hanya tinggal memakai BH. Kakiku juga masih berusaha melawan kendati tubuhnya sangat kuat menindihku. Aku mulai berpikir kalau aku bisa menendang selangkangannya pasti Paijan akan kesakitan. Tetapi aku nggak mampu. Bahkan tangan kanan Paijan yang telah menyingkap gaun malamku mulai menarik-narik celana dalamku. Aku mulai menangis putus asa. Bagaimanapun nafsu jahat Paijan akan kesampaian juga.
Dengan ini Paijan jadi tahu bahwa perlawananku tinggal setengah, selebihnya tinggal keputus asa-an dan penyerahan tubuhku yang siap untuk melampiaskan nafsu binatangnya. Hal ini membuat Paijan menjadi lebih gila dan mulai melepasi ikat pinggang kemudian memerosotkan celana panjangnya hingga ke pahanya. Aku memang semakin putus asa saat kurasakan Paijan berhasil menarik melepasi celana dalamku kemudian menguakkan selangkanganku dan menenggelamkan wajahnya ke kemaluanku. Dia merangsek menciumi dan menyedoti vaginaku. Aku tak bisa membayangkan lagi bagaimana perasaanku waktu itu. Kemaluanku yang berbulu tipis dengan bibir vaginanya yang sangat ranum dilumat-lumatnya yang terkadang sambil melepaskan gigitan-gigitan kecilnya.
Cukup puas menggarap kemaluanku kini wajah Paijan merangkaki perutku. Dengan bibirnya yang terus menjilati dan menyedoti tangan-tangannya melepasi BH-ku dan membetot keluar payudaraku yang memang sangat menggunung dan pasti menimbulkan nafsu birahi Paijan yang makin kesetanan ini. Kemudian dari jilatan dan sedotan di perutku bibirnya bergerak cepat beralih mengenyoti dengan sangat ganas buah dadaku yang sudah keluar dari BH yang sudah berantakkan ikatannya.
Dan di bawah sana kurasakan benda keras yang aku pastikan adalah penisnya mulai didorong-dorongkannya ke lubang vaginaku. Aku semakin benar-benar tidak melihat jalan keluar lagi. Aku dilanda kecemasan dan ketakutan yang amat sangat. Aku menjadi lumpuh dengan penuh sakit di hatiku. Aku terus menangis. Sopir gila ini benar-benar akan memperkosa aku. Edan. Gila. Benar-benar anjing kamu, Paijan.
Tetapi Paijan ternyata sangat professional untuk merubah penolakanku menjadi penantianku. Dengan bertumpu pada lumatan, isepan dan gigitan pada payudara dan pentil-pentilku yang sangat intens, Paijan mengembangkan variasi remasan dan rabaan pada bagian-bagian tubuhku yang paling sensitive. Terkadang jarinya seakan mencakar kasar untuk kemudian berubah mengelus lembut. Aku dipermainkan oleh gelombang sentuhan erotisnya. Aku tergiring untuk memasuki wilayah peka birahi yang demikian dahsyat. Aku nggak habis pikir, terkadang aku dibuatnya menunggu, apa lagi dan yang mana yang akan dirambah rabaannya. Dan itu merupakan siksaan yang paling aku benci. Menunggu Paijan,gairahsex.com menunggu rabaannya, sementara lidah dan bibirnya terus menggelitik payudara dan pentilku dengan disertai dengusan serta lenguhan nikmat yang sangat merangsang iba birahi siapapun yang mendengarnya. Rasanya dalam waktu yang singkat kini beralih aku yang terlanda kehausan. Birahiku seakan tercambuk untuk mendera nafsu libidoku. Ayoo, Paijan, cepatt.. yang mana lagi.., ayoo, kurang ajar benar sih, kamu..
Aku ngap-ngapan mengejar nafasku karena perbuatan Paijan ini. Kini situasinya jadi berbalik. Kini aku yang justru menginginkan Paijan dalam arti sesungguhnya untuk memperkosa aku habis-habisan. Kini aku berubah menjadi hewan betina yang menunggu dilahap rakus jantannya.
Dan ketika akhirnya kurasakan ujung penis Paijan mendesaki gerbang vaginaku. Bibir vaginaku kurasakan menebal dan menjadi sangat peka terhadap sentuhan. Aku sangat berharap penis Paijan cepat menembusi vaginaku. Aku goyangkan pantatku naik turun dan berputar cobek untuk menjemput dan menangkap batangan penis Paijan. Aku sudah demikian kegilaan menunggunya. Oohh.., Mas Dartoo, maafkan aku, ini bukan salahku, mass.. Kenapa kamu nggak pulang mengantar aku dulu kemudian kembali dengan urusan pekerjaanmu, demikian aku menangisi nasibku. Dan Paijan mulai dan terus mengocok-ocokkan penisnya secara intensif ke liang kemaluanku.
Dan saat akhirnya vaginaku menelan seluruh batangan penis itu, wwuuhh.. Aku dilanda nikmat yang sangat dahsyat. Kini aku mendesah dengan hebatnya. Dan lebih konyol lagi, kegatalan pada vaginaku terus memaksa pantatku bergoyang naik turun untuk menjemput penis Paijan agar menembusi lebih dalam lagi, dan bergoyang seperti “ngebor”, memutar pantat ke kanan dan ke kiri agar vaginaku bisa melumat batang penis untuk menggaruk dinding vaginaku yang nggak mampu aku tahan lagi rasa gatalnya. Dan inilah yang diharapkan Paijan sebagai tanda telah mampu menundukkan aku. Oocchh, ampuni aku Mas Dartoo..
Kini Paijan merasa tidak perlu terlampau ketat menahan meringkus aku. Bahkan dengan penuh keyakinan sumpal di mulutku dilepasnya. Paijan tahu aku telah berada di wilayah kenikmatan birahiku dan tak akan mungkin berteriak-teriak yang membuat kehilangan kenikmatan itu. Penisnya mulai dipompakan secara teratur dan cepat menembusi vaginaku. Dan cairan birahiku tak lagi bisa menyembunyikan hadirnya nafsu birahiku itu.
“Bu, enhak sekali ya, Bu .., Bu enhaakk, yaa..”, racau Paijan sambil menahan birahinya yang sudah demikian tak terkendali. Tetapi ucapan Paijan itu sama sekali tidak salah. Aku memang merasakan enak dan nikmatnya pemerkosaan ini. Bahkan kini aku benar-benar menggoyang-goyangkan pantatku karena kenikmatan yang menimpa diriku. Dan racauan mulutku mengalir menyahuti menyemangati racauan Paijan,
“Teruzzss Mas Paijan.., terusszz.., enhhaakk.., terusszzhh..”.
Semua menjadi serba cepat. Genjotan penis Paijan yang semakin kuat ngentot kemaluanku membuat susu-susuku tergoncang-goncang seperti terlanda gempa bumi. Aku merasa kehausan yang amat sangat. Aku minta Paijan menciumi bibirku. Kami saling melumat dengan ganas yang disebabkan gelombang dahsyat yang menerpa birahi kami. Dan kini aku merasa seluruh urat dan otot-otot tubuhku meregang. Aku merasa ada desakkan kuat yang harus meledak keluar dari dalam tubuhku. Dan kemudian aku merasakan aliran stroom jutaan watt hadir mengawali muncratnya cairan birahiku dari dalam kemaluanku. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat saat orgasmeku datang. Mataku membeliak-beliak menahan dera nikmat. Aku gigit pundak Paijan hingga terluka.
Aku belum pernah mendapatkan pengalaman nikmat macam ini selama perkawinanku dengan Mas Darto. Aku menjadi buas dan kehilangan perasaan malu. Aku meracau dan mengeluarkan ucapan-ucapan yang sangat seronok dan kotor yang seharusnya tidak keluar dari mulutku. Aku terdorong oleh nafsu birahiku yang menggelegak hebat mengucapkan nikmat luar biasa sambil merintih. Dan berbareng dengan itu, Paijan yang seperti orang gila semakin keras dan cepatnya memompa vaginaku hingga kudengar suara bijih pelirnya yang memukul-mukul bawah vaginaku. Paijan menyusul menyemprotkan air maninya yang sangat panas ke dalam vaginaku. Aku tak bisa bayangkan lagi betapa kuyupnya lubang kemaluanku. Air mani dan cairan birahiku membusa meleleh keluar menyertai keluar masuknya pompaan penis Paijan. Dan akhirnya semua berhenti.
Sepertinya Paijan lunglai menindih tubuhku dengan keringatnya yang mengalir deras dari tubuhnya, tetapi wajahnya yang juga basah yang nyungsep di belahan dadaku bibirnya masih pelan mengenyoti payudaraku dan penisnya yang terendam basah masih kurasakan tegang kaku dalam rongga kemaluanku. Walaupun terus terang aku mendapatkan kenikmatan seksual yang hebat dari paksaan Paijan tapi demi gengsiku kutolak tubuh Paijan dari tubuhku, aku ingin dia cepat menyingkir dari aku. Tetapi apa kata dia,
“Bu Darto, kemaluan ibu seperti kemaluan perawan, sangat sempit dan sangat nikmat. Penisku belum puas, Bu. Aku mau lagi. Aku mau ibu melayani aku lebih baik lagi. Aku pengin ngentot ibu lagi. Aku mau ibu menjilati penisku sebelum kumasukkan ke nonok ibu lagi”.
Edan kau Paijano.. Omonganmu sama sekali menghinaku. Kamu anggap apa aku ini? Memangnya aku tempat pelampiasan nafsu binatangmu? Memangnya aku budakmu? Pergi kau Paijan.. Pergi..!!, demikian aku berteriak padanya.
Terus terang aku berteriak bukan benar-benar menyuarakan hatiku. Aku hanya berteriak demi gengsiku. Aku akan menangis penuh penyesalan seandainya Paijan lantas dengan kecut meninggalkan aku. Terus terang kata-kata jorok brutal Paijan tadi tiba-tiba menjadi sensasi birahi yang menggelegak menghantam sanubari libidoku. Aku merasakan birahi nikmat mendengar kata penis belum puas, ngentot vaginaku, menjilati penisnya, ah, merinding dan bergetar merasakan betapa kata-kata itu menjadi demikian merangsang nafsu birahiku. Aku ingin mendengarnya lagi, aku ingin Paijan mengucapkannya lagi untukku. Aku ingin ada kata-kata yang lebih kotor lagi. Aku ingin Paijan mengucapkan keinginan kotornya padaku lagi.
Tetapi ternyata dia tidak bicara lagi. Dia bertindak. Dia mencabut dari vaginaku penisnya yang masih kuyup oleh lendir spermanya yang tercampur dengan cairan birahiku. Dia merangkaki tubuhku. Dia melangkahi payudaraku untuk mendekatkan penisnya ke wajahku. Untuk menjejalkan ke mulutku. Sungguh mati aku sangat jijik menghadapi ini. Mulutku belum pernah mencium apalagi mengulum penis. Aku sangat jijik karena memang belum pernah aku melakukannya walaupun suamiku sering minta agar aku melakukannya. Walaupun kedua tanganku masih tetap terikat, aku mati-matian menggeliat-geliat untuk berusaha menolaknya. Aku pandang hanya binatang saja yang melakukan cara macam ini. Tetapi Paijan yang menjadi demikian terbakar nafsunya melihat geliatan tubuhku tidak memintaku. Dia memaksa aku. Dia telah berhasil memperkosa kemaluanku, dan kini dia akan memaksa mulutku untuk menerima penisnya.
Dan Paijan memiliki banyak cara. Dia memencet hidungku hingga aku kesulitan mengambil nafas sampai mulutku terpaksa terbuka untuk bernafas. Pada saat itu penisnya langsung disodokkan dan dijejalkan ke mulutku. Reaksi pertamaku adalah gelagapan dan rasa muak yang tak terhingga. Aku mau muntah. Tetapi keinginan itu seketika lenyap ketika Paijan dengan tiba-tiba dan sangat kurang ajar meraih kepalaku, menjambak rambutku dan kemudian berkali-kali menampari pipiku. Kali ini aku sungguh-sunguh merasa direndahkan harga diriku. Seorang sopir macam Paijan beraninya menampar istri bossnya.
Tetapi Paijan sudah kerasukan setan. Dan yang hadir pada diriku kini bukan lagi gengsi tetapi ketakutan yang amat sangat pada orang yang kerasukan setan. Aku jadi terpaksa membiarkan penisnya yang disodok-sodokkan ke mulutku. Aku pasif, tidak menggerakkan mulutku sama sekali, tetapi Paijan kembali menamparku,
“Ayo, Bu, isep-isep penis enak, Bu, kulum, ayo, enak ini bu..”, antara ketakutan dan merinding birahi yang sangat, aku diserang gemetar hebat. Dan diluar kesadaranku akhirnya aku mengulum penisnya. Aku menggerakkan bibirku. Aku menjilatinya. Rasa asin yang menyergap lidahku membuat aku terkaget. Tetapi Paijan sama sekali tak memberikan aku ruang untuk menolak. Penisnya sedikit demi sedikt dijebloskan ke mulutku hingga menyentuh tenggorokanku. Kemudian ditariknya sedikit untuk kembali dijebloskannya lagi, demikian di ulang-ulanginya hingga aku jadi ber-adaptasi. Aroma sekitar selangkangannya yang semula sangat membuat aku mual kini tak terasa lagi. Rasa jijikku menyurut.
Paksaan yang tak bisa kutolak menggiring aku untuk kompromi. Aku menerima dengan setengah perasaanku, sementara aku mencoba meraba dimana kenikmatannya. Sampai-sampai orang-orang suka membicarakan hal macam begini, bagaimana rasa nikmat melakukan oral seksual dengan mengkulum dan mejilati penis lelakinya. Dan saat tangan Paijan juga meremasi buah dadaku dan memainkan pentilku aku tak bisa mengelak, nikmat birahi melumati penis lelaki segera merambati aku pelan, pelan, pelan dan kemudian menerkam diriku dengan hebatnya. Situasi serasa berbalik 180 derajat, akulah kini yang mengerang dan mendesah sambil dengan penuh penghayatan dan nafsu birahi aku memperdalam dan memompa penisnya dengan seluruh haribaan mulutku. Paijan tahu aku sudah bisa dia taklukkan. Dan aku merasakan gelinjang nikmat bagaimana sebagai perempuan terhormat ditaklukkan oleh penis supirnya.
Aku merasakan sensasi seksual sebagai budak nafsu supir boss suamiku. Kini aku menjadi pihak yang banyak menuntut. Aku ingin Paijan menumpahkan seluruh nafsunya ke tubuhku. Setiap tindakan kasarnya menambah nikmat birahiku. Keinginan untuk menyerah sebagai budak taklukannya merupakan ungkapan yang sangat sensasional untuk nafsu birahiku. Aku ingin direndahkan. Aku ingin dihina. Aku ingin dijajah oleh Paijan. Aku bahkan ingin disakitinya. Untuk itu aku berontak habis-habisan hingga penisnya lepas dari mulutku. Aku tendang sebisaku apa yang aku bisa tendang. Aku cakari tubuhnya. Aku maki dia dengan kasar,
“Anjing kamu Paijan, babi, setan!”, dan rupanya perlawananku langsung memancing kemarahannya. Aku ditamparinya hingga bibirku pecah dan berdarah. Dia memaki aku,
“Dasar pelacur kamu, cabo murahan, pemakan tai!”, katanya dengan kasar sambil meraih mukaku dengan kedua tangannya.
Dipegangnya mulutku pada rahang bawah dan atasnya. Dipaksakannya aku membuka mulutnya. Kemudian di ludahi mulutku. Dia ludahi lagi. Dia ludahi terus mulutku. Dia gumpalkan air liurnya ke bibirnya kemudian diludahkannya kemulutku. Dan setiap kali dia membuang ludahnya ke mulutku, setiap kali pula dia pencet hidungku hingga aku gelagapan dan terpaksa aku menelan ludahnya. Tiba-tiba merinding dingin dan gemetar seluruh tubuhku, seakan badai kutub utara menyergap aku. Seluruh saraf-saraf dan ototku mengejang. Aku merasa kegatalan birahi yang sangat pada kemaluanku dan membuat rasa ingin kencingku meledak-ledak. Aku tahu perlakuan kasar Paijan telah memancing nafsu birahiku dengan dahsyat. Dan kini aku akan kedatangan nikmat orgasme yang tak kuduga-duga akan secepat ini sebelumnya.
Aku sudah tenggelam dalam badai birahi yang tak lagi terkendali. Ludah Paijan telah mendongkrak libidoku dan mendorongku untuk kembali mencengkeram dan memepet-pepetkan selangkanganku ke tubuh Paijan sebagai ungkapan kegatalan vaginaku sambil aku merintih dengan histeris dan setengah teriak,
“Paijan, masukin penismu, Djo, entot aku lagi, Djo, tolong, entot aku lagi”, tentu saja dia heran akan sikapku yang berbalik 180 derajat.Dan langsung Paijan menyambut gembira histerisku itu. Tetapi dia tidak langsung menjawab permintaanku. Dia melepaskan terlebih dahulu tanganku dari ikatannya. Dia nampak begitu yakin bahwa aku telah benar-benar dia kalahkan. Dia ingin merasakan bagaimana aku akan sepenuhnya mengekspresikan kenikmatan yang dia berikan. Dia ingin aku menggunakan tangan-tanganku untuk memelukinya dikarenakan birahi yang membakar diriku.
Dengan penuh keyakinan dia kangkangkan selangkanganku. Dia arahkan penisnya ke vaginaku yang dengan serta-merta pantatku naik tinggi-tinggi menjemputnya. Penis itu langsung.. bleezzhh.. menghunjam dan ditelan vaginaku bulat-bulat. Dengan tanganku yang terbabas aku memeluki tubuh keringat Paijan dengan sepenuh puas hatiku. Dengan cepat pantatku goyang memutar dan memompa naik turun.
Saat orgasmeku benar-benar berada di depan gerbang puncak nikmat, aku berbalik dengan cepat ganti menindih tubuh Paijan. Doronganku adalah menghunjamkan penisnya untuk lebih dalam meruyak menusukki vaginaku. Dan saat itulah, cakar-cakarku melukai bahu Paijan dengan disertai teriakkan seperti anjing betina yang melonglong keenakkan dientot jantannya, orgasmeku akhirnya muncrat, tumpah ruah membuat vaginaku menjadi banjir dan kuyup. Dengan cepat kuterkam mulutnya dengan mulutku, kuhisap-isap lidah dan ludahnya untuk menghapus dahaga birahiku dan menuntaskan puncratan cairan birahiku. Kuhisap terus, kuhisap terus, kuhisap terus hingga akhirnya aku tergeletak lemas ke kasur pengantinku. Sepintas aku lihat Paijan bangkit dan meloco penisnya. Dia mengeluarkan spermanya beberapa saat kemudian disertai dengan teriakkan lepas birahinya dengan sekeras-kerasnya. Dia puncratkan sperma hangatnya ke tubuhku, ke dadaku, ke mukaku, ke rambutku. Sesudah ber-galon-galon spermanya tersedot keluar, Paijan jatuh lemas ke kasur di sebelahku. Aku terlena.
Entah berapa lama aku tertidur kecapaian hingga terbangun saat kulihat Paijan bergerak bangun. Mataku yang kini selalu terpaku pada penisnya melihat betapa penis gede itu belum nampak surut juga dari tegang kakunya. Penis itu masih nampak ber-ayun-ayun setiap kali pemiliknya bergerak ke-sana-kesini. Kulihat dia bergerak turun.
Dia balikkan tubuhku kemudian dia tarik kakiku hingga tungkai kakiku terjuntai ke lantai. Dia rabai lubang pantatku. Kemudian aku rasakan dia membenamkan wajahnya di sana untuk menciumi dan menjilati lubang analku. Rasa gatal yang sangat dengan cepat kembali menggelitik nafsu birahiku. Suamiku tak pernah menjilati pantatku, apalagi lubangnya sebagaimana yang dilakukan Paijan kini. Aku tidak berfikir lagi untuk menolaknya, rasanya Paijan sudah menaklukkan aku secara total, aku pasrah apa maunya saja. Saat dia menjilati dan menusukkan lidahnya ke lubang anusku aku langsung menggelinjang. Tanganku bergerak kebelakang meraih kepalanya, aku ingin Paijan lebih tenggelam lagi menjilat pantatku. Tetapi Paijan bergerak bangkit sambil beberapa kali meludahi lubang anusku. Dia tusukkan jar-jarinya ke lubang itu. Aku kesakitan dan mengaduh. Dia tidak ambil pusing.
Dan ketika penisnya dia asongkan ke analku, aku baru tahu, rupanya Paijan ingin melakukan sodomi padaku. Aku rasanya tak mampu berkutik. Aku menjadi tawanan yang sudah lunglai kehabisan tenaga untuk melawan musuhku. Dan saat rasa sakit yang langsung menerpa pantaku karena penis Paijan memaksakan untuk menembusinya, aku tak menahan diri lagi untuk berteriak sekeras-kerasnya. Aku benar-benar tak tahan menerima tusukkan penisnya di pantatku. Aku belum pernah merasakan sodomi, bahkan berpikir saja tak pernah.
Rasa panas dan pedih pada bibir dan dinding anusku tak tertahankan lagi. Aku berusaha berontak menghindar, tetapi justru membuat aku semakin terkunci oleh jepitan tubuhnya yang sambil terus menggerakkan pantatnya merangsek dan mendorong serta menarik penisnya memompa anusku. Kini aku benar-benar diperlakukan seperti anjing betina, Dengan setengah tengkurap di tepian ranjang dan kaki terjuntai ke tanah, aku dipaksa menerima peralakuan sodomi pada pantatku. Aku terguncang-guncang oleh sodokkan ritmisnya. Anusku terasa sangat panas seperti kecabean dan pedihnya luar biasa. Kembali aku menangis. Aku melolong karena rasa sakit yang amat sangat.
Paijan menikmati banget apa yang dia bisa raih dari tubuhku. Dengan terus menyodomi analku dia memelukku dari belakang, menciumi kudukku habis-habisan sambil tangannya merangkul tubuhku dan meremasi payudaraku. Kudengar nafasnya yang mengendus dengan buas menyertai nafsu birahinya yang benar-benar telah menjadi binatang liar yang tak terkendali lagi.
Saat akhirnya penis itu terus mempercepat pompaannya, aku tahu bahwa Tradjo telah mendekati puncak birahinya. Untuk yang kesekian kali dia akan menyemprotkan air maninya ke dalam tubuhku. Di antara panas dan pedih yang merobek-robek lubang pantatku aku terguncang-guncang di atas ranjang pengantinku sambil meraung kesakitan. Aku merasakan betapa sodomi ini begitu menyiksaku. Kepalaku langsung pening, mataku terasa menggelap ber-kunang-kunang. Kuremasi pinggiran kasurku dalam upaya menahan kepedihan itu. Yang aku pikirkan hanyalah kapan siksaan ini berhenti dan selesai. Aku nyaris kehilangan kesadaranku saat Paijan kembali menyemprotkan lahar panasnya di lubang analku. Lendirnya melicinkan bibir dan dindingnya hingga rasa sakit ini sedikit berkurang. Paijan kembali berteriak histeris, melolong bak anjing jantan yang telah memuasi betinanya. Kemudian kembali dia lemas dan rebah penuh keringat menindihi punggungku. Aku lemas sekali. Aku berharap Paijan sudah lemas dan puas pula hingga tidak lagi memaksa aku untuk menampung kebrutalannya lagi. Aku harap selekasnya Paijan meninggalkan aku. Aku sudah tak mampu lagi melayaninya. Percuma. Aku nggak akan mampu lagi menikmatinya. Dan harapanku benar terpenuhi.
Tetapi caranya sungguh menunjukkan kekurang-ajarannya. Tanpa memperhatikan keadaanku, tanpa ada omongan “ba bi Bu” enak saja Paijan turun dari ranjangku. Dengan tanpa mencuci apa-apa pada tubuhnya, ditariknya kembali celana panjangnya yang tetap nyangkut di pahanya dan menutup resluitingnya serta mengikat kembali ikat pinggangnya. Dan kemudian dengan se-enaknya dia ngeloyor pergi,
“Terima kasih, Bu. Maafin saya, ya, Bu”, demikian kering kata-katanya, seolah apa yang telah terjadi bukan hal yang luar biasa. Kemudian dengan sama sekali tidak menunggu reaksiku dengan cepat dia meninggalkan aku yang masih tergolek telanjang di tempat tidurku.
Sesudah lebih dari 1 jam dia melampiaskan nafsu hewaniahnya untuk mendapatkan kepuasan birahinya dengan cara memaksa menggauli aku, dengan menembusi vaginaku, mulutku dan yang terakhir lubang duburku tanpa khawatir akan suamiku yang bisa kapan saja muncul pulang tiba-tiba, kini sepertinya pahlawan yang meninggalkan musuhnya yang sedang sekarat dia pergi begitu saja tanpa tanda-tanda dan jejak yang bisa dijadikan alibi kecuali hatiku yang terluka dan bimbang.
Aku bimbang, benarkah Paijan telah memperkosa aku? Dengan kenikmatan yang begitu luar biasa yang kudapatkan dari pemerkosaku aku menerima perbuatan Paijan sebagai sesuatu yang tak akan pernah kusesali seumur hidupku. Masih pantaskah aku disebut istri yang setia bagi Mas Darto? Ah, lelaki dimana-mana sama saja, membingungkan. Dasar bajingan kamu, Jan.
Apakah aku harus mengalaminya kembali? mengingat aku telah merasakan kenikmatan yang luar biasa… Entahlah,… hanya waktu yang bisa menjawab. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Dewasa | Cerita Sex 2016 | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Cerita Ngentot 2016 Pasutri Memuaskan Birahi
certsexterbaru.blogspot.com - Cerita Sex, Cerita Dewasa Terbaru, Cerita Mesum, Cerita Ngentot, Gambar Foto Seks - Setelah menikah aku langsung mengikuti suami tinggal di Ibu Kota, Jakarta. Sebagai pegawai negeri suamiku hanya bisa kontrak rumah petak untuk tempat kami berteduh dan seseorang memiliki alamat untuk pulang. Sangat beda rasanya rumah di kota asalku Salatiga dimana hubungan antar manusia masih demikian kental dan saling manusia memanusiakan antara satu terhadap yang lain. Sementara di Jakarta yang aku rasakan pertemuan antar manusia semata-mata lebih didorong oleh adanya kebutuhan duniawi. Hubungan akan berarti baik apabila seseorang bisa memberikan manfaat dunia lebih besar dari yang lain. Di Jakarta orang lebih berhitung pada masalah jumlah dengan mengorbankan mutu. Kalau aku bisa memberi lebih banyak dari yang lain berarti aku lebih baik dari yang lain, dan pantas menerima sikap hormat yang lebih tinggi dari yang lain.
Demikianlah suamiku yang dosen Universitas Negeri yang notabene pegawai negeri dengan embel-embel Ir. di depan namanya plus MM di belakangnya tidak mampu meraih penampilan dan nilai yang layak di tengah masyarakat di sekitarku. Keluarga Mas Tarjo yang penjaga gudang di daerah Cakung yang mengkontrak petak di sebelah kananku rumahku lebih memiliki nilai karena tampilan dunianya jauh lebih dari tampilan kami. Itulah kenyataan metropolitan yang hingar bingar dan gegap gempita ini.
Kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus) kami berhimpitan hanya dibatasi oleh selembar gedek yang rawan bolong-bolong. Hanya sikap morallah yang membatasi kami dalam arti yang lebih jauh. Bagi kami, khususnya bagi aku dan Dik Narti istri Mas Tarjo tetangga sebelah, sumur adalah segala-galanya. Hampir 90% waktu kami habiskan di seputar sumur dan MCK-nya itu. Suami kami masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Bedanya kalau suamiku, Mas Naryo, seharian siang dia nggak ada di rumah, sementara kalau Dik Narti seharian malamnya suaminya jaga gudang di Cakung.
Antara para suami kami praktis jarang jumpa berpapasan karena waktu kesibukkannya yang terbalik. Sementara kami para istri juga kesibukan melayani suaminya jatuh pada waktu yang berbeda pula. Sebagai suami istri muda, Dik Narti baru keluar dari kamarnya menuju ke sumur baru sekitar jam 11 siang. Tentu dia harus siap melayani berbagai kebutuhan suaminya yang baru pulang setiap jam 6 pagi itu. Dan aku sendiri sebagaimana yang lain bercengkerama dengan suamiku pada malam harinya sepulang dari pekerjaannya. Kemungkinan penyimpangan hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya salah satu dari pasangan di antara kami ada yang sakit atau bepergian atau karena sebab yang lain. Suasana seperti itu juga terjadi di keluarga tetangga sekitar kami. Pada pagi hari rata-rata sepi. Anak-anak mereka pergi kesekolah dan para suami hampir seharian penuh mencari sandang pangan.
Telah 5 hari Dik Narti pulang ke desanya dengan maksud menjemput adiknya untuk diajak membantu di Jakarta. Ku lihat Mas Tarjo menyiapkan sendiri segala kebutuhan sehari-harinya yang mulai dia lakukan sekitar jam 10 atau 11 pagi, seusai tidur sepulang jaga malam. Dia mencuci pakaiannya, membersihkan rumah, mencuci perabot dapur dan sebagainya. Mau tidak mau aku sering berpapasan di seputar sumur yang memang kami pakai berdua keluarga. Walaupun begitu kami jarang saling bicara. Aku lebih senang begitu. Aku takut omongan tetangga yang gampang usil. Mas Tarjo hampir seharian selalu berpakaian minimum dengan alasan udara Jakarta yang panas. Tanpa “ewuh pekewuh” dia selalu hanya bercelana pendek dan melepas bajunya. Aku suka mencuri pandang. Postur tubuhnya yang cukup tinggi nampak kekar berotot,gairahsex.com sesuatu hal yang memang diperlukan untuk tugas semacam penjaga gudang dan semacamnya.
Pagi itu aku sedang masak di dapurku yang sempit. Panasnya udara Jakarta memaksa aku sendiri mondar-mandir di dapur dan sumur hanya menggunakan kutang dan kain yang kuikatkan se-enaknya ketika tiba-tiba Mas Tarjo muncul di pintu.
“Mbakyu Larsih, aku mau minta tolong sedikit, nih”, sambil terus nyelonong memasuki rumahku. Aku kaget, mau apa dia. Kulihat wajahnya kemerahan dengan matanya yang seperti kucing lapar melihat ikan asin menatap mataku. Aku merasakan sesuatu yang nggak begitu enak. Adakah yang sangat penting sehingga dia harus masuk ke rumahku tanpa permisi lebih dahulu? Antara khawatir dan ingin menolong tetanga aku bangun berdiri mengikuti langkahnya,
“Ada apa, Mas Tarjo?”, aku melihat matanya yang semakin menakutkanku,
“Jangan marah, ya Mbak. Masalahnya aku bener-bener nggak tahan, nih. Dik Narti kan sudah 5 hari pulang kampung. Aa.. kkuu.., mm.. maaf.., ya, mbak, tadi pagi saat pulang jaga malam aku mendengar mbak dan Mas Naryo masih ada di kamar sedang asyik masyuk”. Deg, hatiku. Kenapa Mas Tarjo teganya ngomong begitu padaku. Aku nggak sempat berpikir lebih jauh saat dengan serta merta dia meraih tubuhku dengan tangannya yang kuat membungkam mulutku kemudian beringsut merebahkan aku ke kasur kamarku yang memang hanya terpisah oleh dinding gedek dapurku. Dengan sigapnya dia jejalkan gombal dari kantongnya ke mulutku yang aku rasa telah dia siapkan sebelumnya. Kemudian dengan kekuatan ototnya ditelikungnya tanganku untuk dia ikatkan ke ranjangku. Aku langsung dilanda ketakutan yang amat sangat. Aku ingat suamiku, ingat sanak keluargaku. Mungkinkan Mas Tarjo mau membunuhku? Tetapi justru ketakutanku itulah yang membuat aku lemas dan langsung menyerah.
“mbak Larsih nggak usah takut, aku nggak akan nyakitin mbak, kok. Aku hanya perlu sebentar saja. Aku sudah pengin banget, nih. Tadi pagi saat Mas Naryo menyetubuhi mbak Larsih aku ngintip dari balik dinding”, dia berbisik dengan tajam ke telingaku untuk meyakinkan bahwa aku nggak akan disakitinya,
“Aku nggak tahan, mbak, tolongin aku, Mbak..”, dia langsung merangsek buah dadaku dengan buasnya. Aku melawan karena hal semacam ini tak pernah sama sekali terbit dalam pikiranku dan bayanganku.
“Aku nggak tahan bener, mbak.. Tolongin aku, mbak..”, kini ketiakku dia ruyaki sambil menyedoti dan menciumi habis-habisan. Dengan tanganku yang terikat sisa tenagaku sama sekali nggak sebanding dengan penjaga gudang berotot ini. Dengan kasar penuh nafsu kain penutup tubuhku dia tarik dan lepasi dengan mudahnya. Tangannya yang kasar dan kokoh itu langsung mengelus-elusi pahaku. Kemudian dengan cepat juga jari-jarinya menyeruak kekemaluanku. Aduh, nggak pernah terpikir olehku akan ada lelaki selain suamiku yang menyentuh barang kehormatanku ini. Aku tidak begitu saja bisa menerima kenyatan ini. Aku menangis pilu walaupun hanya air mataku saja yang menampakkan tangisku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sebagai tanda penolakanku akan perbuatan Mas Tarjo ini. Aku anggap dia sudah berlaku sangat tidak menghormati aku, suamiku, keluargaku. Aku sangat takut akan aib yang akn menimpa kami.
Tetapi Mas Tarjo terus membisiki aku,
“Tenang mbak Larsih, nggak apa-apa. Jangan takut, nggak ada yang bakalan tahu. Hanya kita berdua saja yang tahu. Aku berjanji untuk seumur hidupku hanya akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Benarkah? Penjaga gudang ini ternyata memang lihay. Benar atau tidak kata-katanya itu ternyata mampu memberikan aku kesejukkan, setidak-tidaknya melerai rasa takutku akan kemungkinan dia melukai atau menyakiti tubuhmu. Seakan aku memiliki pilihan, melawan dengan risiko dia akan bertindak brutal dengan menyakiti aku atau menyerah pasrah dengan risiko aku harus mengikuti dan memenuhi permintaannya. Dan menyadari akan keterbatasanku saat ini pilihan kedua akan memberikan padaku keselamatan fisikku. Hal-hal lain soal nantilah, yang penting aku selamat lebih dahulu.
Kini aku mulai merasakan secara rinci apa yang sedang dan kemungkinan akan dia lakukan padaku. Jari-jarinya yang terus menari-nari di kemaluanku terasa sangat menggelikan saraf-saraf peka birahimu. Aku mulai merasakan kenikmatan. Aku merasakan jari-jari Mas Tarjo sangat pintar membangkitkan kehausan birahiku.
Melihat aku bersikap menyerah dan pasrah dia semakin ganas melumati ketiak yang kemudian melata bergeser ke leherku kemudian juga ke tepian kupingku.
“mbak Larsih, mbak sangat cantik sekali. Aku tadi pagi mengintip mbak yang sedang digauli Mas Naryo, oh, mbak.., aku nggak tahan melihat wajah mbak yang menggelinjang menerima kenikmatan dari Mas Naryo. Sekarang mbak mesti nyobain kenikmatan dari aku, ya, mbak?”.
Kemudian dengan pelan tetapi pasti Mas Tarjo membelah selangkanganku. Dia menempatkan tubuhnya tepat di antara selangkanganku. Dan dengan sekejab aku merasakan sesuatu yang hangat panas mendesak-desaki kemaluanku. Aku sudah tahu, itu penisnya.
Rasa pasrah dan menyerahku hanya memberikan aku satu pilihan, nikmatilah. Dan aku mencoba mencari kenikmatannya. Saat Mas Tarjo terus mendesakkan penisnya dengan cara mendorong menaik-turunkan tubuhnya memompakan penisnya ke kemaluanku dengan refleks yang aku miliki aku menjemputinya.
Aku memutar-mutar bokongku kemudian menaik turunkannya untuk menjemput penisnya. Aku merasa mulai gatal di lubang vaginaku. Aku merasakan mulai mengalirnya cairan birahiku. Dan itu juga langsung diketahui oleh Mas Tarjo yang semakin cepat dan keras mendesakkan penisnya ke kemaluanku.
Dan tanpa ayal lagi, akhirnya seluruh batangan penis Mas Tarjo tenggelam dilahap kemaluanku. Hoohh.., aku tidak menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan yang sangat luar biasa di pagi hari ini. Penis Mas Tondi yang berada dalam terkaman vaginaku keluar masuk menggelitiki dinding-dinding peka vaginaku. Aku menggelinjang, mendesah dan merintih lirih. Aku ikut memompa mengimbamgi pompaan Mas Tarjo.Gairahsex
Mas Tarjo menatapku sesaat sementara penisnya terus memompa vaginaku. Kemudian dia lepaskan sumpal mulutku untuk selanjutnya dia daratkan bibirnya ke bibirku. Kami saling melumat. Aku merasa sangat kehausan. Lepas dari sumpal itu sungguh melegakan. Dan kini sikapku adalah ingin memberikan sepenuhnya kepuasan kepada Mas Tarjo. Aku sudah memasuki gerbang nafsuku sendiri. Aku juga ingin meraih madunya paksaan dan pemerkosaan dia atasku. Aku melumat habis-habisan mulutnya. Aku hisap-hisap lidahnya, aku sedoti ludahnya. Aku mengerang dan meracau,
“Mas Tarjo, maafin aku, ya.., aku tadi takut banget.., Mas Tarjo, uuhh.. Penismu ennaakk banget.. Mas Tarjo, maafin mbak Larsih, ya.. Mas Tondii.. teruszzhh.. ennhhaakk bangett..”, dan Tarjo terus memompakan penisnya ke vaginaku dengan mantab sekali. Kami telah meraih irama persanggamaan bersama. Kami sedang mengejar kepuasan puncak dari persanggamaan ini.
Akhirnya tali yang mengikat tangankupun dilepaskannya. Kini tak ada lagi pemerkosaan. Yang ada adalah kesepakatan bersama untuk meraih puncak nikmat birahi. Keringat mulai membanjir dari tubuh-tubuh kami. Mas Tarjo menggenjot dan aku menjemput. Kakiku kunaikkan ke pundaknya hingga penis Mas Tarjo terasa mentok menyentuh rahimku. Nikmat yang kurasakan sungguh luar biasa. Dari penyebab awalnya dimana norma sopan dan adab tak lagi dijadikan batasan membuat aku juga bisa berlaku saenakku, kini kurenggut kepala Mas Tarjo. Kudekatkan ke wajahku dan kuenyoti bibirnya sambil kujambaki rambutnya. Vaginaku yang gatalnya semakin nggak ketulungan membuat aku jadi buas, binal dan liar tidak sebagaimana saat aku bersanggama dengan suamiku selama ini.
Aku menggelinjang-gelinjang dengan sangat hebatnya. Aku berteriak histeris tertahan sebagai wujud pelampiasan nafsu birahiku yang tak terkendali ini. Aku ingin dipuaskan sejadi-jadinya. Aku berguling. Dengan rambutku yang telah lepas terurai dari ikatannya dan dengan keringat yang semakin membasah mengucur dari tubuhku aku tumpakin tubuh Mas Tarjo. Aku desakkan habis-habisan vaginaku ke penisnya untuk menggaruk lebih keras kegatalan di dalamnya. Aku sangat gelisah dan resah menunggu hadirnya orgasmeku. Setiap kali aku mendongak dan menyibakkan rambutku kemudian kembali menunduk histeris.gairahsex.com Tangan-tanganku mencekal gumpalan dada Mas Tarjo hingga kuku-kukuku menancap dalam ke dagingnya. Rasa gatal yang sangat mendesaki vaginaku, aku tahu bahwa tak akan lama cairan birahiku akan tumpah ruah. Aku sudah demikian lupa diriku.
Akhirnya kami sama-sama mencapai kepuasan puncak kami. Cairan hangat yang menyemprot dari penis Mas Tarjo ke dalam vaginaku langsung disambut dengan muntahan berlimpah cairan birahi vaginaku. Aku langsung tersungkur sementara kedutan-kedutan penis Mas Tarjo belum sepenuhnya usai.
Aku masih melamun dalam penyesalan saat Mas Tarjo bangkit dari ranjangku. Dia mencium keningku dan berlalu. Kudengar bisikan terima kasih dari bibirnya. Saat aku ingin sekali lagi menangkap untuk mengecupnya dia telah hilang di balik pintu.
Siang itu aku tidak masak. Rasa penat disekujur tubuhku membuat aku bermalasan sepanjang hari itu. Saat Mas Naryo pulang kulihat dia membawa bungkusan plastik di tangannya. Dia membawa mie goreng dan fuyunghai kesukaanku. Seakan aku melupakan apa yang telah terjadi siang tadi kini aku duduk makan bersama suamiku dengan perasaan penuh galau. Pada Mas Naryo aku sampaikan keinginanku untuk beberapa waktu aku pulang mudik. Aku bilang sudah kangen sama sanak famili di Salatiga. Mas Naryo menatap aku, menatap mataku. Dia berusaha membaca relung hatiku. Dia setuju aku pulang. Dia menyadari bahwa aku masih dalam proses adaptasi dalam menyelami kehidupan Jakarta. Dia akan menjemputku saat kembali ke Jakarta nanti.
Rupanya permintaanku pulang dia sambut dengan sebuah rencana yang memberikan kejutan bagiku. Sesudah barang tiga minggu dengan penuh rindu aku menunggu jemputan Mas Naryo, dia menelponku. Dia bilang bahwa tidak bisa datang menjemputku karena kesibukkan di kampusnya. Tetapi dia telah mengirimkan 5 lembar tiket Garuda yang bisa aku ambil di kantor Garuda Semarang. Dia minta supaya aku mengajak serta kedua orang tuaku dan 2 orang adikku yang sedang liburan sekolah. Sesuai dengan hari yang ditetapkan Mas Naryo menjemputku di bandara Sukarno Hatta dengan sebuah Kijang baru. Aku heran ternyata Mas Naryo bisa menyopir mobil sendiri.
Dan kejutan yang paling hebat dari Mas Naryo adalah saat mobil Kijang ini tidak meluncur ke rumah yang kukenal sebagai rumah kami selama ini. Melalui jalan tol Jagorawi Mas Naryo membawa mobilnya ke kompleks perumahan dosen di Cibubur. Kami memasuki rumah baru kami yang besar dan luas. Segala barang-barang dari rumah lama telah dipindahkan seluruhnya ke rumah baru ini. Aku melihat bagaimana orang tuaku dan adik-adikku menyambut gembira atas limpahan rejeki dan rahmat kepada kami. Di depan mereka Mas Naryo merangkul aku dan mencium pipiku yang kusambut dengan sepenuh hangat hatiku. Aku membulatkan tekadku untuk sepenuhnya mengabdi dan mendukung segala usaha dan karier Mas Naryo suamiku. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Kumpulan Cerita Dewasa | Cerita Sex | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Demikianlah suamiku yang dosen Universitas Negeri yang notabene pegawai negeri dengan embel-embel Ir. di depan namanya plus MM di belakangnya tidak mampu meraih penampilan dan nilai yang layak di tengah masyarakat di sekitarku. Keluarga Mas Tarjo yang penjaga gudang di daerah Cakung yang mengkontrak petak di sebelah kananku rumahku lebih memiliki nilai karena tampilan dunianya jauh lebih dari tampilan kami. Itulah kenyataan metropolitan yang hingar bingar dan gegap gempita ini.
Kebutuhan MCK (mandi, cuci dan kakus) kami berhimpitan hanya dibatasi oleh selembar gedek yang rawan bolong-bolong. Hanya sikap morallah yang membatasi kami dalam arti yang lebih jauh. Bagi kami, khususnya bagi aku dan Dik Narti istri Mas Tarjo tetangga sebelah, sumur adalah segala-galanya. Hampir 90% waktu kami habiskan di seputar sumur dan MCK-nya itu. Suami kami masing-masing sibuk dengan pekerjaannya. Bedanya kalau suamiku, Mas Naryo, seharian siang dia nggak ada di rumah, sementara kalau Dik Narti seharian malamnya suaminya jaga gudang di Cakung.
Antara para suami kami praktis jarang jumpa berpapasan karena waktu kesibukkannya yang terbalik. Sementara kami para istri juga kesibukan melayani suaminya jatuh pada waktu yang berbeda pula. Sebagai suami istri muda, Dik Narti baru keluar dari kamarnya menuju ke sumur baru sekitar jam 11 siang. Tentu dia harus siap melayani berbagai kebutuhan suaminya yang baru pulang setiap jam 6 pagi itu. Dan aku sendiri sebagaimana yang lain bercengkerama dengan suamiku pada malam harinya sepulang dari pekerjaannya. Kemungkinan penyimpangan hanya terjadi pada saat-saat tertentu, misalnya salah satu dari pasangan di antara kami ada yang sakit atau bepergian atau karena sebab yang lain. Suasana seperti itu juga terjadi di keluarga tetangga sekitar kami. Pada pagi hari rata-rata sepi. Anak-anak mereka pergi kesekolah dan para suami hampir seharian penuh mencari sandang pangan.
Telah 5 hari Dik Narti pulang ke desanya dengan maksud menjemput adiknya untuk diajak membantu di Jakarta. Ku lihat Mas Tarjo menyiapkan sendiri segala kebutuhan sehari-harinya yang mulai dia lakukan sekitar jam 10 atau 11 pagi, seusai tidur sepulang jaga malam. Dia mencuci pakaiannya, membersihkan rumah, mencuci perabot dapur dan sebagainya. Mau tidak mau aku sering berpapasan di seputar sumur yang memang kami pakai berdua keluarga. Walaupun begitu kami jarang saling bicara. Aku lebih senang begitu. Aku takut omongan tetangga yang gampang usil. Mas Tarjo hampir seharian selalu berpakaian minimum dengan alasan udara Jakarta yang panas. Tanpa “ewuh pekewuh” dia selalu hanya bercelana pendek dan melepas bajunya. Aku suka mencuri pandang. Postur tubuhnya yang cukup tinggi nampak kekar berotot,gairahsex.com sesuatu hal yang memang diperlukan untuk tugas semacam penjaga gudang dan semacamnya.
Pagi itu aku sedang masak di dapurku yang sempit. Panasnya udara Jakarta memaksa aku sendiri mondar-mandir di dapur dan sumur hanya menggunakan kutang dan kain yang kuikatkan se-enaknya ketika tiba-tiba Mas Tarjo muncul di pintu.
“Mbakyu Larsih, aku mau minta tolong sedikit, nih”, sambil terus nyelonong memasuki rumahku. Aku kaget, mau apa dia. Kulihat wajahnya kemerahan dengan matanya yang seperti kucing lapar melihat ikan asin menatap mataku. Aku merasakan sesuatu yang nggak begitu enak. Adakah yang sangat penting sehingga dia harus masuk ke rumahku tanpa permisi lebih dahulu? Antara khawatir dan ingin menolong tetanga aku bangun berdiri mengikuti langkahnya,
“Ada apa, Mas Tarjo?”, aku melihat matanya yang semakin menakutkanku,
“Jangan marah, ya Mbak. Masalahnya aku bener-bener nggak tahan, nih. Dik Narti kan sudah 5 hari pulang kampung. Aa.. kkuu.., mm.. maaf.., ya, mbak, tadi pagi saat pulang jaga malam aku mendengar mbak dan Mas Naryo masih ada di kamar sedang asyik masyuk”. Deg, hatiku. Kenapa Mas Tarjo teganya ngomong begitu padaku. Aku nggak sempat berpikir lebih jauh saat dengan serta merta dia meraih tubuhku dengan tangannya yang kuat membungkam mulutku kemudian beringsut merebahkan aku ke kasur kamarku yang memang hanya terpisah oleh dinding gedek dapurku. Dengan sigapnya dia jejalkan gombal dari kantongnya ke mulutku yang aku rasa telah dia siapkan sebelumnya. Kemudian dengan kekuatan ototnya ditelikungnya tanganku untuk dia ikatkan ke ranjangku. Aku langsung dilanda ketakutan yang amat sangat. Aku ingat suamiku, ingat sanak keluargaku. Mungkinkan Mas Tarjo mau membunuhku? Tetapi justru ketakutanku itulah yang membuat aku lemas dan langsung menyerah.
“mbak Larsih nggak usah takut, aku nggak akan nyakitin mbak, kok. Aku hanya perlu sebentar saja. Aku sudah pengin banget, nih. Tadi pagi saat Mas Naryo menyetubuhi mbak Larsih aku ngintip dari balik dinding”, dia berbisik dengan tajam ke telingaku untuk meyakinkan bahwa aku nggak akan disakitinya,
“Aku nggak tahan, mbak, tolongin aku, Mbak..”, dia langsung merangsek buah dadaku dengan buasnya. Aku melawan karena hal semacam ini tak pernah sama sekali terbit dalam pikiranku dan bayanganku.
“Aku nggak tahan bener, mbak.. Tolongin aku, mbak..”, kini ketiakku dia ruyaki sambil menyedoti dan menciumi habis-habisan. Dengan tanganku yang terikat sisa tenagaku sama sekali nggak sebanding dengan penjaga gudang berotot ini. Dengan kasar penuh nafsu kain penutup tubuhku dia tarik dan lepasi dengan mudahnya. Tangannya yang kasar dan kokoh itu langsung mengelus-elusi pahaku. Kemudian dengan cepat juga jari-jarinya menyeruak kekemaluanku. Aduh, nggak pernah terpikir olehku akan ada lelaki selain suamiku yang menyentuh barang kehormatanku ini. Aku tidak begitu saja bisa menerima kenyatan ini. Aku menangis pilu walaupun hanya air mataku saja yang menampakkan tangisku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku sebagai tanda penolakanku akan perbuatan Mas Tarjo ini. Aku anggap dia sudah berlaku sangat tidak menghormati aku, suamiku, keluargaku. Aku sangat takut akan aib yang akn menimpa kami.
Tetapi Mas Tarjo terus membisiki aku,
“Tenang mbak Larsih, nggak apa-apa. Jangan takut, nggak ada yang bakalan tahu. Hanya kita berdua saja yang tahu. Aku berjanji untuk seumur hidupku hanya akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Benarkah? Penjaga gudang ini ternyata memang lihay. Benar atau tidak kata-katanya itu ternyata mampu memberikan aku kesejukkan, setidak-tidaknya melerai rasa takutku akan kemungkinan dia melukai atau menyakiti tubuhmu. Seakan aku memiliki pilihan, melawan dengan risiko dia akan bertindak brutal dengan menyakiti aku atau menyerah pasrah dengan risiko aku harus mengikuti dan memenuhi permintaannya. Dan menyadari akan keterbatasanku saat ini pilihan kedua akan memberikan padaku keselamatan fisikku. Hal-hal lain soal nantilah, yang penting aku selamat lebih dahulu.
Kini aku mulai merasakan secara rinci apa yang sedang dan kemungkinan akan dia lakukan padaku. Jari-jarinya yang terus menari-nari di kemaluanku terasa sangat menggelikan saraf-saraf peka birahimu. Aku mulai merasakan kenikmatan. Aku merasakan jari-jari Mas Tarjo sangat pintar membangkitkan kehausan birahiku.
Melihat aku bersikap menyerah dan pasrah dia semakin ganas melumati ketiak yang kemudian melata bergeser ke leherku kemudian juga ke tepian kupingku.
“mbak Larsih, mbak sangat cantik sekali. Aku tadi pagi mengintip mbak yang sedang digauli Mas Naryo, oh, mbak.., aku nggak tahan melihat wajah mbak yang menggelinjang menerima kenikmatan dari Mas Naryo. Sekarang mbak mesti nyobain kenikmatan dari aku, ya, mbak?”.
Kemudian dengan pelan tetapi pasti Mas Tarjo membelah selangkanganku. Dia menempatkan tubuhnya tepat di antara selangkanganku. Dan dengan sekejab aku merasakan sesuatu yang hangat panas mendesak-desaki kemaluanku. Aku sudah tahu, itu penisnya.
Rasa pasrah dan menyerahku hanya memberikan aku satu pilihan, nikmatilah. Dan aku mencoba mencari kenikmatannya. Saat Mas Tarjo terus mendesakkan penisnya dengan cara mendorong menaik-turunkan tubuhnya memompakan penisnya ke kemaluanku dengan refleks yang aku miliki aku menjemputinya.
Aku memutar-mutar bokongku kemudian menaik turunkannya untuk menjemput penisnya. Aku merasa mulai gatal di lubang vaginaku. Aku merasakan mulai mengalirnya cairan birahiku. Dan itu juga langsung diketahui oleh Mas Tarjo yang semakin cepat dan keras mendesakkan penisnya ke kemaluanku.
Dan tanpa ayal lagi, akhirnya seluruh batangan penis Mas Tarjo tenggelam dilahap kemaluanku. Hoohh.., aku tidak menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan yang sangat luar biasa di pagi hari ini. Penis Mas Tondi yang berada dalam terkaman vaginaku keluar masuk menggelitiki dinding-dinding peka vaginaku. Aku menggelinjang, mendesah dan merintih lirih. Aku ikut memompa mengimbamgi pompaan Mas Tarjo.Gairahsex
Mas Tarjo menatapku sesaat sementara penisnya terus memompa vaginaku. Kemudian dia lepaskan sumpal mulutku untuk selanjutnya dia daratkan bibirnya ke bibirku. Kami saling melumat. Aku merasa sangat kehausan. Lepas dari sumpal itu sungguh melegakan. Dan kini sikapku adalah ingin memberikan sepenuhnya kepuasan kepada Mas Tarjo. Aku sudah memasuki gerbang nafsuku sendiri. Aku juga ingin meraih madunya paksaan dan pemerkosaan dia atasku. Aku melumat habis-habisan mulutnya. Aku hisap-hisap lidahnya, aku sedoti ludahnya. Aku mengerang dan meracau,
“Mas Tarjo, maafin aku, ya.., aku tadi takut banget.., Mas Tarjo, uuhh.. Penismu ennaakk banget.. Mas Tarjo, maafin mbak Larsih, ya.. Mas Tondii.. teruszzhh.. ennhhaakk bangett..”, dan Tarjo terus memompakan penisnya ke vaginaku dengan mantab sekali. Kami telah meraih irama persanggamaan bersama. Kami sedang mengejar kepuasan puncak dari persanggamaan ini.
Akhirnya tali yang mengikat tangankupun dilepaskannya. Kini tak ada lagi pemerkosaan. Yang ada adalah kesepakatan bersama untuk meraih puncak nikmat birahi. Keringat mulai membanjir dari tubuh-tubuh kami. Mas Tarjo menggenjot dan aku menjemput. Kakiku kunaikkan ke pundaknya hingga penis Mas Tarjo terasa mentok menyentuh rahimku. Nikmat yang kurasakan sungguh luar biasa. Dari penyebab awalnya dimana norma sopan dan adab tak lagi dijadikan batasan membuat aku juga bisa berlaku saenakku, kini kurenggut kepala Mas Tarjo. Kudekatkan ke wajahku dan kuenyoti bibirnya sambil kujambaki rambutnya. Vaginaku yang gatalnya semakin nggak ketulungan membuat aku jadi buas, binal dan liar tidak sebagaimana saat aku bersanggama dengan suamiku selama ini.
Aku menggelinjang-gelinjang dengan sangat hebatnya. Aku berteriak histeris tertahan sebagai wujud pelampiasan nafsu birahiku yang tak terkendali ini. Aku ingin dipuaskan sejadi-jadinya. Aku berguling. Dengan rambutku yang telah lepas terurai dari ikatannya dan dengan keringat yang semakin membasah mengucur dari tubuhku aku tumpakin tubuh Mas Tarjo. Aku desakkan habis-habisan vaginaku ke penisnya untuk menggaruk lebih keras kegatalan di dalamnya. Aku sangat gelisah dan resah menunggu hadirnya orgasmeku. Setiap kali aku mendongak dan menyibakkan rambutku kemudian kembali menunduk histeris.gairahsex.com Tangan-tanganku mencekal gumpalan dada Mas Tarjo hingga kuku-kukuku menancap dalam ke dagingnya. Rasa gatal yang sangat mendesaki vaginaku, aku tahu bahwa tak akan lama cairan birahiku akan tumpah ruah. Aku sudah demikian lupa diriku.
Akhirnya kami sama-sama mencapai kepuasan puncak kami. Cairan hangat yang menyemprot dari penis Mas Tarjo ke dalam vaginaku langsung disambut dengan muntahan berlimpah cairan birahi vaginaku. Aku langsung tersungkur sementara kedutan-kedutan penis Mas Tarjo belum sepenuhnya usai.
Aku masih melamun dalam penyesalan saat Mas Tarjo bangkit dari ranjangku. Dia mencium keningku dan berlalu. Kudengar bisikan terima kasih dari bibirnya. Saat aku ingin sekali lagi menangkap untuk mengecupnya dia telah hilang di balik pintu.
Siang itu aku tidak masak. Rasa penat disekujur tubuhku membuat aku bermalasan sepanjang hari itu. Saat Mas Naryo pulang kulihat dia membawa bungkusan plastik di tangannya. Dia membawa mie goreng dan fuyunghai kesukaanku. Seakan aku melupakan apa yang telah terjadi siang tadi kini aku duduk makan bersama suamiku dengan perasaan penuh galau. Pada Mas Naryo aku sampaikan keinginanku untuk beberapa waktu aku pulang mudik. Aku bilang sudah kangen sama sanak famili di Salatiga. Mas Naryo menatap aku, menatap mataku. Dia berusaha membaca relung hatiku. Dia setuju aku pulang. Dia menyadari bahwa aku masih dalam proses adaptasi dalam menyelami kehidupan Jakarta. Dia akan menjemputku saat kembali ke Jakarta nanti.
Rupanya permintaanku pulang dia sambut dengan sebuah rencana yang memberikan kejutan bagiku. Sesudah barang tiga minggu dengan penuh rindu aku menunggu jemputan Mas Naryo, dia menelponku. Dia bilang bahwa tidak bisa datang menjemputku karena kesibukkan di kampusnya. Tetapi dia telah mengirimkan 5 lembar tiket Garuda yang bisa aku ambil di kantor Garuda Semarang. Dia minta supaya aku mengajak serta kedua orang tuaku dan 2 orang adikku yang sedang liburan sekolah. Sesuai dengan hari yang ditetapkan Mas Naryo menjemputku di bandara Sukarno Hatta dengan sebuah Kijang baru. Aku heran ternyata Mas Naryo bisa menyopir mobil sendiri.
Dan kejutan yang paling hebat dari Mas Naryo adalah saat mobil Kijang ini tidak meluncur ke rumah yang kukenal sebagai rumah kami selama ini. Melalui jalan tol Jagorawi Mas Naryo membawa mobilnya ke kompleks perumahan dosen di Cibubur. Kami memasuki rumah baru kami yang besar dan luas. Segala barang-barang dari rumah lama telah dipindahkan seluruhnya ke rumah baru ini. Aku melihat bagaimana orang tuaku dan adik-adikku menyambut gembira atas limpahan rejeki dan rahmat kepada kami. Di depan mereka Mas Naryo merangkul aku dan mencium pipiku yang kusambut dengan sepenuh hangat hatiku. Aku membulatkan tekadku untuk sepenuhnya mengabdi dan mendukung segala usaha dan karier Mas Naryo suamiku. TAMAT
Repost By : certsexterbaru.blogspot.com - Kumpulan Cerita Dewasa | Cerita Sex | Cerita Ngentot. Sobat bisa membaca cerita Panas lainnya di website ini, karena di website ini tersaji kumpulan cerita HOT terbaik dan selalu update setiap harinya. Baca artikel referensi lainnya di bawah ini.
Langganan:
Postingan (Atom)